8. Sah?

4.4K 138 2
                                    


Hari pernikahan sudah semakin dekat, mama sudah memberi petuah ini itu untuk menjadi istri yang baik. Aku hanya bisa mendengarnya tapi tidak terlalu memmikirkannya, mungkin istilahnya masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Aku juga sudah tidak bertemu lagi dengan kak Rio, bukan karena dipingit atau apalah itu. Tapi karena kita sama sama sibuk. Aku sekarang yang bekerja sebagai sekertaris di perusahaan papa, awalnya papa menolak tetapi karena bujukanku akhirnya papa mengabulkannya. Lagian untuk apa aku mengenyam pendidikan tinggi tinggi kalau akhirnya aku hanya berdiam diri dirumah seperti ini. Kak Rio, dia mungkin sekarang sibuk karena sudah bekerja sebagai dokter umum di salah satu rumah sakit terbesar di kota ini, tentu karena usahanya sendiri.

Terakhir aku bertemu dengannya saat kami membeli cincin itu selebihnya tidak sama sekali, komunikasi juga tidak ada, terakhir dia menghubungiku mungkin 3 hari yang lalu saat dia sudah bekerja dan selebihnya tidak sama sekali.

Sekarang aku berada di butik untuk fitting gaun pengantin, urusan gaun aku menyerahkannya kepada para mama yang memang sudah ahli dalam urusan seperti itu, ah sepertinya kak Rio juga akan datang tapi dia akan menyusul karena kata mama ira dia akan kesini saat jam makan siang. Aku tidak tahu menahu soal dia, dia tidak menghubungiku jadi untuk apa aku duluan yang menghubunginya?

 Aku tidak tahu menahu soal dia, dia tidak menghubungiku jadi untuk apa aku duluan yang menghubunginya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaun pernikahan yang indah berada di depanku, ini sesuai dengan seleraku. Simple tapi terkesan mewah, tidak terlalu terbuka dan tidak terlalu menjuntai ke lantai seperti di film film. Apakah ini gaun yang akan digunakan olehku? Aku terus memandangi gaun itu takjub sampai sebuah suara menyadarkanku.

"kamu suka?" tanya mama Ira.

Aku tersenyum "suka mah" jawabku singkat.

"syukurlah kalau kamu suka" tambah mama ira lagi.

Beberapa saat kemudian mamaku datang dengan diikuti kak Rio dibelakangnya. Dia masih dalam setelah formal, mungkin benar jika dia datang pada jam istrahatnya. Dia melihatku dan tersenyum simpul, akupun membalasnya.

Kami memakai setelan gaun pernikahan kami, aku dengan gaunku dan kak rio dengan tuxedo nya. Mungkin aku harus mengakui jika dia terlihat tampan dengan setelan itu.

"wah kalian cocok sekali" ujar mama dengan berbinar.
"iya benar ris, cantik dan ganteng duh anak anak mama" imbuh mama ira.
Kak Rio menatapku dan tersenyum, apa benar jika aku cantik dalam balutan gaun ini? Entahlah yang penting aku suka dengan gaun ini.

Karena sudah memutuskan gaun mana yang akan kami ambil maka sekarang kami memasuki ruang ganti masing masing untuk melepas setelan gaun pernikahan ini.

Sekarang kami sudah berkumpul lagi dengan mama dan mama ira. "kami mau mengurusi gedung resepsi pernikahan, sekarang kalian makan diluar aja ya, sekalian Rio anterin w
Windy pulang" ujar mama Ira.

"iya ma"

🍄🍄🍄

Wedding day

Hari ini adalah hari yang paling dinanti oleh kedua keluarga dimana anak anak mereka akan terikan terikat dalam ikatan suci yaitu pernikahan. Tidak banyak yang hadir dalam acara ijab qabul pagi ini yang diadakan di kediaman keluarga Lesmana. Yang datang hanya sanak keluarga dari kedua mempelai.

"saya terima nikahnya Natasya Windyanica Lesmana binti Heru Lesmana dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" ucap Rio mantap dengan satu tarikan nafas.

"bagaimana saksi? Sah?" tanya sang penghulu kepada saksi yang ada di samping mereka.

"sahh.."

Semuanya menghela nafas lega, terutama Rio. Rio berhasil mengucapkannya dalam 1 kali tanpa mengulang.

Windy dan mamanya yang menyaksikannya dari dalam kamar melalui layar juga terharu. Windy tidak menyangka secepat ini ia sudah menjadi seorang istri.

"ayo nak kita keluar, Rio sudah selesai mengikrarkan ijab qabul" ajak mamanya dengan sedikit uraian air mata yang tak begitu terlihat.

Windy yang menyadari mamanya menangis segera menghapus air mata mamanya dengan pelan, takut merusak riasan mamanya "mama jangan nangis" ujar windy.

Tanpa terasa diriinya juga menitikan air mata sama seperti mamanya.

"mama bahagia nak, ayo kita turun" ajak mamanya sambil tersenyum senang.

Windy yang melihatnya pun bahagia melihat mamanya tersenyum karena dirinya.

Windy yang digandeng mamanya sedang menuruni tangga dengan menggunakan kebaya putih dan riasan yang sederhana namun dapat memancarkan kecantikannya. Semua mata menatapnya dengan tersenyum.

Ia sudah sampai di samping Rio dan mencim tangannya. Rio pun membalasnya dengan mencium keningnya dengan sedikit canggung karena ini merupakan yang pertama kali bagi mereka.

🎊🎊

"kalian istirahat dulu, nanti kita masih ada acara resepsi" titah Riska kepada keduanya saat acara ijab qabul telah usai dan tamu yang hadir sudah meninggalkan kediamannya.

"iya ma, kalo gitu Windy ke kamar dulu" jawab Windy. Windy langsung meninggalkan mamanya dan Rio untuk beristirahat di kamarnya karena cepat cepat ingin membersihkan riasannya.

Rio kebingungan karena Windy meninggalkannya, ia juga ingin istirahat karena semalaman ia tidak bisa tidur nyenyak. "e.. ma, Rio istirahat dimana ya?" tanyanya sedikit pelan pada seseorang yang sudah menjadi mertuanya itu.

Riska menepuk keningnya. "duh itu anak, ayo kamu mama antar ke kamar Windy. Sudah menikah tapi masih saja ceroboh" ujar Riska sambil mendumel karena anaknya yang meninggalkan suaminya begitu saja, padahal hari ini adalah hari pertama dia menjadi istri batinnya.

Rio mengikuti riska di belakangnya menuju lantai 2 dimana letak kamar istrinya, Windy. Riska berhenti di sebuah pintu yang batin Rio mengatakan jika ini adalah kamar istrinya itu.
"nak Rio, mama minta tolong. Tolong jagain Windy bagaimanapun sifat dia. Dia kadang ceroboh dan susah diatur. Bimbing dia supaya jadi istri yang baik" Ucap Riska pada menantunya itu dengan sedikit haru.

"iya ma pasti, itu udah jadi tanggung jawab rio" jawab Rio sambil tersenyum.

Rio tau jika tidak mudah melepas anak satu satunya untuk menjalani kehidupan baru dengan orang lain. Tapi ia akan berusaha untuk tidak membuat orang tua Windy kecewa.

Riska tersenyum penuh arti.

"Yasudah sekarang kamu istirahat, ini kamar Windy. Mama tinggal dulu" ucap Riska sambil meninggalkan Rio untuk kembali ke kamarnya sendiri.

Let's Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang