"Gimana? Lo pergi gak?" Tanya Deka saat selesai menemui atasan mereka.
Mereka berdua mendapat tugas opsional untuk menjadi sukarelawan di luar kota yang sedang terkena bencana alam.
"Kalo gue gak pergi gakpapa kan?"
"Gakpapa lah. Kan tadi Dr. Bima bilang kalo itu buat yang mau aja. Ini sukarelawan bro" ujar Deka pada Rio yang mungkin bimbang akan pergi atau tidak.
"Kalo lo?" Tanya Rio.
"Kalo gue pergi." Jawab Deka mantap.
"Kenapa?"
Deka menyerngit, ia tak habis pikir dengan pertanyaan Rio.
"Kita dokter men. Kalo menurut gue sih selagi kita bisa bantuin mereka yang kesusahan kenapa kita gak pergi? Lagian mereka kan korban bencana juga, pasti mereka susahnya dua kali lipat." Terang Deka bijak.
Rio hanya diam. Mereka masih melanjutkan jalannya untuk kembali ke ruangan dimana mereka bekerja.
Rio bingung. Ia ingin pergi, namun kekhawatirannya terhadap Windy yang akan tinggal sendirian di apartemen membuatnya bimbang.
"Kalo gak pergi gakpapa kali. Gue tau lo udah punya istri" ucap Deka seakan mengerti apa yang dipikirkan Rio.
"Tau lah. Ntar gue pikirin lagi" jawab Rio seadanya.
💐💐💐
"Assalamualaikum" salam Rio saat memasuki apartemen.
"Kemana aja sih. Lama banget pulangnya" ujar Windy dengan wajah ditekuk. Ia sudah menunggu Rio sejak jam 7 malam namun yang ditunggu justru tidak memberi kabar sama sekali.
"Lah kenapa cemberut gitu?" Tanya Rio heran. Tak biasanya Windy menunggunya di sofa ruang tamu seperti ini.
Selesai mengganti sepatunya dengan sandal rumah ia mendekati Windy dan duduk di sampingnya.
"Kenapa hmm?" Tanya Rio lembut.
"Kakak pulangnya lama. Gak ngabarin dulu. Windy udah masak daritadi gak ada yang nyicipin" ucap Windy dengan kesal. Ia menundukkan kepalanya agar Rio tak melihat wajah kesalnya.
Rio mengangkat dagu Windy agar melihat ke arahnya. Windy masih tetap memasang wajah kesalnya namun Rio masih tersenyum menanggapinya.
"Yaudah sekarang kakak cicipi" ucap Rio.
"Gak usah. Udah dingin"
"Gak dimakan sayang loh. Yuk kita makan sekarang" bujuk Rio pada Windy.
Rio berdiri dari duduknya. Ia geleng-geleng kepala melihat Windy yang masih kesal karena ia pulang tidak mengabarinya.
"Yuk sekarang makan." Ucap Rio pada Windy lalu menggandeng tangannya agar ia juga beranjak dari duduknya.
Windy yang memang sudah lapar pun menurut pada Rio. Ia berjalan dibelakang Rio masih dengan mulut bebeknya dan tangan kanannya masih di genggaman Rio.
"Enak kok" ucap Rio saat selesai dengan suapan pertamanya.
"Beneran?"
Rio menganggukkan kepalanya. "Cobain sendiri dulu" ucap Rio kemudian.
Windy pun mencicipi masakannya sendiri yang sudah mulai dingin. Benar kata Rio meskipun sudah dingin namun ayam kecap kesukaan Rio masih nikmat di lidah.
"Ah iya" ucap Windy masih dengan kebiasaannya yaitu berbicara sambil mengunyah makanan.
💫💫💫
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fall in Love
General FictionPernikahan yang dijalani dengan rasa kakak-adek zone. Apakah akan selamanya begitu? Semua berawal dari perjodohan yang dilakukan oleh orangtua mereka. Lantas apakah keduanya akan saling jatuh cinta? Highest Rank : #54 20/1/18 in General Fiction