39.

3.9K 118 21
                                    

Mereka sekarang berada dalam area bioskop untuk menonton film yang diminta Windy tadi. Namun Rio menatap aneh antrian panjang yang isinya sebagian besar adalah remaja.

"Sayang." Panggil Rio pada Windy yang sedang mengantri untuk mendapatkan tiket.

Windy melayangkan tatapan seperti mengisyaratkan 'ada apa?' pada Rio.

"Kok isinya abg semua sih." Ujar Rio menyeruakan keheranannya.

Windy menghela nafasnya. Rio ketinggalan zaman sekali kali ini. Eh, Windy menarik pemikirannya karena tak sengaja sudah mengatai Rio seperti itu.

"Udah kakak diem aja. Sini uangnya." Ujar Windy lalu mengadahkan tangannya meminta uang pada Rio saat hampir giliran mereka yang mendapatkan tiket.

Rio pun menghela nafasnya. Bukan Karena Windy yang meminta uang. Akan tetapi tingkah Windy yang berubah menjadi judes sekarang ini. Ia pun mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan uang seratus ribuan pada Windy. "Cukup?"

"Masih sisa. Kayak gak pernah nonton aja." Jawab Windy sembari menerima uluran uang dari Rio.

Riopun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jujur ia lebih suka Windy yang bermanja-manja dengan dirinya daripada Windy yang sedikit garang seperti sekarang. catat ya, sedikit.

Dan ucapan Windy mengenai dirinya yang tidak pernah nonton memang benar. Dulu ia sibuk dengan kuliahnya, jadi sekedar menghabiskan waktu menonton film ia rasa lebih baik digunakan untuk belajar agar mempercepat pendidikannya yang digunakan untuk bekal masa depannya.



"Ya ampunn.. so sweet banget ya kak filmnya." Ujar Windy dengan mengembangkan senyum saat mereka sudah selesai menonton dan sekarang sedang berjalan ke parkiran.

"Iyaa." Jawab Rio sembari mengacak rambut Windy gemas. Windypun mengalunkan tangannya pada lengan Rio.

Rio tersenyum. Begitu mudahnya mood istrinya ini berubah. Semula manis, lalu garang, dan sekarang lihat. Ia kembali bermanja-manja lagi pada Rio.

Rio mulai melajukan mobilnya. Ia menyetir dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya masih terus menggenggam tangan Windy. Melihat senyum Windy yang tak pudar ia turut senang. Tanpa Windy ketahui Rio juga tersenyum tipis. Wanita yang berada disampingnya sekarang adalah wanita yang ia inginkan untuk selalu menemaninya sampai Tuhan memanggilnya. Wanita yang begitu ia cintai setelah mamanya. Dan istimewanya lagi wanita itu sedang mengandung anaknya, darah dagingnya. Kurang bahagia apalagi Rio kali ini?

Tanpa Rio sadari sedari tadi Windy mengamati wajah berbinarnya.

"Kak." Panggil Windy sedikit ketus.

Rio menyerngit, kenapa lagi bumil ini?

"Kenapa sayang? Kamu mau sesuatu?" Tanya Rio lembut.

"kakak dari tadi senyum-senyum sendiri, pasti lagi ngelamunin cewek yang tadi duduk di samping kakak kan?"

Kuatkan Rio untuk 9 bulan kedepan.

Rio melengos. Salah lagi.

"Sayang aku tu barusan mikirin kamu, malah dikira ngelamunin cewek yang jelas-jelas aku gak tau siapa." Terang Rio.

Let's Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang