16. Couple

3.9K 119 16
                                    

Rio menjemput Windy di kantor Heru saat jam makan malam sudah usai, mereka hari ini sama - sama sibuk. Rio yang sibuk berjaga di rumah sakit dan Windy yang membantu Heru. Meskipun Heru sudah menyuruhnya untuk pulang duluan, namun bukan Windy namanya jika kemauannya untuk membantu Heru diabaikan. Katanya supaya cepat selesai dan sama sama pulang.

Mereka langsung beranjak ke kamar tanpa makan malam. Setelah mengganti pakaian kerja dengan baju tidur, keduanya berbaring di ranjang.

"Kita salah gak sih kak?" Tanya Windy saat mereka tengah bersiap untuk tidur.

"Apanya?" Rio bingung.

"Ya kita, kita kakak-adek an gini salah gak sih?" Ucap Windy sambil memandang ke langit langit kamar mereka.

Rio sedikit berfikir. Ia juga bingung salah atau tidak.

"Kak?"

Panggilan Windy barusan membuat Rio tersadar dari lamunannya. Ia sedikit kesukitan untuk menjelaskan pada Windy.

"Gak tau. Mungkin salah, mungkin juga benar" ucap Rio singkat.

"Ih kakak mah jawabnya kok ambigu gitu sih" ucap Windy kurang puas atas jawaban Rio.

Rio mendudukkan kembali badannya.

"Sekarang gini deh. Kita salah, karena kita udah suami istri tapi masih kakak-adek an kayak gini." Terang Rio singkat.

"Tapi dilain sisi kita juga benar, kalo gak gini mungkin kita gak akan sedekat sekarang." Imbuh Rio lagi.

Windy diam. Ia tampak berfikir.

"Kenapa diem? Mikir?" Tanya Rio sembari mendekati Windy.

"Ih apaan sih" kilah Windy. Ia sedikit risih Rio mendekatinya seperti ini.

Rio memundurkan lagi dirinya. Ia kini sudah berbaring seperti sedia kala. Sementara Windy masih duduk bergulat dengan pikirannya.

"Udah gak usah mikir aneh-aneh. Sekarang tidur. Besok udah kerja lagi." Ucap Rio.

"Hmm" jawab Windy namun posisinya masih tetap setengah duduk.

Rio masih melihatnya dari samping. Ia sebenarnya cukup lelah hari ini. Sebagian dokter menjadi sukarelawan di luar kota. Jadinya tugas dia sedikit bertambah. Maka dari itu ia ingin sekali tertidur malam ini. Namun melihat Windy yang tidak tidur, ia mau tak mau menunggu setidaknya sampai istrinya itu membaringkan diri.

"Gak usah mikirin itu, lagian yang ngejalanin kan kita. Sekarang tidur. Kakak capek" ucap Rio.

"Hmm iyadeh. Kakak tumben ngeluh capek? Kenapa?" Tanya Windy sembari membaringkan diri.

Windy memiringkan tubuhnya menghadap Rio. Mereka saling hadap sekarang. Namun jangan lupa, guling masih ditengah mereka.

"Capek aja. Kerjaan kakak agak double sekarang" ujar Rio lelah.

"Kok gitu?" Tanya Windy heran.

"Sebagian dokter lagi ditugasin di luar kota." Jawab Rio ringan.

Windy yang mendengarnya menganggukkan kepala mengerti.

"Kakak jadi dokter karena mama papa bukan?" Tanya Windy tiba tiba.

"Bukan. Ini emang mau kakak" jawab Rio dengan senyumnya.

"Kalo gitu kakak gak boleh ngeluh capek. Kakak harusnya bangga bisa bantuin lebih banyak orang hari ini" ucap Windy dengan pelan.

Rio tersenyum mendengarnya. Ia sebenarnya senang, namun tubuhnya sedikit kaget dengan kegiatannya yang mendadak sibuk seperti tadi. Ia sedikit merasa pegal - pegal.

Let's Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang