Rio pergi dengan perasaan dongkol. Bagaimana bisa istrinya itu tidak menyadari kesalahannya. Atau mungkin ia yang terlalu percaya diri jika Windy menyadari kehadirannya.
Ah memikirkannya saja membuat Rio pusing sendiri. Apakah ia salah jika ia bersikap seperti tadi?
"jangan cuma baju doang yang disetrika, muka lu juga" ujar Deka yang melihat wajah Rio hari ini bertambah kusut.
Rio tidak menanggapi ucapan Deka. Ia masih sibuk dengan pikiran yang berkecambuk di benaknya. Tangannya bertopang dagu dan pandangannya kosong menerawang jauh entah kemana.
Sesekali ia mengusap wajahnya lalu menghembuskan nafas kasar. Ia disibukkan dengan pikirannya sendiri dan mungkin tidak mengetahui kehadiran kawannya itu.
Sadar akan sikap Rio yang tidak merespon, Deka menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Rio. Baru beberapa saat kemudian Rio kaget akan tindakannya.
"apasih" ujar Rio malas. Ia membuang pandangannya ke arah lain.
Deka dibuat heran olehnya, ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya menanggapi tingkah sahabatnya yang aneh ini.
"cerita aja lagi, gue emang belom nikah. Tapi kali aja gue bisa kasih saran. Atau enggak beban lo sedikit berkurang setelah cerita sama gue" ujar Deka panjang lebar sembari menawarkan diri.
Rio mendengar dengan jelas ucapan Deka, namun ia ragu untuk bercerita. Bukankah terlalu memalukan untuk menceritakan masalah rumah tangganya yang entah rumah tangga macam apa itu.
"lo percaya gue kan? mulut gue gak ember kok" yakin Deka lagi.
Rio memikirkan lagi sejenak. Deka memang kalau bercanda suka ngaco namun dibalik itu semua dia adalah sosok sahabat yang apik dalam memegang suatu rahasia.
"gue nyaman sama istri gue" ujar Rio setelah beberapa saat ia terdiam.
Deka menyerngitkan alisnya.
Nyaman sama istri sendiri gak salah, kan? tanyanya dalam hati.
"Maksud lo apaan sih?" Ucap deka Heran.
"Bentar - bentar. Jangan bilang lo..." Deka menggantungkan kalimat terakhirnya. Ia tak begitu tahu bagaimana pernikahan sahabatnya itu terjadi. Yang ia ketahui saat kembali ke Indonesia ia langsung mendapat undangan.
"Gue dijodohin" ujar Rio akhirnya.
"Gue..." dan disitulah Rio mulai menceritakan semuanya. Mulai dari awal saat ia dijodohkan lalu kakak adek an, dan berakhir dengan dirinya yang merasa takut kehilangan saat Windy bersama lelaki lain.
Deka yang mendengar ceritanya hanya bisa geleng - geleng kepala.
"Lu kok bego banget sih. Pernikahan itu suci men. Kenapa lo bikin acara kakak - adek an segala. Sarap lo?" Ujar Deka pada akhirnya. Ia tak mengerti akan jalan pikiran sahabatnya yang pintar namun yah begitulahh..
"Reflek aja sih" ujar Rio.
Dan lagi - lagi Deka tak habis pikir dengan alasan Rio menjadikan pernikahannya menjadi kakak adek zone.
"Trus sekarang mau lo gimana?" Ujar Deka akhirnya. Sepertinya sahabatnya ini sudah perlu diberikan petuah ini itu supaya sadar sesadar - sadarnya.
Rio hanya menaikkan bahunya. Ia tak berucap satu katapun. Memahami perasaannya saja bingung bagaimana mau memahami kemauannya.
"Lo itu cinta sama dia. Lo bilang lah" ucap Deka enteng. Ia gemas akan sahabatnya yang tak mau mengakui perasaannya itu. Terutama terhadap istri sendiri. Huh laki-laki macam apa itu, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fall in Love
General FictionPernikahan yang dijalani dengan rasa kakak-adek zone. Apakah akan selamanya begitu? Semua berawal dari perjodohan yang dilakukan oleh orangtua mereka. Lantas apakah keduanya akan saling jatuh cinta? Highest Rank : #54 20/1/18 in General Fiction