18. Ask to yourself

3.5K 131 27
                                    

Windy beberapa kali mencoba menghubungi Rio namun tak ada jawaban.

Karena sudah hampir setengah 2 jadilah ia memutuskan untuk mengirimi Rio pesan.

Kak, aku pergi janjian sama temen yg kmarin.

Send.

Windy menyusuri pandangannya ke dalam cafe yang disebutkan Daniel. Di pojok samping jendela terdapat Daniel yang melambaikan tangannya dengan tersenyum. Setelah membalas senyumannya singkat ia berjalan menuju tempat duduk Daniel.

"Udah lama?" Tanya Windy basa basi setelah mendudukkan dirinya.

"Baru kok, kamu tambah cantik" ucap Daniel. Ia memandangi Windy dengan senyum tak pernah luntur dari bibirnya.

Windy gugup, ia hanya membalas dengan senyum yang tak kalah manisnya.

"Kamu pesen apa?" Ujar Daniel kemudian.

Windy melihat - lihat buku menunya. Ia menggigit bibirnya pelan karena Daniel terus memandanginya meskipun terhalang buku menu.

"Ice chocolate sama Cheese cake" ujar Windy pada pelayan yang dipanggil Daniel barusan.

Pelayan tersebut mencatat pesanan Windy. Lalu menanyakan Daniel, "kalau masnya?"

"Samain aja mbak" ujar Daniel.

Setelah memcatat pesanan Daniel, pelayan bersebut meninggalkan meja mereka. "Ditunggu ya mbak mas" ujar pelayan itu sopan.

Mereka berbicang cukup akrab. Disela sela pembicaraannya dengan Daniel, Windy sesekali mencuri pandang padanya. Begitu tampan seseorang yang dikagumi itu.

Sesekali Windy menyunggingkan senyumnya mengingat duduk berdua dengan Daniel masuk dalam list harapannya. Dan sekarang harapan itu nyata, ia di depan Daniel sekarang, hanya berdua. Dan Daniel khusus berbicara dengannya. Wah betapa bahagianya dia.

💐

"Kenapa lo? Kusut banget tu muka" ucap Deka saat mendapati perubahan pada Rio.

Jika biasanya Rio datang dengan wajah segar dan sesekali tersenyum pada siapapun yang menyapanya, kali ini berbeda. Senyum yang ditampilkan Rio kali ini bukan seperti biasanya, terlihat seperti sedikit dipaksakan.

"Kenapa apanya?" jawab Rio dengan tanya.

"Ya elo. Beda banget" ujarnya dengan mendudukkan diri di bangku depan Rio.

"Gak papa" jawab Rio singkat.

Deka mendengus, pasalnya ia kenal Rio bukan hanya kemarin. Ia tau betul bagaimana sifat sahabat oroknya itu.

"Kayak cewek lu ditanya mesti jawab gak papa" ujar Deka mencibir.

"Kayak yang punya cewek aja" Jawab Rio mencibir juga lalu beranjak dari duduknya.

"Gue pulang dulu" Rio merapikan mejanya lalu mengambil tasnya untuk pulang.

Sementara Deka hanya geleng geleng kepala menanggapinya, ia memang kepo namun ia memilih untuk membiarkan keadaan Rio dulu.

Rio mengendarai mobilnya dengan tenang, sesekali ia membuang nafas kasar. Dilihatnya jam yang melingkar di tangan menunjukkan jam 5. "Windy udah pulang gak ya?" Guman Rio.

Ia menepikan mobilnya, mencari dimana ia menyimpan handphone yang dibiarkan seharian ini.

5 missed call dari Windy.

Rio menarik bibirnya tipis, lalu membuka Line dimana terdapat notif salah satu chat dari Windy dari sekian banyak chat yang ada.

Ia membaca pesan yang dikirim Windy tadi tanpa membalasnya. Ia kembali menyimpan benda pipih tersebut ke dalam tas nya dan kembali melajukan mobilnya ke arah apartemennya.

Let's Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang