Resepsi pernikahan yang diadakan oleh kedua keluarga tersebut dilaksanakan di ballroom hotel mewah milik Sebastian Group. Dekorasi yang digunakan sangat simple namun tampak sangat berkelas.
Undangan yang datang pun tidak bisa dibilang sedikit. Banyak orang yang hadir dan memberi selamat kepada kedua mempelai, sementara keduanya tidak mengenal siapa saja tamunya itu kecuali keluarga dan teman temannya.
Windy dan Rio nampak selalu tersenyum pada siapa saja yang memberinya selamat meskipun mereka tak kenal.
"Kak.. capek" keluh windy saat sudah tidak ada lagi tamu yang menyalami mereka.
"Duduk dulu" ucap Rio.
Mereka duduk di bangku pelaminan karena lelah berdiri terus sejak dari 2 jam yang lalu.
"Berdiri yuk.. tuh udah ada tamu lagi" belum ada 5 menit mereka duduk terlihat beberapa orang yang mulai menaiki pelaminan.
"Aaa.. windy.. selamat yaa" ucap Fanya kegirangan sambil memeluk Windy. Sementara Windy hanya tertawa menanggapi reaksi sahabatnya itu. "Iya makasih, cepet nyusul"
Tak lupa di belakang Fanya diikuti Dion dan Dina. Kali berbeda karena Dina juga mengajak pacarnya untuk menghadiri pernikahan sahabatnya.
"Congrats yah.. lo cantik banget tau gak" ucap Dina yang juga memeluk Windy dan menyalami Rio. Gandengan yang Dina bawa juga menyelamati mereka.
"Iya makasih. Kalian cepetan nyusul" jawabnya dengan senyum manisnya.
"Win.. congrats ya, masih inget kan apa kata gue" ucap Dion sambil mengerling.
"Sialan lo, pulang sana" jawab Windy dengan sok jutek.
"Hahaha bercanda kali. Gue kesana dulu mau makan, selamat ya bro." Ucapnya juga pada Rio.
"Makasih.." jawab Rio.
"Emang dia waktu itu bilang apa sampek kamu usir gitu" tanya Rio dengan menahan senyumnya. Rio tadi tertawa dengan sahabat sahabat Windy yang lain saat melihat reaksinya yang digoda Dion.
"Ga-gak bilang apa apa kok" jawab Windy kikuk. Tak mungkin ia bilang pada Rio. Mau ditaruh mana mukanya.
💫💫💫
Acara resepsi berjalan dengan lancar dan keluarga mereka memilih untuk menginap di hotel tersebut karena akan menambah lelah jika harus pulang ke rumah masing masing. Mereka pun tidak menolak karena sudah sama sama capek dan ingin segera bertemu kasur.
"Kamu mandi dulu" ucap Rio pada Windy saat mereka berdua berada di kamar yang sudah dihias sedemikian rupa oleh WO yang keluarga mereka sewa.
"Kakak dulu aja deh, aku masih mau beresin ini semua" jawab Windy yang mulai membuka riasan di kepalanya.
"Yaudah kakak mandi dulu kalo gitu" ujarnya lalu berlalu ke kamar mandi.
Tak butuh waktu lama untuk Rio membersihkan diri. 15 menit Rio sudah selesai dengan mandinya. Sekarang ia sudah berganti dengan piyama tidur dan berganti Windy yang memasuki kamar mandi.
Windypun sekarang sudah mandi dan ia canggung karena hanya berdua dengan suaminya itu. Rio yang menyadari kehadiran Windy mengalihkan pandangannya dari hp nya dan menatap istrinya yang tampak bingung.
"Kenapa?" Tanyanya sambil membenarkan posisinya yang sedang bersandar di papan ranjang.
"Ee.. gak papa kak" jawab Windy gugup.
"Yaudah kalo gitu tidur, kamu capek kan?" Ucap Rio sambil berbaring.
"I-iya"
Sudah hampir 30 menit Windy berusaha memejamkan mata namun kantuk tak kunjung datang padanya. Ia berusaha mencari posisi tidur yang pas namun tetap saja ia masih terjaga.
Rio yang merasa ada pergerakan resah disampingnya perlahan membuka matanya.
"Kamu kenapa?" Tanyanya dengan suara parau khas orang bangun tidur.
Windy terkejut dengan pertanyaan Rio. Ia kira Rio tidak akan terusik dengan pergerakannya.
"Maaf kak, kakak kebangun ya?" Tanyanya sedikit menunduk. Ia merasa bersalah karena tidak sengaja membangunkan suaminya itu.
"Gak bisa tidur?" Tanya Rio. Windy hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan.
"Kenapa?" Tanya Rio pelan saat melihat Windy hanya menunduk.
Windy hanya menggeleng.
Rio menebak kenapa istrinya itu susah tidur, mungkin karena ini adalah malam pertama mereka.
"Kamu tenang aja, kakak gak bakal minta hak kakak sekarang kok. Sekarang tidur ya" ucapnya. Ia tak tau kenapa ia bisa mengatakan hal ini. Namun ia berharap jika kalimat yang dilontarkannya dapat membuat istrinya sedikit tenang.
Windy terkesiap dengan ucapan Rio, memang hal itulah yang ada di pikirannya sekarang.
Rio beranjak dari ranjangnya sambil membawa bantal. Windy yang melihatnya heran akan apa yang dilakukannya.
"Kak.. mau ngapain?" Tanyanya heran.
"Kayaknya kakak tidur di sofa aja deh, kalo tidur disitu kamu malah gak bisa tidur" jawabnya.
"Maksud kakak, kita pisah ranjang?" Ucap Windy keheranan.
Rio tersenyum dan sedikit menahan tawanya "bukan.. aku tau kamu capek. Kamu harus tidur. Kakak biasa kok tidur di sofa".
"Kata mama gak baik pisah ranjang kak" cicit Windy pelan.
"Gimana dong? Kalo kakak disini kamu malah gak bisa tidur" jawab Rio yang mulai mendudukkan dirinya di ranjang lagi.
"Hmm.. kakak tidur disini aja ya, tapi jangan apa-apain Windy" ucap Windy dengan dibuat buat supaya terlihat tegas.
Rio yang mendengarnya tertawa "emangnya kamu mau kakak apain?" Godanya. Sepertinya jarang sekali atau mungkin tidak pernah ia menggoda Windy seperti ini.
"Ih kakak apaan sih, udah ah tidur" ucap Windy lalu membalikkan tubuhnya menjadi memunggungi Rio.
Rio yang mendengarnya hanya cekikikan geli. Lucu juga jika Windy sedang merajuk, pikirnya.
"Kak" Rio yang merasa terpanggil terpaksa membuka matanya.
Rio memposisikan tubuhnya miring menjadi menghadap istrinya itu "kenapa lagi?"
"Hmm.. Windy sekarang kan udah jadi istri kan kak, tapi Windy masih ragu Windy bisa apa enggak ngejalaninnya" ujarnya.
Rio yang mendengarnya terkesiap. Sebenarnya yang dikatakan oleh Windy juga mewakili perasaan Rio juga. Ia juga ragu apakah ia bisa menjadi sosok suami yang baik untuk Windy.
"Hmm gimana kalo kita saling mengenal satu sama lain dulu" ide Rio.
"Maksud kakak?" Tanya Windy dengan alis menyerngit.
"Status kita boleh suami istri tapi kita bisa kan menjalaninya sebagai teman, sahabat atau mungkin kakak-adek. Yah biar kita lebih dekat" saran Rio panjang lebar mengenai rencana kehidupan mereka berdua.
"Hmm.. Deal! Kalo gitu sekarang kita kakak-adek ya" ucap Windy dengan senyumnya.
"Siap" ujarnya dengan semangat 45.
Windy yang melihatnya mendengus "lebay"
Rio hanya terkekeh.
"Sekarang tidur deh, udah malem" ujar Rio setelah bisa mengontrol tawanya.
Windy membalasnya dengan tersenyum lalu memposisikan dirinya bersiap untuk tidur.
Mereka tertidur dengan nyenyak dengan berjauhan dan guling sebagai batasnya. Meskipun begitu ini lebih baik karena membuat mereka dapat mengistirahatkan tubuh mereka setelah seharian menjalanin proses pernikahan yang melelahkan.
💢💢💢
Part nya pendek ya hehe maklum amatiran 😂😂
Kritik dan sarannya ditunggu ya 😄😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fall in Love
General FictionPernikahan yang dijalani dengan rasa kakak-adek zone. Apakah akan selamanya begitu? Semua berawal dari perjodohan yang dilakukan oleh orangtua mereka. Lantas apakah keduanya akan saling jatuh cinta? Highest Rank : #54 20/1/18 in General Fiction