#1

25.5K 1.2K 17
                                    

Karena ada beberapa yang minta sequel LDR, jadi disini aku memutuskan untuk mencoba membuat squel. Doain aja semoga gak rancu.

WARNING
Untuk revisi kali ini mungkin ada beberapa bagian yang hilang dan ditambah dengan bagian baru, nggak semuanya tapi ada lumayan banyak yang berubah:))))

✉✉✉

"CUT"

Iqbaal mengerutkan dahinya karena panas matahari terasa begitu terik menyorot matanya, pekikan sang sutradara terasa bagaikan sebuah es yang mengguyur tubuhnya. Pertanda bahwa pekerjaannya hari ini akan selesai sampai di sini.

"Oke, waktunya kita pulang. Istirahatin badan kalian, ya!" seru sang sutradara. Membuat Iqbaal beserta dengan beberapa artis yang lain menghembuskan napas lega.

Iqbaal langsung masuk kedalam mobil dan terduduk disamping kemudi. Kebetulan mobil yang Iqbaal naiki ini dikendarai oleh supir pribadinya, Mang Ujang. Sementara peralatan dan perlengkapan keartisan sudah dibereskan oleh asisten pribadinya.

Perlu diketahui bahwa akhir-akhir ini Iqbaal memang tengah sibuk untuk melakoni sebuah film layar lebar. Dia merasa, tidak salah jika untuk sementara beralih profesi dari seorang penyanyi menjadi pemain film. Lagi pula, selagi memiliki kemampuan mengapa dia tidak menguji kemampuannya tersebut?

Matanya terpejam begitu merasakan hawa dingin dari pendingin mobilnya menyentuh kulit, ingin rasanya dia memejamkan mata. Namun, seketika teringat bahwa ada satu hal yang belum Iqbaal lakukan hari ini.

Yaitu, mengabari gadisnya.

Dengan segera Iqbaal mengeluarkan ponselnya, merasakan rindu yang sudah memuncak karena Iqbaal menyadari bahwa komunikasi mereka terlihat jarang akhir-akhir ini karena kesibukan masing-masing.

Dia langsung bergerak cepat menghubungi gadisnya melalui videocall terlalu malas untuk mengetik sebuah pesan, lagipula dia juga ingin melihat wajah gadisnya.

Begitu panggilan video diterima, senyuman manis muncul di bibir Iqbaal kala melihat wajah sang gadis memenuhi layar ponselnya. Penat yang berkurang terasa menghilang begitu melihat wajah manis tersebut.

"Hai, Iqbaal." sapa gadis itu dengan wajah cerianya, dapat Iqbaal lihat gadis itu menyandarkan tubuh ke kepala ranjang sementara satu tangannya memeluk boneka pemberian Iqbaal.

"Hai, sayang."

"Lagi di jalan?"

Iqbaal mengangguk dengan senyum yang terus terukir di bibirnya, "Iya, baru selesai syuting."

Gadis itu membulatkan bibirnya mendengar jawaban Iqbaal, "Gimana hari ini? Lancar?"

Iqbaal kembali tersenyum, baginya hal yang paling menyenangkan ketika bertukar kabar dengan gadisnya adalah ini. Bagian di mana gadis itu bertanya tentang keseharian Iqbaal, dan Iqbaal menceritakan kegiatannya secara detail begitu pun sebaliknya. Meski tidak seharian full selalu bertukar kabar, namun moment seperti ini jadi terasa lebih berarti.

"Lancar, dong. Tapi mataharinya itu, lho. Nyengat banget!" keluh Iqbaal membuat gadisnya tersenyum geli disebrang sana.

"Pantes, agak gosong gitu mukanya." ejek gadisnya membuat bibir Iqbaal mencebik lucu. 

[2] My Choice [IDR] ✔✔ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang