Nari's pov
Semenjak kejadian pingsan di loteng. Kurasa suasana di dorm juga makin berubah. Guanlin contohnya, anak ayam itu makin gencar mendekati ku, memperhatikan ku, membantuku, dan slalu berada disampingku. Ia bahkan tak sungkan membela ku ketika Jihoon mengolok-olok apa yang ku lakukan.
Hah.. entahlah, si bantet itu memang suka sekali mengusik kehidupanku.
Selain Guanlin, ada member-member lain yang ikut-ikutan memberikan bantuan berupa membersihkan dorm. Bahkan kudengar, mereka sampai membuat jadwal piket selama seminggu..
Aku mengulum senyum kala mengingat hal itu, "ck. Ada-ada saja.." ujarku sambil terus menggosok piring ditangan ku dengan spons yang penuh dengan busa.
Aku sedang mencuci piring sekarang, dan hari ini Wanna One akan sibuk, mereka sudah berangkat semenjak jam 6 pagi tadi. Katanya sih mau syuting, tapi aku tidak tahu mereka mau syuting apa.
Dan yaa, kini tinggal lah aku disini sendirian. Aku sedikit merasa takut kalau sendirian di dorm sebesar ini. Tapi mau bagaimana lagi? Masa iya aku harus ikut mereka bekerja diluar?
--
Author's pov
Disisi lain, semua member Wanna one mulai bersiap, mereka sedang diruang make up sekarang. Semuanya duduk dengan tenang kecuali si bantet Park jihoon. Pria itu malah mondar mandir kesana-kemari seperti orang kurang waras.
Bahkan 'make up Noona' sampai bingung bagaimana cara merias wajah Jihoon kalo Jihoon saja tidak bisa tenang dari tadi.
Melihat sikap aneh membernya. Akhirnya sang leader turun tangan dan menghampiri Jihoon, Jisung langsung menepuk pundak lelaki itu dan bertanya, "kau itu kenapa? Semenjak tadi gusar sendiri. Apa kau tidak enak badan, Hoon?"
"A.. tidak Hyung, aku hanya berfikir, apa tidak apa-apa meninggalkan nya sendirian?" Balas Jihoon dengan ragu-ragu.
Jisung mulai menajamkan pendengarannya, mata sipit nya makin terlihat segaris ketika mendengar ucapan Jihoon barusan, "meninggalkan siapa maksudmu?"
Jihoon mulai salah tingkah, 'ah.. kenapa aku harus memikirkannya sih?!' gerutunya didalam hati.
"Ya! Jangan bilang kau mengkhawatirkan Ahn Nari?!" Celetuk Daniel kemudian, yang langsung membuat semua orang di ruangan itu menatap kearah nya lalu kearah Jihoon.
"Woah.. apakah uri jihunie mulai jatuh cinta pada Nari?" Goda Daehwi sambil tersenyum kecil.
Jihoon menggigit bibir bawahnya, "tidaklah! Tentu saja tidak! Buat apa menyukainya?" Jawabnya dengan intonasi yang cepat. Membuat para member makin curiga.
"Hahahaha! Sudahlah jangan membuat mood Jihoon down. Kau hanya mengkhawatirkan nya karena dia perempuan kan?" Akhirnya Minhyun menengahi, pria dewasa itu tersenyum damai sambil kembali berujar,
"patut saja jika Jihoon khawatir, Nari itu kan masih kecil, dia juga perempuan, aku juga mengkhawatirkan nya, kata ibuku, perempuan tidak boleh ditinggal sendirian dirumah sampai malam, bahaya."
Semua member langsung mengangguk-anggukan kepalanya, Jihoon juga ikut menimpali,
"O-oh! Itu maksudku! Ibuku juga pernah mengatakan hal yang sama. Aku mengkhawatirkan nya bukan karena apa-apa kok!" Jelas Jihoon sambil bersungut-sungut.
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...