23. I WANNA BE YOUR STAR. [2]

1.4K 166 10
                                    

Setelah menyelesaikan pekerjaan nya untuk melayani para member yang kelelahan, kini saat nya Nari untuk menemui Daniel. Tapi sebelum itu, Nari mengetik sebuah pesan terlebih dahulu untuk Jihoon.

To : Gembul Hoon
Masaklah dahulu, nanti tata makanannya di ruang tengah ya? Kalau sudah siap SMS! 😅

Klik. Kirim.

Nah, sekarang, Nari punya waktu untuk bicara dengan Daniel. Perlahan kaki gadis itu melangkah semakin dekat dengan kamar Kang Daniel, ia pun mengetuk pintu tersebut beberapa kali sampai pada akhirnya mendapat sahutan dari dalam sana,

"Siapa? Masuk!" Serunya didalam, Daniel menyuruhnya masuk dan Nari menuruti itu.

"Oh Nari-ah" Daniel langsung tersentak dan bangun dari posisi tidurnya, ia juga menyingkirkan ponsel yang sempat ia mainkan tadi,

"Duduk disini." Daniel menepuk-nepuk pelan kasurnya untuk memberi isyarat pada Nari agar duduk disebelah nya

Nari pun mengikuti perintah Daniel, ia duduk disamping pria itu setelah menutup pintu.

"Bagaimana tadi?"

Nari menoleh ketika tiba-tiba Daniel bicara, lalu gadis itu menyahut, "baik-baik saja." Ujarnya. Nari tahu yang Daniel maksud, pasti mengenai Nyonya Nam yang membuat keributan disekolah nya.

"Kau tidak terkejut?"

"Mengenai apa?"

"Mengenai aku yang kenal dekat dengan nyonya Nam, orang tua angkat saudara kembarmu"

Nari meneguk ludahnya samar, "sebenarnya aku kaget, tapi.. aku bisa menahannya"

"Nari-ah, siapa nama saudara kembarmu?"

"Nara" Nari menjawabnya dengan singkat.

Daniel mengangguk pelan, "tapi dia lebih dikenal dengan nama Yeonjoo, Nam Yeonjoo."

Nari membulatkan matanya, "namanya diganti?"

Daniel mengangguk, "eum! Bahkan mereka mengganti kepribadian nya juga"

Kali ini Nari terdiam.

"Yeonjoo itu, pacarku." Daniel tersenyum pelan,"ya, sampai sekarang dia masih milikku"

Nari menatap Daniel dengan mata membola, 'jadi, Nara itu, kekasihnya? Pantas saja Daniel Oppa pernah memanggilku dengan nama Yeonjoo' batin Nari ketika memori yang lalu menghampirinya.

Daniel kembali melanjutkan ucapannya, "dia adalah gadis yang cantik, dewasa, dan kuat. Aku sangat dekat dengannya, karena ia adalah adik kelasku waktu itu. Kami sering berbagi ilmu mengenai musik, dan dia sangat suka bermain biola."

"Aku kira, hubungan kami sudah sangat dekat, ku kira, tidak ada rahasia diantara kami, tapi ternyata, dia menyembunyikan banyak hal dariku, dan gilanya lagi, aku baru tau semua rahasia itu setelah dia tiada"

Deg

Tiada?

Jantung Nari seakan tertohok ketika mendengar kata yang terakhir tersebut. Matanya mulai berair seiringan dengan bibirnya yang bergetar sambil berujar,

"Tiada? Apa maksudmu?"

Mata nanar itu menatap mata tajam Daniel yang dengan tegas memberi tahu bahwa,

"Nara, sudah meninggal"

Seketika mata Nari membola, air matanya mulai berjatuhan, ia bahkan terisak cukup keras. Meskipun begitu, gadis itu masih bisa menyangkal, "jangan berbohong padaku!"

Kali ini suara nyaring Nari terdengar rapuh dan seakan merintih, "tidak, dia belum pergi, aku bahkan belum bisa bertemu dengannya!"

"Nari-ah" tangan Daniel menyentuh pundaknya pelan, tapi Nari mengelak, ia kembali bicara,

"Katanya mereka orang kaya, kenapa mereka tidak bisa menyembuhkan Nara? Katanya Nara akan baik-baik saja bersama mereka, tapi apa? Mereka malah memaksanya menjadi Yeonjoo, mereka tidak lebih baik dari ku. Jika tau begini akhirnya, lebih baik aku mencegahnya dulu, setidak nya aku masih bisa bersama Nara walaupun hidup kami sengsara!" Setelah mengucapkan itu, tenggorokan Nari seakan tercekik, ia sulit berkata-kata,

"oppa, kau kenal dengan keluarga Nam kan? Katakan pada mereka, kalau mereka tidak akan bisa mendapatkan aku sebagai pengganti Yeonjoo karena aku tidak Sudi!"

Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Nari langsung berlari keluar dari kamar Daniel, meninggalkan pria itu sendirian sambil memikirkan sebuah kalimat yang barusan Nari ucapkan, mereka tidak akan bisa mendapatkan aku sebagai pengganti Yeonjoo karena aku tidak Sudi!

Sekali lagi Daniel memikirkan kata-kata diatas membuatnya jatuh, pundaknya turun seiringan dengan helaan nafasnya yang panjang, secara tak langsung kata-kata tadi juga menusuk perasaan nya yang menginginkan Yeonjoo kembali. Tapi Nari juga benar, mana ada orang yang Sudi dicintai sebagai orang lain?

Ada sedikit rasa bersalah ketika Daniel kembali memikirkan kelakuan nya pada Nari. Ia sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk mendapat ganti, karena bagaimana pun juga, seseorang tidak bisa digantikan dengan siapapun, dengan apapun. Jika Yeonjoo memang sudah meninggalkan nya, Daniel harusnya mengerti dan membiarkannya pergi, bukan malah mencari ganti.





Disisi lain, Jihoon baru saja selesai memasak, kini lelaki itu sedang membawa panci yang berisi ramen ke ruang tengah, ia juga sudah menyiapkan air putih, piring, sumpit dan beberapa buah-buahan yang dikupas sebagai hidangan penutup. Semuanya sudah ditata dengan rapi, saatnya mengirim SMS pada Nari agar gadis itu cepat datang sebelum ramennya dingin.

Ketika Jihoon membuka lockscreen ponselnya tiba-tiba ada panggilan masuk dari Nari, Jihoon sempat kebingungan, tapi pada akhirnya, pria itu mengangkat panggilan tersebut,

"Hal_" ucapan Jihoon menggantung ketika mendengar suara isakan yang cukup keras disana, "yayaya! Nari-ah, gwenchana?"

Nari terus terisak, "eoh. Bisa kau temui aku? Aku ada di mobil sekarang"

"Kau bawa kuncinya? Kau mau kemana?"

"Aku mau pergi tapi aku tidak bisa menyetir, Ayo pergi"

"Apa ada masalah?"

"Nanti ku ceritakan. Sekarang kumohon, aku mau pergi"

"Eoh-eoh arrasseo! Aku kesana sekarang"

Setelah mengucapkan itu, Jihoon langsung menutup ponselnya dan bergegas mengambil masker, topi, jaket dan dompet, saat hendak pergi, Jihoon bertemu dengan Daehwi dan Jinyoung yang sedang bermain game, ia pun lewat sambil berseru, "ya! Makanlah ramen yang ada diruang tengah! Itu untuk kalian!"

"Ah. Benarkah Hyung? Gomawo!" Ujar Daehwi sambil melihat Jihoon yang bergegas pergi menuju pintu.

Bukannya langsung menyahut seperti Daehwi, Jinyoung malah menautkan alisnya sambil bergumam kecil, "Memangnya Jihoon Hyung mau kemana?" Jinyoung menatap Jihoon dengan heran.























To be continue

Mungkin ini kecepetan alurnya, pendek juga iya😂 berhubung respon dari kalian Cepet😂 akhirnya ku publish saja ini cerita😂😂😂 btw chapter selanjutnya pengen ku publish malam ini😅 semoga ngeditnya Cepet🙇

Hope U like it!🙇makasi buat voment nya💖

AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang