30. LETTING YOU GO

1.1K 148 16
                                    


Nari melipat kedua kakinya, duduk bersila di lantai yang dingin, kepalanya terus menghadap ke bawah sambil terus menerus menghela nafas. Bukan apa-apa, Nari hanya takut dan khawatir. Sebenarnya, sekarang Nari sedang merangkai kata yang setidaknya bisa ia ucapkan dengan baik ketika menghadapi Jihoon nanti.

Ya, Nari harus mengatakan nya setenang mungkin, walau entah bagaimana respon Ji-hoon nanti.

Setelah menunggu kurang lebih delapan menit, suara decitan pintu pun terdengar, disusul suara langkah kaki yang memasuki ruangan. Sosok Jihoon muncul dibalik pintu, membawa sepanci samyang yang ia siapkan tadi.

"Masih panas?" Tanya Nari ketika Jihoon terlihat kesusahan membawa panci nya.

Jihoon mengangguk, "tunggu disini, kuambil peralatan makan dan minumnya" ujarnya kemudian sesaat setelah ia meletakkan panci tersebut diatas meja berkaki pendek dihadapan Nari, lalu Jihoon berlalu mengambil apa yang ia katakan tadi.

Karena penasaram, akhirnya Nari melongok panci yang masih tertutup itu dan membuka tutup panci nya. sesaat setelah terbuka, uap yang mengepul langsung berterbangan ke udara seperti gumpalan asap yang bebas. Nari menyipitkan matanya sejenak, lalu kembali menatap mie super pedas dihadapannya itu,

"Ck ck ck, banyak sekali" ujarnya pelan.

"Bagaimana?" Tiba-tiba Jihoon yang baru datang langsung bersuara dan duduk dihadapan nya, "bagaimana? Keliatan enak kan?" Ulangnya

Nari mengangguk kecil, "hm.. Seperti nya kemampuan memasakmu bertambah"

Jihoon tertawa kecil, "makanlah, ini" pria itu memberikan piring kecil serta sumpit pada Nari.

Nari pun mengambilnya dan langsung menyantap samyang buatan Jihoon, "haissh! Pedas!" Ujarnya sambil berekspresi aneh.

Jihoon tertawa terbahak, "apa sepedas itu? Padahal aku hanya menambahkan 5 sendok bubuk cabe."

Nari melotot, "Ya! 5 sendok bubuk cabe katamu?!"

Jihoon mengangguk polos

"Kau mau membunuhku?!" Nari nyemprot dengan mulut yang penuh.

Jihoon terkikik, "makan saja!"

"Kalau aku mencret bagaimana?!"

"Libur sekolah saja."

Nari membuka mulutnya, "kau benar-benar.."

"Tampan" sambung Jihoon kemudian.

"YAKK!!" Nari berteriak keras sambil melotot kearah Jihoon yang terbahak-bahak melihatnya.

"Baiklah iya aku minta maaf" ujar Jihoon kemudian, "aku begini karena aku mau balas dendam padamu." Sambungnya.

Nari langsung mengatupkan mulutnya ketika melihat ekspresi tiba-tiba berubah dengan raut muka yang sulit diartikan. Matanya berair menahan sedih, tapi bibirnya tersenyum seakan ingin menutupi semuanya. Nari semakin mempertajam matanya ketika setitik air mata Ji-hoon jatuh mengalir begitu saja, membuat gadis itu tersentak sekaligus bingung harus berbuat apa.

"Kau benar-benar kejam padaku" Jihoon berucap sambil menyeka air matanya, "aish.. kenapa aku harus menangis?" Ia terkekeh ketika melihat air mata nya sendiri.

"Yak!" Jihoon memanggil Nari, "apa kau pikir keputusanmu bijak hah?" Ujarnya sambil kembali terkekeh, "mungkin bagus untukmu, tapi menyedihkan bagiku"

Jihoon terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "dan lagi, aku tidak akan menghalangi mu dasar payah! Aku tidak akan mencegah mu." Kali ini Jihoon tertawa kecil,

"Walau ku cegah kau pasti akan pergi kan?"

"Tapi kau tau darimana?" Sela Nari dengan raut khawatir yang kentara.

AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang