Sudah beberapa yang lalu Nari berusaha. Ia benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya untuk memaksimalkan hasil ujian nya nanti. Tentu saja, hal ini tak luput dari partisipasi banyak orang yang mendukung nya, yakni teman-teman, Wanna One dan si bantet kesayangan nya, Park Jihoon.
Kini, semua perjuangan nya sudah berakhir. Habis sudah 3 tahunnya di SMA dan sekarang yang perlu Nari lakukan hanyalah menunggu hasil ujiannya keluar. Setelah itu, Nari akan bersiap-siap untuk mengumpulkan berbagai data sekaligus mengumpulkan barang-barang nya untuk dikemas dan dibawa pergi.
Tentu saja hal ini membuat Nari lebih sibuk dari biasanya. Sudah sejak kemarin-kemarin Nari sibuk pulang pergi bersama Lucas yang sekarang sedang jadi malaikat penolong untuk Nari sekaligus menjadi malaikat pencabut nyawa bagi Jihoon.
Oh ayolah! Hampir tiap malam pria manis itu tidak bisa tidur kalau belum melihat Nari pulang. Sialnya, setiap Nari pulang malam selalu saja diantar oleh pria kelewat ganteng yang satu itu. siapa yang tidak cemburu?
Seperti saat ini, Jihoon sedang memperhatikan dua orang didepan sana yang sedang saling tersenyum satu sama lain, sedangkan ia sendiri malah ngumpet di balik jendela yang setengah terbuka, "haish!" Pria itu mendesis sebal kala melihat adegan perpisahan mereka yang lama sekali.
Setelah kelamaan dengan saling melambaikan tangan. Akhirnya kedua manusia itupun terpisah untuk pulang kerumah masing-masing. Jihoon yang melihat Nari berbalik langsung sesegera mungkin mengangkat kakinya dan langsung ambruk duduk disofa sambil sok-sokan bersantai meminum kopi,
Cklek!
Suara knop pintu terbuka disusul oleh munculnya sosok wanita yang kelihatan lelah malam ini,
"Oh, kau disini?" Tiba-tiba wanita itu bersuara sambil mendekati Jihoon yang duduk di sofa ruang tamu.
Jihoon tak bereaksi apapun, ia sedang fokus dengan kopinya sekarang.
"Kau tidak tanya aku dari mana?" Nari mengerutkan dahi nya sambil menyentuh pundak Jihoon dengan jari telunjuk nya, "Hm? Hm? Hm?"
"Hmmmm??!!!" Jihoon langsung mengangkat dagunya sambil mendekati Nari, "memangnya aku peduli?"
Nari sedikit terkejut mendengar nya, namun gadis itu terkikik kemudian, "baru beberapa hari lalu kau bilang tidak akan cemburu, tapi ini..?"
"Ini apa?" Jihoon menaikkan dagunya lagi, ia sedang marah.
"Kau kelihatan cemburu, marah, ya kan?" Tebak Nari.
"Tidak" Jihoon mengelak, "tidak tuh!"
"Mmm.. masa?"
"Eoh!" Jihoon menjawab pendek lalu mengalihkan pandangannya dan berdiri secara tiba-tiba,
"aku ngantuk, mau tidur"
pria itu hendak beranjak, namun tertahan oleh tangan kecil yang melingkar di perutnya, disusul oleh tubuh hangat yang menempel pada punggungnya,
"Aku lelah, tidak bisakah kau tidur di kamarku sekarang? Hm?" Gadis mungil itu tiba-tiba bertingkah manja, membuat Jihoon tidak tahan untuk lebih lama marah dengannya.
Nari bicara lagi, "aku mau tidur nyenyak hari ini, temani aku ya?"
'ahn Nari, kenapa tiba-tiba bertingkah seperti ini, huh?' Jihoon membatin kesal kala kecemburuan nya yang menggunung tiba-tiba longsor begitu saja.
"Hhh.. baiklah"
--
"Kenapa tiba-tiba minta ditemani, hm?"
Jihoon langsung bertanya sesaat setelah Nari mengeringkan rambutnya dan masuk kedalam selimut bersamanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...