1. START

4.4K 386 8
                                    


Ini bukanlah pagi yang indah. Semenjak tadi, langit terlihat mendung tertutup awan, sampai-sampai matahari pun tak bisa menemukan celah untuk menyinari bumi.

Mungkin aku adalah salah satu dari jutaan orang yang merasa dirugikan akibat mendung yang berkepanjangan seperti ini. Seharusnya pagi ini aku memulai hari dengan senyum cerah diiringi dengan sinar matahari yang seakan membakar semangat ku. Tapi kurasa Tuhan sedang mengujiku. Bagaimana pun juga aku harus tetap semangat meski keadaan sangat tidak mendukung,

"Huft.. semangat Nari!" Ujarku disela-sela rasa malasku.

Ugh, bukankah akan lebih baik jika cuaca cerah? Entah kenapa mendung ini sedikit menghambat kegiatan ku.

Ya, jika saja matahari menyinari bumi tepat pada waktunya, aku pasti tidak akan terlambat seperti ini. Karena keadaan mendung, jadi ku kira langit masih gelap, makanya aku kembali tertidur. Dan kini, aku bangun jam 7 dan belum menyiapkan apapun. Aku bahkan belum mandi. Padahal aku harus sampai di dorm jam tujuh tepat, tapi . . . Ah sudahlah! Lagi pula pasti semua member wanna one sudah pergi bekerja. Mereka tidak akan memperhatikan ku yang hanya tukang bersih-bersih. Ya kan?




--


Ciit...!

Aku memarkirkan scooter ku dengan rapih di garasi dorm yang terbuka. Mataku sedikit membelalak ketika melihat 2
mobil hitam masih terparkir rapi disana.

'apa mereka belum berangkat?' batinku sambil melirik arloji yang tertempel sempurna di  tanganku.

'jam delapan tiga puluh.. seharusnya mereka sudah berangkat sejak dua jam lalu..'

Setelah itu, aku pun berjalan pelan menuju salah satu pintu yang menghubungkan antara garasi dan dorm.

Cklek.

Aku membukanya dengan pelan dan sangat hati-hati.

Krieek..

Suara pintu yang kubuka malah berbunyi kencang membuatku meringis sendiri. Akan jadi masalah kalau aku ketahuan terlambat di hari pertamaku berkerja. Huft.

"Siapa?"

Ku dengar seseorang bicara dari dalam dorm diiringi dengan suara derap langkah kaki yang semakin lama semakin terdengar jelas.

'ya Tuhan, bagaimana ini? Apa aku harus pergi atau tetap disini saja?'

Entah kenapa aku mulai takut dengan situasi seperti ini. Lantas ku putuskan untuk tetap berdiam diri ditempat sambil menunggu si pemanggil tadi datang menjemput ku.

"Oh?"

Aku mendongak seketika saat si pemanggil berada tepat di depanku.

"Sedang apa kau disini? Apa kau seorang Sasaeng? Atau jangan-jangan kau seorang paparazi?!" Ujarnya langsung menuduh.

Aku cemberut, 'heh, memangnya tampang ku ini seperti tampang penguntit apa?'

"HOON SIAPAA??"

sayup-sayup terdengar suara lain didalam sana memanggil lelaki dihadapan ku ini, Park Jihoon.

Jihoon hanya mengangkat tangannya, pria itu memberi kode agar orang yang disana menunggu sebentar. Lalu ia menatapku lagi,

AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang