Sungguh! Kali ini jantung Daehwi serasa mau copot! Berkali-kali ia memohon kepada Tuhan agar matanya kembali di sucikan dengan ucapan-ucapan doa yang ia lontarkan. Ya, mulut pria itu komat-kamit bagai dukun yang siap menyantet mangsanya. Kali ini Daehwi benar-benar tidak bisa menahan teriakannya, ia bahkan kelepasan berteriak sampai-sampai semua member Wanna One (kecuali Jihoon) terbangun malam-malam begini. Satu per satu dari mereka keluar berhamburan dengan langkah yang terburu-buru untuk mendekati sumber suara. Dan ya, mereka semua ikut tertegun kala menemukan Daehwi plus sejoli yang sedang tumpuk-tumpukan di dalam kamar mandi yang sempit didepan sana.
"Yayaya, apa yang sedang mereka lakukan?" Jaehwan tiba-tiba berujar sambil menyenggol lengan Jisung yang tergantung lemas.
"Woah" kali ini Seung-woo yang membuka mulutnya lebar-lebar, "mereka itu kelelahan karena habis melakukan itu, atau karena mereka pingsan?"
Ehem! Okay, pembicaraan Ong mulai ambigu yang langsung dihadiahi tepukan oleh Minhyun, "bicaramu itu!"
"Tapi Hyung benar juga sih, bukannya mereka suka melakukan hal-hal seperti itu dikamar mandi?" Kali ini pikiran kotor Woojin yang menyuarakan pendapat.
"Mereka siapa maksudmu?" Kali ini Jinyoung yang bertanya dengan mata membola.
"Artis luar, kau pikir siapa? Mereka?" Woojin menunjuk kedua manusia itu dengan dagunya.
Selama beberapa saat semua member hanya tertegun, terutama Daniel dan Guanlin. Mereka merasa tertusuk hatinya kala melihat pemandangan dihadapannya.
Tak lama kemudian, Jisung langsung mendekati kamar mandi dan memeriksa keadaan Jihoon terlebih dahulu secara pelan, namun gerakan pekannya berubah menjadi gerakan yang cukup berantakan kala melihat memar di lengan Jihoon,
"Astaga! Jihoon terluka! Ayo cepat tolong aku!" Jisung langsung meminta bantuan kepada member untuk ikut membopong Ji-hoon dan Nari.
"Biar aku saja yang membopong Nari" ujar Guanlin kemudian, ia menunjukkan mata tajamnya yang penuh dengan kemarahan, lantas semua member mengangguk, kecuali Daniel, pria itu ikut mengeluarkan tatapan tajam kearah Guanlin sambil menyela gerakan tangannya yang hendak membopong Nari,
"Singkirkan tanganmu! Biar aku saja!"
"Bisakah kau diam? Aku sedang membantu Nari" Guanlin tidak mau kalah.
"Ya! Maknae!"
"Ya! CENTER!" Guanlin berteriak lebih keras kala Daniel memanfaatkan kelemahan dari Guanlin yang merupakan seorang maknae yang harus menuruti hyungnya.
"Hyung, kau sudah menjadi Center kan? Kau sudah mendapat semuanya, killing part, bagian menyanyi terbanyak, sampai penampilan terbaik! Kau sudah mendapat semua yang ingin ku dapatkan. Tapi Nari, jangan harap kau bisa mengambilnya dariku. Cukup."
Pernyataan Guanlin barusan langsung membuat Daniel terdiam, lantas pria itu diam saja ketika Guanlin membopong Nari dan pergi menuju kamar Nari,
'sebegitu besar kah rasa suka mu terhadap Nari?' Daniel memandang Guanlin dengan tatapan yang sulit diartikan.
--
Pagi harinya, Nari pun terbangun kala jam di atas nakas nya baru menunjukkan pukul enam pagi. Ia sedikit memegangi kepalanya ketika rasa pusing itu masih ada. Selama beberapa saat Nari hanya terdiam sambil merasakan kepalanya yang sakit, namun setelah beberapa waktu berlalu, Nari baru menyadari kejadian semalam, ia bahkan sadar bahwa ia terduduk diatas pangkuan Jihoon malam itu.
"Akh!" Satu kata itu sukses membuat Nari merutuki dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia terjatuh? Bisa-bisanya ia duduk dipangkuan Jihoon? Bisa-bisanya ia begini dan begitu. Pikirannya mulai kalang kabut memikirkan permasalahan semalam. Namun setelah ia sadari, ia memilih untuk diam dan memikirkan semua permasalahan nya nanti, sekarang ia harus siap-siap pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu.
Kedua kaki itu mulai turun dari ranjang, dan berjalan menuju kemari di sudut ruangan, sambil berjalan ia sambil memikirkan satu hal yang masih mengganjal dipikirannya,
"Siapa yang membawaku ke kamar?" Gadis itu bergumam sambil mengambil handuk dan baju ganti. Lalu sesaat kemudian ia menggelengkan kepalanya dan lebih memilih untuk masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sedangkan itu diluar kamar Nari terdapat seorang pria sedang berdiri didepan pintu sambil membawa makanan diatas penampan yang ia bawa. Kang Daniel, ia bahkan memasakkan makanan untuk Nari, masakan yang ia bawakan sama persis dengan makanan kesukaan Nara. Daniel berdiri didepan pintu dengan wajah penuh harapan, ia benar-benar senang bahwa Yeonjoo yang lain masih ada untuknya. Lantas ia akan mengubah Nari menjadi sosok yang ia cintai, Daniel bahkan berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia tidak akan mengabaikan Nari, ia akan menyayangi Nari dan melindunginya, agar Yeonjoo nya tak lagi hilang.
"Yeonjoo-ya, semoga kau suka masakan ku"
To be continue
Buat ngehibur kalian yang pada sedih, aku posting lagi satu chapter😘 btw ada yang mau follow-follow an IG nggak?😂 kalo mau nanti aku cantumin username IG ku di chapter ini😂 Muehehehe, aku punya IG tapi followers nya dikit😑 ya sekalian kalau kalian mau lebih dekat sama akuuu(?)
Btw bagi yang cuma vote, kalau bisa komentar ya😂 bukan apa-apa, aku cuma pengen tau aja, gimana pendapat kalian tentang ceritaku, kurang nya apa, lebihnya nggak ada😂
Dan buat kalian yang kpopers, ayo kita rangkul Shawol💞 Shawol fighting! Idolamu akan baik-baik saja, dan mungkin ini jalan terbaik yang bisa didapatkan. So, don't cry, dear!Btw, yuk yuk komentar!😂
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...