Nari terdiam setelah menutup pintu kamar Jihoon. Matanya menatap ke depan dengan tatapan kosong. Ia sama sekali tidak tahu jika Jihoon sudah berpikir sejauh itu.
Tidak, perasaan yang tumbuh didalam benak Ji-hoon tidak salah. Begitu juga dengan sikap Nari. Tidak ada yang perlu dipersalahkan. Wajar saja jika remaja seumuran mereka saling jatuh cinta.
Nari memejamkan matanya perlahan, gadis itu menghembuskan nafas dan mulai berjalan meninggalkan kamar Jihoon dengan perasaan yang masih campur aduk.
Tanpa ia sadari, ada sesosok manusia dibelakang nya yang memperlihatkan gerak-gerik gadis itu. Mata sipit si pengamat menatap tubuh belakang Nari dari ujung rambut sampai kaki,
"Bagaimana bisa?" Hanya itu yang dapat si pengamat katakan ketika melihat badan Nari yang mungil.
Meskipun rasa heran itu muncul berkali-kali, tetap saja ia tak dapat menyembunyikan rasa bahagia sekaligus sepercik harapan dibenaknya. Kang Daniel, pria itu lagi-lagi takjub dengan sosok yang ia perhatikan, Nari.
'apa tuhan masih memberikan ku satu kesempatan lagi?'
--
Pagi kembali menyapa. Kesebelas pria tampan masih tertidur dikamarnya masing-masing, padahal jam sudah menunjukkan pukul 7:30 pagi.Dorm pun masih terasa sepi karena hanya Nari yang sudah bangun pagi ini. Gadis itu bahkan sudah selesai mencuci baju dan mencuci piring. Kini ia sedang duduk disofa dengan tiga ember besar berisi pakaian kering para member yang harus ia lipat dan ia setrika hari ini.
Pakaian-pakaian itu terlihat menggunung, Nari yang menatap nya pun hanya bisa tersenyum pahit sambil menelan ludah. Sudahlah, ini pekerjaan nya harus cepat-cepat ia selesaikan.
Tak lama kemudian, terdengar suara knop pintu yang diputar seiring dengan terbukanya pintu kamar, lalu sosok Daehwi dan Jinyoung pun terlihat dengan muka dan kaos yang acak-acakan. Keduanya terlihat sedikit melotot ketika menyadari bahwa Nari masih di dorm jam segini,
"Nuna, kau libur? Atau bolos?" Ujar Daehwi ketika melihat Nari yang tak berangkat sekolah di hari Senin.
Nari terkekeh, "aku kelelahan semalam, mengurus sebelas pria kelelahan membuatku ikut merasa lelah juga" jawabnya.
"Ya sudah, nuna istirahat saja bersama kami, hari ini kami libur" ujar Jinyoung.
"Benarkah?"
Daehwi dan Jinyoung mengangguk bersamaan, lalu Jinyoung menjawab, "eoh, semalam manajer Hyung khawatir dengan kami, khususnya Jihoon, akhirnya kami diliburkan hari ini. Jadwal akan ditunda dan dilakukan besok"
"Jadi, hari ini biarlah kami ber-hibernasi. Jangan bangunkan kami ya? Hari ini kami akan tidur seharian!" Timpal Daehwi.
"Eoh, arrasseo!" Balas Nari sambil terus melipat pakaian para member yang menggunung.
Tak lama setelah sepeninggal Daehwi dan Jinyoung, Daniel pun datang menghampiri nya, dari tampilan nya, Nari bisa menebak kalo Daniel baru saja mandi, terlihat dari rambutnya yang masih setengah basah.
"Sudah segar?" Tanya Nari sambil tersenyum.
Daniel mengangguk dan berjalan belok menuju kulkas, ia mengambil dua yogurt rasa strawberry dan kembali menghampiri Nari yang sedang duduk sambil melipat pakaian.
"Ini untukmu" ujar Daniel sambil memberikan salah satu yogurt nya pada Nari.
Nari mengambil nya dan berkata, "terimakasih"
Tak lama kemudian, Daniel mulai membuka percakapan, "kau tidak lelah?"
Nari menoleh, "lelah kenapa?"
"Kau bekerja sambil sekolah, apa tidak lelah?"
"Apa kalau aku bilang lelah, hidupku akan lebih baik?"
Daniel tertegun.
"Oppa, aku tidak bisa mengeluh." Ujar Nari sambil menatap kedua mata Daniel dengan dalam, "keadaan yang memaksa ku." Ujarnya sambil tersenyum tulus.
"Maaf, tapi.. dimana orang tuamu?"
Nari menghentikan gerakan tangannya,"hm.. entahlah" Nari tersenyum meringis, lalu melanjutkan,
"ayahku adalah seorang yang suka berjudi, ibuku adalah seorang yang ingin menyelamatkan ku dengan cara membuangku"
"Bukankah hidupku sangat menyedihkan?" Nari menghentikan ucapannya sambil menunduk dalam.
Daniel merasa hatinya seakan ditusuk, ia tak dapat berucap apa-apa. Disatu sisi, ia merasa kasihan, disisi lain ia merasa sedikit aneh. Karena ia pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Perkataan, cara bicara, bahkan setiap jeda dari kalimat itu sama persis seperti yang diucapkan perempuan muda yang dikenalnya dulu.
"Yeon Joo, kenapa kau slalu terlihat kesepian? Padahal kau punya segalanya?"
"Oppa, apa Oppa ingin tahu yang sebenarnya?"
"Mengenai apa?"
"Oppa, sebenarnya.. ayahku adalah seseorang yang suka berjudi, ibuku adalah seseorang yang ingin menyelamatkan ku dengan cara membuangku.."
Daniel tertegun dengan tanda tanya di kepalanya.
"Bukan kah hidupku sangat menyedihkan?" Lanjut Yeon Joo sambil meneteskan air mata.
--
To be continue
Author's note : sori lamaa😭😭😭 banyak tugas😞
Hope U like it ya😂Btw ini pendek ternyata😂
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...