--
"Nara, kau akan diadopsi oleh keluarga yang baik. Orang tua mu yang baru akan segera menjemput mu sebentar lagi."
"Tapi, bagaimana dengan Nari?"
"Nari akan baik-baik saja. Kalian akan tetap bisa berkomunikasi, lagi pula kalian masih berada di satu kota yang sama. Tidak akan sulit jika mau bertemu."
"Tapi Nari marah padaku, dia bahkan mengunci kamar nya."
"Dia akan baik-baik saja, percayalah.."
Kala itu Nara percaya kepada pengasuh, ia bahkan meninggal kan Nari tanpa sepatah kata. Nara tidak tahu, bahwa ternyata hari itu adalah hari terakhir ia bertemu saudara kembar nya.
Ketika mobil Limosin datang menjemput nya, ketika ia bertemu dengan kedua orang tua baru nya, ketika itulah ia melepaskan semua masa kecilnya. Kedua orang tua baru Nara bahkan mengganti namanya, jati diri nya, dan membawa Nara pergi keluar negeri untuk belajar dan mengobati penyakit dalam yang diderita Nara.
Gadis itu menangis ketika menaiki pesawat, ia sadar, ia akan sangat jauh meninggalkan adiknya. Meninggalkan orang yang amat sangat ia sayangi, meninggalkan saudara kembarnya sendirian.
Setelah beberapa tahun berlalu, Nara berubah menjadi sosok Nam Yeonjoo. Seorang gadis pintar, cantik, kaya, dan penuh pesona. Kala itu Yeon Joo bersekolah di salah satu sekolah musik, alasannya, karena Yeonjoo sangat menyukai musik, khususnya alat musik biola. Idolanya adalah Henry Super Junior M. Yeonjoo terobsesi dengan nya sampai-sampai ia belajar biola sejauh ini.
Ketika itu, Yeonjoo bertemu dengan alumni dancer terbaik disekolah, Kang Daniel. Kala itu lah mereka bertemu dan saling menaruh hati satu sama lain.
Tapi, pertemuan mereka tidak lama. Penyakit Yeonjoo yang masih suka kambuh membuat gadis itu menjadi lemah dan tidak dapat tertolong, yang pada akhirnya meninggal diusia muda, yakni di usia 15 tahun. Yeonjoo meninggal tepat sehari setelah Daniel menyatakan perasaan nya.
Ya, sebenarnya mereka belum memiliki hubungan kala itu. Tapi Daniel menganggapnya sebagai pacar, sampai sekarang.
Daniel terdiam beberapa saat, ketika bayangan Yeonjoo kembali masuk ke kepalanya. Ketika ia tersadar, Daniel melihat Nari yang sedang memperhatikan nya. Lantas pria itu tersenyum canggung dan kembali melanjutkan ucapannya,
"Kau tau? Dulu aku pernah bertemu perempuan seperti mu, namanya Yeonjoo" ujar Daniel sambil kembali mengingat, "dia terlihat cantik, anggun, tapi tidak se-lugu dirimu. Dia sudah lama tinggal di Amerika, ayahnya adalah pengusaha sukses yang kaya raya" Daniel berhenti sejenak.
Pria itu menatap Nari dengan matanya yang tajam, "tapi anehnya, dia pernah berkata padaku.." ia menggantungkan ucapannya, lalu duduk mendekati Nari, mempertipis jarak diantara mereka.
Nari menatap dengan Daniel dengan tatapan takut sekaligus penasaran, lantas gadis itu memberanikan diri untuk bertanya, "gadis itu mengatakan apa?"
"Persis seperti yang kau katakan tadi."
Deg.
Nari tertegun, matanya terbuka lebar dengan nafas yang tertahan. Tapi beberapa detik kemudian ia kembali menghembuskan nafas dan tertawa kecil, "apa itu lelucon?" Ujarnya sambil menatap Daniel dengan tatapan heran.
Daniel menggeleng, masih dengan tatapan tajamnya, ia menatap dalam wajah gadis dihadapannya, "kau bahkan sangat mirip dengannya, Nari-ah"
Kali ini Nari tak dapat menepis rasa terkejutnya, ia mengalihkan pandangannya sejenak, matanya mulai berlarian, kepalanya menggeleng tak percaya, lalu ia menatap manik Kang Daniel, mencari celah kebohongan diantara mata tajam yang kini sedang berkaca-kaca. Mustahil! Ia tak menemukan kebohongan atau bahkan lelucon dari tatapan mata itu, yang ia dapatkan malah sepasang mata yang sendu, sedih, seperti penuh dengan kerinduan,
"Oppa, kau kenapa?" Tanya Nari sambil menyentuh pundak Daniel pelan, semakin lama air mata itu semakin memupuk di pelupuk matanya, dan mulai jatuh satu persatu.
Nari semakin panik kala air mata itu semakin menganak sungai sedangkan tubuh Daniel masih terpaku seperti patung.
Lantas Nari menepuk pundaknya pelan sambil berujar, "oppa, kau baik-baik saja?"
"Jika belum mau cerita tak masalah, aku tidak akan memaksa." Tambahnya lagi.
Bukannya jawaban yang Nari dapatkan, Daniel malah menarik punggung Nari dan jatuh kepelukannya, saat itulah Nari pertama kali merasakan hangatnya pelukan seorang pria. Gadis itu membeku, tak bergerak sama sekali. Ia bahkan tak bisa bicara, apalagi mengelak.
Daniel semakin mengeratkan pelukannya ketika merasa bahwa Nari tidak melakukan penolakan, pria itu kembali mengeratkan pelukannya sambil menutup matanya perlahan,
'sulit jika harus meminta Tuhan menghidupkan mu. Sulit pula jika harus setiap hari merindukan mu. Bisakah kau ijinkan aku mencintainya? Bolehkah aku mencintainya sebagai Yeonjoo? Apa aku terlalu egois? Bisakah aku diberi satu kesempatan lagi? Aku ingin Yeonjoo ku kembali, entah dalam bentuk apapun..'
To be continue
Thank you yang udah mau baca😊 don't forget to vote and comment😊 FOLLOW juga kalo mau..😻
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...