33. I WILL HELP YOU

1.2K 122 14
                                    

Pagi ini matahari belum benar-benar nampak, dan awan juga masih agak gelap. Namun gadis itu sudah terlebih dulu membuka kedua matanya. Kedua kelopak mata itu terbuka disusul senyum yang mengembang, menampakkan bagaimana perasaannya pagi ini.

Suatu hal baru muncul dihatinya, ada rasa menggelitik yang tersembunyi dikala melihat Park Jihoon yang entah kenapa terlihat lebih tampan dibanding biasanya. Melihat wajah polosnya yang tertidur nyenyak benar-benar membuat Nari betah berlama-lama memandang parasnya,

'ck, kalau seperti ini dia tidak terlihat menyebalkan sama sekali'

Gadis itu membatin sambil mulai jahil menyentuh dahi Jihoon, memutar-mutar telunjuknya disana, lalu turun melalui batang hidung nya yang mancung,

'woah.. visual mu itu benar-benar tampan'

Setelah jari itu turun melalui batang hidung, kini telunjuk itu berhenti tepat diatas bibir merah Jihoon. Anehnya, bibir itu sama sekali tidak terlihat kering. Malah terlihat fluffy, dan hal itulah yang membuat Nari tak tahan untuk tidak menciumnya,

Cup

Kecupan kecil terjadi begitu saja. Nari yang melakukannya, dan gadis itu mengulum senyum setelah mencium laki-laki dihadapannya tersebut. Sayangnya, Jihoon tak bereaksi apapun.

'mwo? Dia diam saja? Apa mimpimu bagus sekali huh? Sampai-sampai tidak terganggu sama sekali?'

"Hmmhh..." Jihoon mendesah pelan sambil semakin menarik Nari kedalam pelukannya.

Setelah mendapatkan reaksi dari Jihoon, tiba-tiba Nari malah merasa tak nyaman, apalagi ketika tubuh mereka menempel seperti ini, Nari merasa risih sekaligus merasa aneh. Oleh karena itu, Nari lebih memilih untuk membangunkan Ji-hoon daripada harus berlama-lama berada di dekapannya,

"Ya! Park jihoon, bangun!" Nari menepuk lengan Jihoon dengan pelan, "bangun, huh? Sudah jam enam, aku harus bersih-bersih rumah" begitulah alasan Nari, ia mencoba menutup-nutupi rasa aneh yang tertahan.

"Ck, tidur saja" balas Jihoon dengan mata yang masih tertutup.

"Ha? Apa katamu? Tidur saja?" Nari berujar heran.

Jihoon membuka matanya, ia menatap Nari dengan mata yang masih sayup-sayup, "eoh, tidur saja"

"Kau saja yang tidur, aku mau kerja" Nari berujar pada Jihoon sambil bangun dari tidur dan hendak menyibak selimut, sayangnya Jihoon terlebih dahulu mencegahnya untuk tidak pergi. Alhasil, Nari kembali jatuh diatas ranjang dengan tubuh yang terbalut selimut. Oh, jangan lupakan tangan jihoon yang dengan posesif memeluknya.

"Waee?" Nari protes.

Jihoon tersenyum kecil, "ayolah tidur lebih lama"

"Hish! Bagaimana kalau member pulang _"

"Mereka pulang siang, kau pikir Seoul-Jinan dekat, hm?"

Nari terdiam, dan Jihoon melanjutkan, "aku hanya ingin berlama-lama dengan mu"

"Apa?"

"Aku ingin berlama-lama.. aku ingin menikmati waktuku.."

Nari berdecak, "ya! Kau hanya menyia-nyiakan waktu kalau seperti ini!"

Jihoon tidak membalas cacian itu, ia hanya tersenyum, "silakan kau bilang begitu, tapi menurut ku, bermalas-malasan denganmu bukanlah hal yang sia-sia.."

Nari terdiam. Gadis itu bungkam kala mendengar pernyataan Jihoon barusan. Anggap saja Nari sedang tertegun sekaligus kasihan dengan Jihoon tiba-tiba saja ia kembali memikirkan perpisahan yang sebentar lagi akan menimpa mereka berdua. Hal inilah yang membuat Nari diam saja ketika Jihoon memintanya untuk tidur lebih lama,

AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang