Nari terpaku melihat Guanlin yang begitu percaya diri meninggikan dirinya sendiri. Ia tahu bahwa telah terjadi sesuatu yang aneh. Guanlin terlihat marah, bahkan matanya memerah seperti sedang menahan amarah. Pria jangkung itu pasti sedang ada masalah dengan Daniel. Ya, Nari yakin akan hal itu.
"Guanlin-ah, gwenchana?" Tanya Nari yang langsung membuat Guanlin menolehkan kepalanya.
"No!" Jawabnya keras, "aku butuh bicara denganmu, nuna"
"Ah.. baiklah, oke." Jawab Nari spontan karena Guanlin terlihat marah, sejujurnya ia takut.
"Letakkan pakaian-pakaian itu di sana!" Guanlin menunjuk sebuah piano besar disana.
Nari melotot, "y-ya?" Nari masih terdiam. Demi pantat bohai Jihoon! Itu piano kesayangan Jaehwan dan Sunghoon. Benar-benar mau ditaruh diatas sana?
Guanlin kembali mengintrupsi, "cepat. Taruh saja disana lalu ayo ikut denganku!" Kali ini Guanlin menyomot pakaian-pakaian yang sudah Nari lipat dan ia letakkan diatas piano hitam tersebut.
Tak lupa Guanlin kembali ke hadapan Nari dan menarik tangannya cukup kuat, pria itu membawa Nari ke garasi dan mengambil sebuah kunci mobil. Ia juga memasukan Nari ke mobil tersebut sekaligus dirinya. Lalu ia mengunci pintu mobil sehingga Nari tidak akan keluar,
"Guanlin-ah, sebenarnya ada apa? Kau mau membawaku kemana?" Tanya Nari dengan gusar.
Guanlin menggeleng pelan, "aku tidak akan membawa mu kemana-mana"
"Lalu kenapa kau memasukkan ku kedalam mobil, huh?" Kali ini suara Nari mulai meninggi, kepala nya menengok kesana-kemari, takut jika tiba-tiba ada yang datang dan melihat mereka berdua, akan jadi masalah nanti.
"Agar aku bisa berdua denganmu" jawab Guanlin sekenanya. tidak memperdulikan apapun.
"Ha?" Nari menganga.
Guanlin terdiam sejenak, lalu mulai memfokuskan diri menatap gadis dihadapannya,
"Nuna.."
"Hm?"
"Apa kau menyukai Daniel, Hyung?"
Pertanyaan itu membuat Nari menatap Guanlin, "tidak." Jawabnya jujur.
"Apa Daniel Hyung menyukai nuna?"
"Kurasa tidak." Nari mencoba mengenyampingkan adegan peluk tadi. Ia sadar ia tak sepadan dengan Kang Daniel. Mungkin Daniel khilaf saja tadi, atau bisa saja Daniel memang sedang butuh sandaran.
Guanlin menggeleng, "kurasa dia menyukaimu"
"Sudah ku bilang tidak." Tegas Nari, "aku tidak punya apa-apa, untuk apa dia mencintai ku? Tadi ia malah menceritakan gadis lain dihadapan ku. Mana mungkin dia mencintaiku?"
"Bagaimana dengan Jihoon Hyung?"
Deg.
Kali ini Nari bingung harus merespon bagaimana. Bukankah Ji-hoon tertangkap basah kemarin? Lelaki itu jelas-jelas menaruh perasaan padanya. Tapi ia mencoba mengelak.
"Jihoon Hyung menyukai mu?" Ulamg Guanlin.
"Aku tidak tahu soal itu."
"Benarkah?"
"Ya."
"Apa nuna menyukai Jihoon Hyung?"
Nari mengalihkan muka, "tidak. Kurasa tidak"
Ada sedikit rasa aneh kala Nari mengucapkan nya, tapi gadis itu kembali teguh pada pendirian nya, ia tahu batasannya, ia tahu diri.
"Lau bagaimana denganku?"
'nde?'
Nari menoleh, mendapati Guanlin sedang menatapnya dengan mata yang tajam, pria itu mengulang,
"Bagaimana denganku? Apa kau menyukaiku?"
Nari terdiam, matanya menatap Guanlin dengan sendu, ia harap Guanlin bisa mengerti walau tak ia ucapkan dengan kata-kata. Akan sangat pahit bila lidah ini menggoreskan luka. Lantas Nari hanya diam, ia mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Tapi didalam hatinya, ia bersuara,
'Tidak. Tidak Guanlin-ah. Maaf, tapi aku tidak mencintai mu..'
To be continue
--
Author's note : ngebut ini😂 maaf buat typo dan pendek banget emang😂😂😂 salahkan saja aku😂😂😂 semoga bisa publish lagi nanti😂 thankyuuu😍
Please read my new story => HEAL ME (Love Story at School) 💝💝💝
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...