Jihoon tersenyum kecil seakan tanpa beban walau kini keringat seakan mengguyur tubuhnya.
Disaat member yang lain kelelahan karena harus syuting berkali-kali, pria itu malah seakan mendapat energi nya sendiri. Jihoon seperti pria yang full energi, tidak berkurang sedikit pun walau jadwal padat benar-benar mendesak tubuh pria itu untuk terus menerus bekerja tanpa henti.
Semua itu bukannya tanpa sebab. Karena sebenarnya, seharian ini Jihoon mendapatkan energi melulu dari pacarnya yang baru saja kembali. Siapa lagi kalau bukan Nari?
Baik Nari maupun Jihoon, keduanya saling meluangkan waktu untuk sekedar mencuri waktu untuk bisa saling mengabari satu sama lain.
Terlebih Jihoon, pria itu berkali-kali harus berakting menahan pipis agar bisa berlama-lama dikamar mandi, duduk di kloset dan menelpon gadisnya dengan panggilan Hyung sebagai pengganti kata "sayang" nya. Seperti saat ini,
"Hyung, bagaimana kuliah mu?"
Diseberang sana Nari terkekeh, namun gadis itu masih sempat menjawab Jihoon.
"Baik-baik saja kok, aku suka dosennya, friendly sekali!"
"Benarkah? Dosen apa?"
"Matematika!"
Jihoon meringis kala mendengar mata pelajaran yang satu itu. Jujur saja, dipikiran Jihoon sekarang, dosen matematika itu pastilah botak, tua, berkacamata dan rambutnya sudah ubanan semua! Tapi semua imajinasi Jihoon langsung runtuh kala Nari mengatakan,
"Demi Tuhan! Dia tampaaaaaaaaaaan sekali! Mukanya saja seperti Minho oppa! Aigoo~ sudah cerdas, jenius, tampan, chaebol! Ugh! Aku benar-benar ingin memacar_"
"Yayaya! Kau bilang ingin memacarinya?! Hey hey lihat aku! Aku jelas lebih tampan darinya, lebih muda dan lebih bergairah, huh?! Aku juga populer" Jihoon tidak bisa menerima kekalahannya.
Nari terkikik histeris tanpa memperdulikan pembelaan Ji-hoon barusan,
"aaa~ bahkan dia sempat meminta ID LINE ku, meminta nomor WhatsApp ku, mem-follow IG dan Twitter kuu""Mwo?!" Jihoon membuka mulutnya tak percaya
"Heung.. bukan kah dia sangat modern Hoon? Tidak sepertimu yang bahkan tidak punya sosmed!"
"Aku akan punya nanti!"
"Huh? Benarkah?"
Lelaki itu sempat berfikir sejenak, lalu menjawab, "tentu saja, kalau agensi ku sudah mengijinkan"
"Kkk~ baiklah" gadis diseberang sana tersenyum lembut
Jihoon mengulum senyumnya sedikit, setelah itu ia menilik arlojinya sejenak,
"Hyung, seperti nya aku harus kembali"
"Eoh! Sana kerja!"
"Setelah ini kau ada kegiatan lagi?"
"Seperti nya ada rapat sebentar, setelah itu aku dan teman-teman ku mau jalan-jalan keliling Seoul! Ya kau tau sendiri kan aku adalah satu-satunya orang Korea disini, jadi mau tidak mau aku harus jadi pemandu wisata mereka"
"Ohh oke-oke arrasseo! Kalau begitu, semangat ya say.. hyung!"
"Arraa~"
Pip!
Jihoon memutus sambungan telepon nya setelah puas bicara dengan "Hyung" kesayangannya itu.
--
At Wanna One's dorm
Nari baru saja sampai dorm. Gadis itu lelah sekali hari ini karena baru saja menyelesaikan tugas sekaligus tour menjadi pemandu wisata bagi teman-teman China nya tadi. Walaupun begitu, Nari masih sempat bersih-bersih di dorm.
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...