25. DATE?

2K 159 6
                                    


Seperti janjinya, Jihoon kali ini benar-benar memberi kesempatan bagi Nari untuk bicara. Bahkan Jihoon bisa menutup mulutnya selama belasan menit tanpa protes dan lebih mementingkan apa yang Nari ucapkan. Semenjak tadi pria itu hanya diam dan mendengarkan apa yang Nari katakan, mulai dari kisah keluarga nya yang miskin, kakaknya yang berubah menjadi Yeonjoo, keluarga Nam, dan sampai pada akhirnya Nari menceritakan bahwa Kang Daniel ternyata adalah pacar dari kakaknya sendiri. hal tersebut tentu membuat Jihoon terkejut. Selan itu, menurut pandangan Jihoon bagaimana pun juga sikap Daniel benar-benar keterlaluan karena telah menyembunyikan banyak hal padahal ia tau mengenai kisah kehidupan saudara Nari yang sudah terpisah jauh dengannya.

"Itulah kenapa aku menangis tadi, sejujurnya, aku kecewa" begitulah yang Nari ucapkan sebagai akhir dari ceritanya. Gadis itu benar-benar tak habis pikir dengan Daniel yang terlambat memberi tahunya.

"Jika Daniel Hyung memberi tahu mu lebih awal, apa yang akan kau lakukan?" Kali ini Jihoon sekilas melihat kearah Nari.

Nari berpikir sejenak, lalu beberapa saat kemudian ia menyahut, "aku akan mencaci maki nyonya Nam dan seluruh keluarganya karena telah membuat Nara menderita."

"Tidak semua yang dilewati Nara itu adalah penderitaan Nari-ah. Aku yakin, paling tidak Nara juga pernah bahagia dengan mereka."

"Tapi nyonya Nam membiarkan Nara meninggal!"

"Jika benar begitu, kenapa ia sampai menemui dan berharap kau bisa menjadi anaknya? Bukan kah itu dikarenakan rasa rindu yang mendalam terhadap anaknya ya? Lalu, bagaimana rindu itu bisa datang kalau bukan karena rasa cinta dan sayang?"

Selama beberapa saat, Nari hanya terdiam, memang benar ucapan Jihoon, gadis itu baru mengerti sekarang. Nari memilih untuk diam, tidak berkata apa-apa.

"Benarkan?" Jihoon kembali menatap Nari, kali ini sambil menghentikan mobilnya.

"Iya" akhirnya gadis itu menyahut, tapi kini, netranya malah lebih fokus kearah mini market yang kini ada disampingnya. Didalam hati kecilnya, Nari sedang bertanya-tanya, kenapa Jihoon membawanya kesini?

Tak lama kemudian, Ji-hoon pun memakai maskernya dan berujar pada Nari,

"Beli dua cup mie instan dan seduh sekalian. Oya! Beli Snack juga, ini uangnya" Jihoon memberikan beberapa lembar uang pada Nari, dan Nari menerimanya dengan dahi berkerut,

'dia yang pakai masker, kenapa malah aku yang disuruh keluar?' batin gadis itu.

Jihoon kembali berujar, "sudah jangan protes, ayo makan!"

'Hhh.. baiklah' batin Nari, lalu ia berujar,

"Mau minum apa?" Tanya Nari kemudian.

"Air mineral, dan susu, hehe"

"Oke, sebentar ya"

Setelah itu, Nari pun langsung bergegas memasuki mini market dan berbelanja serta melakukan apa yang diminta Jihoon tadi. Setelah akhirnya berkali-kali bolak-balik, Nari pun selesai melakukan semua yang Jihoon minta, dan kini, Nari dan Jihoon sedang mencari tempat yang sepi untuk makan ramen berdua didalam mobil,

"Ini!" Nari memberikan satu cup mie instan pada Jihoon, dan Jihoon menerimanya tanpa pikir panjang,

"Akh!" Ia berteriak reflek karena Cup-nya masih panas. Nari tersenyum pelan,

"Yasudah biar ku pegang dulu." Kali ini Nari yang membawa kedua cup ramen tersebut, lalu meletakkan salah satu dari mie tersebut dan menyuapi diri sendiri dengan satu tangannya yang terbebas,

"Bagaimana rasanya?" Jihoon lebih dulu bertanya karena Nari sudah memakan mie nya terlebih dahulu.

"Enak kok" ujar Nari sambil kembali mengambil satu gigitan, "woah.. aku lapar sekali!" Ujarnya setelah benar-benar menahan lapar selama berjam-jam lamanya.

Jihoon tersenyum pelan, "makan yang banyak" ujarnya sambil mengelus kepala Nari seperti anak kecil.

"Aku bukan anak TK" Nari merengut.

Jihoon terbahak, "hei, besok-besok jangan menangis lagi ya"

Ucapan Jihoon barusan sontak membuat Nari menghentikan gerakan makannya, ia fokus menatap Jihoon yang tenang menatap nya,

"Besok kita bisa berkunjung ke makam Nara kalau kau mau." Ujar Jihoon lagi, "kita bisa kesana besok pagi" tawarnya

"Schedule mu?"

Mendengar ucapan Nari barusan, Jihoon malah tersenyum lebar,

"Besok aku free, soalnya mau ulangan susulan juga." Ujar Jihoon kemudian dan langsung diangguki oleh Nari.

"Nari-ya apa kau pintar?" Tiba-tiba Jihoon membuka percakapan sembari melahap mie nya.

Nari melirik Jihoon sejenak, lalu berujar,"masuk satu tahun lebih awal, apa menurutmu tidak pintar?" Pamer Nari karena ia slalu menjadi maknae dikelas. Ya, Nari lahir pada tahun 2000 akhir, tapi ia bisa mengimbangi pembelajaran satu tingkat diatas umurnya (yang seharusnya). Apa itu tidak pintar namanya?

Jihoon terkikik, "Besok-besok buatkan PR matematika ku ya?"

"Kau pikir aku mau?" Nari ikut terkikik pelan sambil melirik muka Jihoon yang sedang menahan amarah.

"Lupakan-lupakan!" Jihoon merajuk dan menolehkan kepalanya kearah lain.

Nari menggeleng pelan, "aish! Dasar anak kecil!"
















To be continue

Hai semuanya.. semoga part ini tidak mengecewakan yaa.. btw aku mau post ff lagi, tapi bingung mau nulis tentang apa😑 Oya, don't forget to voment yaaaa😄

Maaf ya tadi sempet eror😭

AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang