Jihoon menatap Nari dengan cemas, kini ditangan kanan pria itu sudah menggenggam kunci mobil. Tapi ia sama sekali tidak berniat untuk menjalankan mobilnya. Jihoon malah fokus melihat Nari yang sesenggukan, "Nari-ah, ada apa?" Suara lelaki itu melembut, seiringan dengan tangannya yang mengusap pelan punggung Nari.
Nari hanya bisa menatap Jihoon dengan nanar, bibirnya yang bergetar mulai terbuka mengucapkan dua kata yang singkat, "Kang Daniel_hiks!"
Setelah mengucapkan kata itu, Nari kembali menangis, ia tidak bisa mengutarakan perasaan nya untuk saat ini. Sedangkan Jihoon malah merasa geram, pria itu memang sudah memergoki sikap Daniel yang aneh akhir-akhir ini kepada Nari, tapi Jihoon diam saja karena ia tau Daniel adalah Hyung untuknya. Tapi kali ini membuat Nari menangis? Apa jihoon masih bisa mengampuni nya?
Kini pemikiran Jihoon melambung kemana-mana entah kenapa lelaki itu malah berfikir kalau Nari menyukai Center Wanna One tersebut.
"Daniel Oppa.." Nari kembali mengucapkan nama itu sambil sesenggukan.
Jihoon tidak tahan, akhirnya lelaki itu meledakkan amarahnya, "ada apa dengan Daniel Hyung? Kau disakiti oleh nya? Hatimu patah? Perasaanmu sakit? Apa kekasih nya membuatmu terkejut? Kau tau? Daniel tidak lajang!" Ujar Jihoon tanpa rem, ia benar-benar lost control untuk saat ini.
Tidak paham dengan ucapan dan maksud Jihoon, Nari malah mengangguk, "aku_"
"Seharusnya kau bisa melupakan nya Nari-ah. Daniel Hyung sudah punya yang lain." Lagi-lagi Jihoon memotong ucapan Nari tanpa memberi kesempatan untuknya menjelaskan apa yang terjadi.
Nari mengangguk lagi, "aku tau, tapi_"
"Ya! Sebegitu besarkah rasa cintamu padanya?!"
Teriakan Ji-hoon barusan seketika membuat suasana menjadi hening, bahkan gadis dihadapannya sampai membulatkan mata dan mengatupkan bibirnya meski suara isakan masih sedikit terdengar.
Selama beberapa saat, keduanya terdiam, Nari sedikit melirik kearah Jihoon untuk memeriksa, apakah lelaki itu masih marah atau tidak. Setelah dirasa Jihoon agak reda amarahnya, Nari mulai berani membuka suaranya lagi untuk menjelaskan yang sebenarnya pada Jihoon,
"bukan," ujar Nari ketika Jihoon menganggap nya menyukai Daniel, lalu Nari kembali berujar,
"aku hanya kecewa karena dia menyembunyikan sesuatu dari ku, aku_ hmmph!"
Jihoon tidak tahan lagi. Ucapan Nari mengenai Kang Daniel benar-benar membuatnya muak. Alhasil Jihoon lebih memilih menyumpal mulut gadis itu dengan bibirnya daripada mendengarkan seluruh penjelasan Nari.
Dan tepat saat kedua bibir itu menyatu, sesenggukan Nari sontak berhenti, matanya juga tidak menitikkan air mata lagi. Malah sekarang, gantian jantung Nari yang meloncat-loncat seakan mau keluar dari rongga dada nya.
Sebenarnya tidak hanya Nari, Jihoon juga berdebar, ia bahkan bingung dengan sikapnya yang tiba-tiba ini. Selama beberapa detik kedua bibir itu masih menempel sempurna, keduanya diam dengan pikiran masing-masing sampai pada akhirnya Jihoon memilih untuk menutup matanya,
'ayolah, mumpung menempel, gerakan juga' batin pria berfikiran kotor itu, lalu ia semakin mendempet kearah Nari yang semakin terhimpit dan memojok. Setelah memojokkan Nari, Jihoon mulai menggerakkan bibirnya sedikit demi sedikit. Sontak ketika Jihoon menggerakkan bibirnya, Nari ikut menyadari hal itu,
'oh!' Gadis itu tersentak dan langsung tersadar, lalu kedua tangan gadis itu mendorong dada Jihoon secara perlahan sampai bibir keduanya terpisah,
"Ya.. apa yang.. kau lakukan?" Suara Nari semakin kesini semakin samar terdengar, bibirnya mulai sesenggukan lagi. Dan matanya menghadap ke bawah, agar tidak bertemu dengan mata Ji-hoon.
Jihoon juga ikut terdiam, ia semakin erat menggenggam kunci mobil nya, karena merasa malu dan salah tingkah, Jihoon malah menghidupkan mobil yang ia tumpangi saat ini,
"Mau kemana?" Nari mulai panik ketika mendengar suara mesin yang menyala.
Tapi Jihoon malah tersenyum kikuk sambil berujar, "seperti yang kau mau, ayo pergi!"
Tepat setelah mengucapkan itu, Jihoon langsung menyetir mobilnya dan keluar dari dorm malam-malam bersama Nari
"Ya.. kita mau kemana?" Nari memandang Jihoon takut-takut.
Jihoon berdehem pelan, "cari makan. Kau belum makan malam kan?"
Nari mengangguk pelan, dan Jihoon melihat anggukan itu. Lantas Jihoon kembali berujar,
"Setidaknya kau berhenti menangis." Gumam pria itu pelan, sebenarnya Ji-hoon sedang membicarakan ciuman yang tadi. Reaksi Nari benar-benar membuatnya terkejut.
Nari pura-pura tidak tahu, "apa yang kau bicarakan?" Gadis itu malah menggenggam sabuk pengamannya erat-erat.
"Baiklah, lupakan saja. Sekarang bicara, apa yang mau kau bicarakan tadi?"
Nari tidak menyahut, malah kini gadis itu merengut sambil menggigit bibirnya kuat-kuat, dalam hati ia mengucapkan sumpah serapah pada pria yang satu itu, hatinya geram setengah mati setelah mendengar ucapan Jihoon barusan,
'lupakan saja katamu? Ya! Itu ciuman pertamaku!'
Teriak Nari didalam hati.
To be continue
HOPE U LIKE IT!
Agak ngebut emang><
Jangan lupa voment yaa😂 yukk follow2follow❤❤❤
Btw besok author ada ulangan😑riemann😑
Yaudah lah😂 byeee
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...