Lucas berjalan cepat menghampiri gadis itu. Kakinya yang panjang menapak keras di lantai bandara sampai menimbulkan suara derap langkah kaki yang terdengar cukup keras,
"Nari-ah, kenapa kau tidak memberitahu ku kalau kau berangkat sekarang?!" Suara bass itu terdengar keras menusuk telinga Nari
"Hehe, maaf. Aku juga terburu-buru karena menggantikan jadwal keberangkatan teman satu fakultas ku" jelas Nari sambil tersenyum lembut
Lucas terengah-engah tapi ia mencoba berdiri tegak, menatap gadis dihadapannya dalam-dalam sambil tersenyum paksa, "ini adalah pertemuan terakhir kita" ujarnya kemudian
Nari membelalak kan matanya, ia tidak mengerti dengan ucapan Lucas barusan, "apa maksudmu?"
"Aku akan ikut pertukaran pelajar juga, tapi ke Thailand" ujarnya, lalu melanjutkan, "seperti mu, aku akan berusaha sekuat tenaga, aku juga ingin dapat surat rekomendasi agar bisa pindah ke Thailand. Ku dengar perusahaan mereka juga punya universitas di Thailand. Walau tidak sehebat di Korea, tapi ku dengar universitas nya tidak buruk juga" Lucas terkekeh diakhir kalimat
Membuat Nari miris melihatnya, "kau serius?"
Lucas mengangguk, "lagi pula, aku rindu ibuku. Aku ingin tinggal bersama nya
Walau bibir pria itu melengkungkan senyum, namun jelas sekali, mata beningnya terlihat berair menyimpan kesedihan. Nari tersenyum lembut sambil menepuk bahu Lucas yang turun lemas tiba-tiba,
"Sudah saatnya kau berangkat" Lucas berujar lesu sembari menunjukkan arlojinya
Nari mengangguk pelan sambil membenahi letak tas dan koper nya yang sempat melorot. Setelah itu, ia tersenyum sekali lagi, melambai pada Lucas, dan berbalik pergi...
--
Park Jihoon sedang happy hari ini. Ya, sangaaaaat happy. Alasannya cukup simple, karena ada Nari disisinya. Benar, semalam gadis itu menginap di dorm Wanna One. Lebih tepatnya menginap di kamar tamu sembari menghabiskan malam bersama Jihoon.
Pria itu benar-benar membuat Nari hilang akal. Si bantet itu semalam mengganggu Nari, kesana-kemari bolak-balik sambil memakai piyama bebek dan memeluk guling nya sendiri dengan gusar. Dan saat Nari bertanya, dia kenapa. Jihoon dengan polosnya menjawab minta ditemani tidur.
Oh ya Tuhan, Park Jihoon si pria dewasa tiba-tiba berubah menjadi bayi besar merepotkan gara-gara kepulangan Nari!
Dan kini, pria yang masih berlagak sok imut itu merengek geli meminta sarapan pada gadisnya. Ia bahkan menggenggam sendok dan garpu seperti bocah tiga tahunan yang baru bisa makan sendiri.
"Park Jihoon berhentilah merengek, sedang ku buat nasi goreng nya untukmu" Nari berujar sabar seperti biasa, gadis itu tau kalau Jihoon memang suka bertingkah seperti ini.
"Aniya palli! Nasi! Nasi! Nasi! Nasiii~" Jihoon bahkan mengetukkan sendok garpu nya diatas meja, menimbulkan suara tuk tuk tuk yang bising.
"Astaga Hoon" Nari menghampiri bayi besar kesayangannya sambil membawa sepiring besar nasi goreng khusus untuk Jihoon, "nah, makan"
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...