"kau urus rumah saja, jangan pikirkan yang lain. Mulai hari ini aku yang urus member."
Entah kenapa, Jihoon merasa menyesal setelah mengucapkan kata-kata tersebut tiga hari kemarin.
Karena kini. Jam 11 malam. Saat ia dan member lain baru saja pulang. Saat tubuhnya seakan remuk lemas tak bertulang gara-gara jadwal super padat yang baru saja ia lalui. Dan, setelah ini, ia harus menepati janjinya pada Nari. Yakni, mengurus semua member dengan tangannya sendiri. Dengan tubuhnya yang seakan sudah tinggal separuh nyawa saja.
'demi Tuhan, park jihoon! Mulutmu!' ia mengutuk mulutnya sendiri yang sudah bicara sebelum bertindak.
Karena faktanya, mengurus sepuluh pria dewasa yang mendadak jadi bayi penuh rengekan itu tidaklah mudah! Hanya karena lelah mereka malah terkesan seperti orang mabuk! Bicara seenaknya dan menyuruh ini itu seakan mereka semua adalah Boss dunia.
"Yaaa!! Aku minta air dingin!!" Sungwoon selalu jadi yang pertama merengek.
"Ani, hyung, aku mau biskuit ku di tas Guanlin. Ambilkan!" Kali ini si bayi, Daehwi yang merengek merengut manja.
Tak mau kalah, Woojin malah menarik kerah Jihoon sambil mendekatkan muka mereka dan berteriak, "AKU BUTUH HANDUK!"
"i-iya sabar!" Hanya itu yang bisa Jihoon katakan sambil meletakkan tangan Woojin ke tempat semula.
"Hyuungg! Mainkan musik SECHSKIES sunbaenim! Yegam!" Pinta Guanlin tiba-tiba sambil menunjuk tumpukan CD.
Jihoon langsung bergerak cepat mengambilkan air dingin dan handuk terlebih dahulu, lalu ia berlari mengambil biskuit dari tas Guanlin dan memberikannya pada mereka yang membutuhkan, "Guanlin-ah, kasetnya yang berwarna pink atau kuning? Aku lupa"
"Kun_"
"Ahh jangan-jangan!! Bruno mars saja, Hoon!" Tiba-tiba Seung-woo menyela, "putarkan musik bruno mars saja!"
"Yak! Brisikkk!" Kali ini Daniel yang angkat bicara, "aku mau tidur! Jangan putar musik apa pun!"
"Ahh bodo amat! Hoon, tolong kompres leherku Hoon! Pegal sekali aish!" Jisung ikut-ikutan merengek sambil mengabaikan Daniel yang masuk kedalam kamar dengan muka yang bersungut-sungut.
Jihoon yang mendengar segala macam keluhan itu hanya bisa diam dan memaksakan senyum,
'sial! Mereka benar-benar bayi yang merepotkan!' umpatnya dalam hati.--
Pagi datang menyapa, dan Nari yang masih setengah terbuka matanya memaksakan diri untuk bangun dan langsung menuju dapur dengan niat hendak memasak air. Sayangnya, sebelum gadis itu menyelesaikan rutinitas, tubuhnya sudah merasa lelah terlebih dahulu. Kenapa? Karena baru saja ia melewati ruang tengah yang berantakan bukan main. Handuk basah disana sini, snack tercecer dimana-mana, salep-salep juga meluber seperti tergencet sesuatu dan yang terparah adalah sofa yang berantakan miring kesana-kemari.
Nari langsung kehilangan akal sehatnya, tulangnya juga seakan hilang terbawa angin, entah kenapa tubuhnya terasa lemas sekali hari ini,
"Astaga Park Jihoon! Kau membantuku atau.. malah mengacaukan pekerjaan ku?" Nari bergumam sambil menghembuskan nafas panjang nya.
Setelah berdiam diri meratapi nasib dengan semua kondisi dorm yang berantakan ini. Akhirnya Nari pun terpaksa harus turun tangan membersihkan semua kekacauan yang disebabkan oleh si pembantu baru (yang tidak becus), Park Jihoon.
Nari mulai membersihkan ruang tengah terlebih dahulu, ia menyapu, mengepel, dan membersihkan debu sekaligus remahan-remahan biskuit yang tercecer disana sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...