20. DISTANCE

1.7K 182 11
                                    

Sore itu Kang Daniel baru saja menyelesaikan Photoshoot nya bersama member yang lain, tiba-tiba sungwoon datang menghampirinya sambil memberikan ponsel nya yang berdering,

"Dari tadi ponselmu bunyi, seperti nya ada panggilan penting" ujarnya sambil memberikan ponsel tersebut pada sang pemilik.

Daniel pun membuka ponsel nya dan sedikit mengerutkan dahi kala nomor yang menghubunginya tidak ada dalam kontak, namun pada akhirnya Daniel memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut,

"Halo?"

"Apa benar ini ponsel Kang _"

"Eoh, ahjumma ada apa?"

Bingo! Daniel langsung bisa mengenali suara wanita tua itu, Hyun ahjumma. Ya, Daniel mudah mengenali suaranya karena dulu saat ia awal-awal trainee Hyun ahjumma slalu menelpon untuk sekedar menanyakan kabar, Hyun ahjumma sudah seperti ibu bagi Daniel, sayangnya, keluarga Yeonjoo seakan-akan melarang Hyun ahjumma untuk mendekati Daniel, semenjak itulah Hyun ahjumma jarang menelpon.

"Syukurlah kau mengenali suaraku, aku hanya ingin memberitahu, tadi nyonya Nam membuat keributan disekolah saudara kembar nona Yeonjoo, aku juga tidak tau kalau ternyata nona memiliki saudara kembar. Apa kau sudah tau tentang itu? Coba kau temui dia, setidaknya hatimu bisa sedikit terobati jika menemuinya, dan ku harap, kau tidak lagi menaruh harapan pada nona Yeonjoo, sadarlah.. dia sudah meninggal." Suara nya terdengar amat khawatir, ya, sejatinya Hyun ahjumma khawatir kalau Daniel terus saja berharap dan menyayangi seseorang yang bahkan sudah tiada lagi di dunia ini.

"Ahjumma, aku tidak seperti itu_"

"Jangan bohong, aku tau kau masih sering menangis didepan makam nona Yeonjoo, kau bahkan seringkali berteriak didepan makamnya dan berharap dia kembali. Dari pada mengharap sesuatu yang mustahil, lebih baik kau mengambil kesempatan lain. Kau bisa menyayangi kembaran nona Yeon jika kau mau. Aku memang tidak punya alamatnya, tapi aku tau nama sekolah nya_"

"Aku sudah tau."

Selama beberapa saat Hyun ahjumma terdiam diseberang sana, lalu berujar lagi,

"Benarkah? Apa kau juga kenal dengannya? Kalian dekat?"

"Tidak sedekat itu." Daniel murung.

"Ya sudah, kali ini lindungi dia, jangan sampai dia pergi, hm?"

"Nde ahjumma."

"Baiklah, ku tutup teleponnya"

"Eoh.."

Pip..

Sambungan terputus.

Daniel terdiam, 'nyonya Nam membuat keributan disekolah Nari? Apa Nari baik-baik saja?' pikirannya mulai melambung kemana-mana.

Saat ini yang ada di otak Daniel hanyalah pulang, bertemu Nari, dan menanyakan semuanya. Sudah itu saja. Tapi, lagi-lagi kesibukannya membuatnya mau tidak mau harus bersabar menunggu.

--

Disisi lain, Nari baru saja membuka pintu dorm dan langsung merebahkan diri di sofa, tubuhnya benar-benar lelah, tadi di sekolah full tugas karena kesibukan guru yang menyiapkan akreditasi sekolah. Selain itu, masalah Nara tak henti-hentinya mengusik otak dan hati Nari. Pikirannya mencoba berfikiran positif   tapi disisi lain, hatinya benar-benar merasakan firasat buruk,

'semoga semuanya baik-baik saja. Nara-ya, semoga kau baik-baik saja, tidak merasakan sakit mau pun sedih' doanya jauh didalam lubuk hati.

Dan Tuhan memang sudah menjadikan Nara seperti yang ada pada doa Nari, Nara kini tak lagi merasakan sakit maupun sedih, karena ia memang sudah tidak akan pernah bisa lagi merasakannya. Kedua saudara itu sudah terpisah pada dunia yang berbeda, tanpa Nari ketahui, orang yang paling ia sayangi sudah pergi, jauh meninggalkan nya, dan tidak akan pernah bisa kembali lagi.

"Hhh.." Nari menghembuskan nafasnya sambil melihat sekeliling, dorm memang tidak terlalu berantakan, tapi, Nari masih harus mencuci baju hari ini.

Lagi-lagi gadis itu mencoba bersikap tabah, kalau tidak begini, ia tidak bisa makan, tidak bisa tidur, dan tentu saja akan putus sekolah. Maka dari itu, sesulit apapun hidupnya, ia harus tetap menjalani semuanya dengan baik, kelak setelah ia lulus SMA, ia akan mencari jalur bea siswa dan masuk kuliah dan mencari pekerjaan yang lebih layak. Ya, se simple itu pikiran Nari.

Tapi..

Jika memang itu yang akan terjadi, berarti ia akan berpisah dengan member, ia tidak bisa bekerja di dorm  lagi. Dan ketika itu terjadi, Nari hanya bisa bertemu mereka dengan posisi yang berbeda, tidak mungkin sedekat ini. Mungkin akan terpisah sangat jauh, karena diluar sana, jutaan orang ingin menjadi dirinya, dekat dengan member, bahkan bisa menatap mereka dalam jarak yang amat sangat dekat.

Ujian akhir tinggal beberapa bulan lagi, bisa Nari hitung, kapan ia akan meninggalkan dorm dan memulai hidupnya sebagai wanita dewasa. Dan ketika saat itu terjadi, Nari berharap member masih akan mengingatnya, begitu juga Nari yang akan slalu menyimpan nama kesebelas pria itu jauh didalam otak dan hatinya. Karena bagaimanapun juga, mereka adalah bagian dari kehidupan Nari yang patut ia syukuri keberadaan nya.




















--

To be continue

Maaf telat post.. soalnya udah mulai berangkat sekolah😂 bingung juga mau nulis jam berapa soalnya dari pagi sampe sore jam lima lebih masih full disekolah😂
Pulang sekolah istirahat bentar, terus belajar, terus tidur😂 apalagi udah kelas dua belas materinya sulit (riemann)😂 maaf banget yang udah nunggu.. bukannya PHP tapi beneran full sekolah😂

Maaf ya malah curhat😂😂😂 pokoknya terimakasih buat vote dan komentar nya.. maaf juga belum bisa ralat tulisan😂 typo dimana-mana😂 i'm So sorry😅

But, Hope U like it!















To be continue

AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang