Satu hari tanpa orang yang dicintai menjadi salah satu hari terburuk yang dialami setiap orang.
Antara rindu yang terbendung, gejolak ingin bertemu, rasa sepi yang menghantui, sampai pada puncak nya, kita tidak dapat menahan semua perasaan campur aduk tersebut dan memilih untuk menyerah dengan keadaan.
Membiarkan tubuh yang berbicara, membiarkan raga ini berlari sekencang-kencangnya kearahnya, tubuh yang berhambur ke pelukannya, merasakan hangat tubuh nya sebagai balasan atas rasa susah payah membendung rindu.
Ya, andai saja Guanlin bisa seperti itu, andai dia bisa menyerah dan berlari kembali ke dorm dan bertemu dengan Nari, andai ia bisa memeluk Nari sebagai salah satu cara untuk menyerukan seberapa besar lelaki itu menyukainya.
Ya, andai saja.
Sayangnya, situasi tidak bisa melepaskan. Jadwal padat ini benar-benar mengekang nya. Tak ada sedikitpun waktu santai untuk sekedar menelpon Nari lewat telefon rumah dan menanyakan kabarnya yang sendirian disana,
"Ah.. aku merindukannya" keluh Guanlin sambil mengacak rambutnya dengan kesal.
"Aaa..! Jangan diacak-acak Guanlin-ah!" Stylish Noona memarahi Guanlin atas sikapnya yang tidak menghargai hasil kerja nya.
Guanlin melirik stylish Noona, "maaf." Balasnya dengan muka datar yang kentara.
Tak lama kemudian Kang Daniel datang dan duduk disamping maknae Wanna One itu, Daniel dengan ramah membawa sepotong roti dan menawarkan nya pada Guanlin,
"Mau?" Ujarnya sambil menyodorkan roti yang masih terbungkus rapat.
Guanlin menggeleng, "tidak, terimakasih"
"Hohoho! Tumben tidak mau? Biasanya kau mencuri roti ini dariku." Goda Daniel sambil melahap roti yang tadi sempat ia tawarkan pada Guanlin,
"Ini enak lho.." godanya lagi.
Guanlin tetap pada posisinya, tatapan kosongnya menatap ke depan, pria itu sama sekali tidak memberikan reaksi, membuat Daniel merasa aneh.
"Kau baik-baik saja kan?" Tanya nya memastikan.
"Aku baik, Hyung" Guanlin melihat ke arah Daniel sebentar,
"Hyung" panggil sang maknae sambil memberikan tatapan menyelidik pada Hyung nya,
"Apa?" Jawab Daniel
Guanlin menelan ludahnya samar, lalu kembali berujar, "bukankah, dulu Hyung pernah punya pacar?"
"Ohk! Uhuk-uhk!" Daniel tersedak, "yak! Untuk apa kau mengungkit-ungkit hal semacam itu, eoh?!" Kesalnya sambil menyembur tepat didepan muka Guanlin.
"Kan aku tanya" balas lelaki itu dengan santai.
Daniel mendengus, "hm, kenapa memang?"
"Apa Hyung pernah sangat merindukan mantan kekasih Hyung itu?"
Daniel tertegun, pria itu teringat akan sesuatu, namun menggeleng untuk menghilangkan bayang-bayang yang ada dipikiran nya,
"Tidak, aku tidak pernah merindukan mantan kekasihku"
"Kenapa?" Guanlin bertanya sambil menatap Daniel.
Daniel pun membalas tatapan Guanlin dengan senyuman, seraya berkata, "Untuk apa kau merindukan seseorang yang bahkan tidak bisa lagi merindukanmu?"
"Maksudnya?"
"Dia sudah meninggal," jawab Daniel dengan tatapan yang meredup, "Yeonjoo sudah meninggal.."
Guanlin langsung membungkam mulutnya, pria itu langsung merasa tak enak dan canggung,
"M-maaf kalau.."
KAMU SEDANG MEMBACA
AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#
Fanfictionbagaimana jadinya jika aku menjadi pembantu di dorm Wanna one? apakah kehidupanku akan baik-baik saja bersama sebelas pria super tampan tersebut atau malah sebaliknya? huft.. kurasa ini tidak akan mudah. Ahn Nari, fighting! ⚠SATU CHAPTER ISINYA PEND...