13. i should...

4.6K 344 116
                                    

Min. 90 VOTES. BARU LANJUT.

PERHATIAN❗❗

Wajib VOTE Sebelum Baca!

¤Φ¤

13. i should...

¤Φ¤

Hari kemarin tak akan pernah bisa menjadi hari ini. Begitupun hari ini, tak akan pernah bisa menjadi hari kemarin. Perasaan gadis bernama Tiffany itu sedang kalut. Jika kemarin ia tak memperdulikan ibu Jaehyun yang mungkin saja bisa melapor pada Jaehyun tentang kejadian kemarin, maka hari ini gadis itu terlihat cemas. Memikirkan segala sesuatu yang buruk bisa saja terjadi hari ini. Salah satu contohnya, Jaehyun datang kekelas gadis itu dengan dua pisau ditangannya. Saat itu, Tiffany yakin bahwa Jaehyun akan menusuk dirinya dan Sehun secara bersamaan.

Aigoo...itu mengerikan, yah?—

Tadi malam setelah Sehun dan Tiffany membuat gaduh diatas ranjang hingga berantakan, laki-laki itu tiba-tiba terbangun pada pukul setengah dua malam. Ia pun ikut membangunkan Tiffany, yang saat itu sedang tertidur sangat pulas karena lelah memacu adrenaline beberapa jam sebelumnya dengan Sehun.

Saat itu, Sehun mengatakan bahwa ia akan pulang kerumah. Dan Tiffany pun mengijinkannya. Tiffany juga mengerti, bahwa keduanya harus kembali bersekolah esok paginya. Dan Tiffany tahu, bahwa Sehun tak memiliki seragam baru untuk ia gunakan besoknya.

Setelah mengecup kening Tiffany sekali, laki-laki itu lalu berjalan keluar apartemen Tiffany. Dan tersisalah keheningan yang mengurung gadis itu. Tapi pikirnya...tak apa. Toh, ini memang sudah seperti biasanya. Harusnya ia bersyukur karena hampir semalaman, Sehun menemani dan tertidur disampingnya malam ini.

Dan kini wanita itu sedang berjalan dengan santai dihalaman sekolah. Kedua tangannya terlipat didepan dada, sambil gadis itu menikmati terpaan angin dipagi hari yang menerpa seluruh wajahnya.

"HEI, HWANG NAUGHTY!!!!"

Jisoo...gadis itu melompat dan segera merangkul leher Tiffany. Seperti biasanya, Jisoo akan menampilkan senyum manisnya dipagi hari.

"Hei! Jangan buat orang-orang curiga, karena sebutan barumu itu untukku!" Tiffany memprotes.

Jisoo hanya terkekeh. Gadis itu masih berjalan dengan merangkul Tiffany, seakan ia begitu mencintai Tiffany sehingga tak ingin melepaskan gadis itu.

"Kau tahu? Aku baru saja menghancurkan malam bersama Tae..."

"Orang tuamu, dinas keluar kota lagi?"

Jisoo mengangguk dengan kuat. Sebenarnya, alasan Tiffany bertanya seperti tadi agar ia tak mendengar cerita erotis Jisoo dipagi hari seperti ini. Karena itu akan sedikit terdengar...

Menyebalkan! Ah! Haruskah aku juga pamer padanya?—

"Ng...kau tahu, Taeyong benar-benar..."

"Aku juga terbakar tadi malam!" sahut Tiffany.

Jisoo spontan langsung menoleh ke arah Tiffany. Matanya memelotot tajam, mencoba mencari maksud dari perkataan Tiffany barusan.

WILD ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang