50. BRAVE

1.2K 131 129
                                    

50. BRAVE

***

Semenjak siuman, Sehun terus terjaga demi menemani Tiffany yang kini sedang terlelap dalam tidurnya sejak semalam. Bahkan hingga gadis itu terbangun dari tidurnya, laki-laki itu tetap tak ingin mengistirahatkan dirinya.

"Tidurlah... kau pasti terjaga sepanjang malam karena ku. Aku tidak ingin kau jatuh sakit," ujar Tiffany.

Gadis itu sedang terduduk di ranjangnya sembari memakan makanan yang telah disiapkan oleh pihak rumah sakit untuk pasien, yang sama sekali tidak terlihat menggugah selera di depannya itu. Tapi, tetap Tiffany paksakan untuk makan... agar dirinya cepat pulih dan cepat kembali ke Seoul.

Tiba-tiba, Sehun tersenyum. "Ingat! Kau harus memakannya sampai habis, mengerti?" kata Sehun. Lalu, laki-laki itu berdiri dari posisi duduknya hingga membuat Tiffany keheranan.

"Tidak apa 'kan, jika aku tinggal sebentar ke cafetaria?" tanya Sehun. Tiffany langsung tersenyum manis ke arah Sehun seraya menganggukan kepalanya.

Sehun kemudian mendekatkan diri pada Tiffany dan sekilas mencium kening gadis itu. Lalu, sebelah tangannya mengusap kepala Tiffany dengan lembut.

"Aku akan segera kembali...," ujar Sehun, lalu beranjak dari hadapan Tiffany.

Gadis itu melanjutkan memakan makanannya, sedangkan Sehun berjalan ke arah cafetaria rumah sakit demi memesan segelas kopi dan membeli beberapa makanan ringan untuk dirinya yang akan ia bawa kembali ke kamar Tiffany nanti. Sambil berjalan, laki-laki itu menghubungi ibunya yang mungkin saja akan mengomel pada laki-laki itu sebentar lagi.

Dan benar saja...

"HEI!!! Bukankah ibu bilang untuk segera menghubungi ibu jika kau sudah sampai di sana? Kenapa kau baru menelepon ibu!"

Menanggapi ocehan sang ibu, membuat Sehun hanya tersenyum sekilas.

"Mian... aku sungguh melupakan hal yang ibu perintahkan kemarin. Maafkan aku... ng?"

"Bagaimana dengan Tiffany? Apa dia sudah sadar? Apa dia sudah baik-baik saja sekarang? Perlukah ibu menyusul mu dan memeriksa Tiffany sendiri?"

"Geogjeongma, eomma. (Jangan khawatir, bu.) Gadis itu sudah baik-baik saja sekarang. Dia sudah siuman sejak semalam," kata Sehun memberi jawaban atas pertanyaan ibunya.

Di sisi lain, ibu Sehun yang mendengar penuturan dari anaknya itu merasa lega. Mendengar putera-nya sudah sampai di Daejeon dengan selamat, sudah membuat wanita paruh baya itu bisa bernafas lega. Terutama berita keadaan Tiffany yang katanya mulai membaik dari keadaannya dan secara langsung ikut mempengaruhi Sehun, yang nada bicaranya terdengar lebih santai sekarang ini.

"Ibu... sudah dulu yah. Aku sedang menuju cafetaria. Setelah itu, aku harus kembali ke kamar rawat Tiffany," ujar Sehun.

"Eo, geurae. Sampaikan salam ibu untuk Tiffany, mengerti?"

Sehun tetap mengangguk sambil tersenyum meski ibunya tidak bisa melihatnya secara langsung. Lalu tak lama... sambungan telepon ibu dan anak itu saling terputus.

Dengan segera laki-laki itu melangkahkan kakinya menuju cafetaria yang letaknya sudah tak jauh dari tempat ia berdiri sekarang ini. Setelah memesan beberapa makanan ringan untuk di bawa ke kamar Tiffany dan segelas kopi, Sehun langsung kembali melangkahkan kakinya dan bergegas ke arah kamar rawat Tiffany.

WILD ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang