41. DEAD

1.7K 187 105
                                    

🔞
Anak kecil, dilarang masuk!

¤Φ¤

41. DEAD

¤Φ¤

Tak terasa, hari berlalu begitu cepat.

Sehun sudah masuk sekolah hari ini. Jadi, sudah pasti Tiffany akan pulang bersama Sehun sepulang sekolah nanti.

Waktu menunjukan pukul lima sore. Langit mulai berubah warna menjadi sedikit lebih oranye. Matahari tampaknya akan segera tenggelam dalam beberapa waktu.

"Apa kau ingin membeli makanan terlebih dahulu sebelum pulang nanti?" tanya Sehun. Kemudian, Tiffany membalasnya dengan sedikit menggelengkan kepalanya.

"Aku bisa memasak nanti."

Tiffany berhasil mendudukan dirinya di jok belakang motor Sehun. Tak lama, motor bergerak meninggalkan halaman parkir sekolah.

Saat ini, gadis itu merasa sangat bebas dapat memeluk Sehun dengan erat dari belakang. Sesekali, Tiffany mengajaknya ngobrol dan sering kali diakhiri oleh tertawaan.

Masalah tentang dirinya yang sedang diteror, Tiffany menunda untuk memberitahu Sehun. Setidaknya, sampai saat mereka berdua tiba di apartemen Tiffany.

Kedua orang itu telah sampai di area apartemen Tiffany. Hanya tinggal satu belokan, dan Sehun hanya perlu memarkirkan motornya di parkiran gedung.

"Kenapa mengarah ke parkiran gedung?" Tanya Tiffany.

"Aku ingin tinggal sebentar. Boleh 'kan?"

Tiffany tahu, pasti Sehun sedang ingin melakukan sesuatu. Lagipula, Tiffany juga teringat dirinya ingin menceritakan masalah tentang teror yang ia terima sedari kemarin.

Sesudah Sehun memarkirkan motornya, barulah Tiffany turun dan menginjakan kakinya di dasar. Kemudian, Sehun ikut turun dari motor sembari kedua tangannya yang sibuk melepas helm dari kepalanya.

"Kau ingin memasak apa?" tanya Sehun setelah ia meletakkan helm-nya di atas jok motor. Lalu, beralih ke samping Tiffany ... berjalan sambil merangkul bahu Tiffany.

"Aku tahu, kau bukan penasaran dengan masakan ku!" sahut Tiffany, karena sepertinya ia sudah tahu ... apa maksud dan tujuan Sehun yang mampir terlebih dahulu ke apartemennya malam ini.

"Hmm ... aku lapar. Tapi, bukan untuk mengisi perut. Kau tahu 'kan?" Sehun tersenyum usil.

Keduanya kini sedang menunggu pintu lift terbuka. Dan keduanya bahkan tak perlu menunggu lama, karena sekarang ... mereka telah berada di dalam sebuah lift, yang akan membawa mereka ke lantai apartemen Tiffany.

"Aku masih belum boleh melakukan ...."

"Percayalah pada ku. Sekarang, aku dokternya," lagi, Sehun tersenyum dengan usil. "Sini, ku periksa denyut nadi mu ...."

Tanpa berkata panjang lagi, Sehun langsung menarik pergelangan tangan Tiffany. Kelakuannya saat ini seperti seorang dokter yang sedang mengecek keadaan pasien melalui denyut nadi mereka.

"Hmm ... kusarankan, agar kau melakukan aktivitas fisik yang dapat memacu adrenaline mu, Tiffany-ssi."

Perkataan Sehun yang seakan dirinya adalah dokter barusan berhasil membuat Tiffany cekikikan.

Ting—

Pintu lift terbuka. Tiffany jalan lebih dahulu, melangkahkan kakinya keluar dari dalam lift, baru disusul oleh Sehun di belakangnya.

WILD ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang