38. TERROR

1.7K 189 82
                                    

Aing mau selesein cerita ini cepet-cepet.
Supaya lanjut yang ke-2 hehehe.

So, welcome to puncak.
*puncak moeloe dari kemarennnn🐒
Tapi ini beneran, udah puncak. Hehehe.

Gak tau sih, bakalan ending berapa chapter lagi. xixi

Oh yah. Aing mau kasih tau juga. Kalo mingdep off update dulu untuk WR, FLAFM, sama MNIC.

SKYAN DAN TEREMA KAZEH.

38. TERROR

¤Φ¤

Keadaan rumah sakit di pusat kota Seoul kala itu tidak terlalu ramai. Untungnya tidak banyak pasien gawat darurat yang masuk malam itu ke bangsal Instalasi Gawat Darurat. Jadi, Sehun dapat dengan mudah menemui sang Ibu yang memang bekerja di rumah sakit terbesar di Seoul itu.

Laki-laki itu kini sedang terduduk di sebuah kursi, selagi dirinya yang menunggu Tiffany ... yang sedang diperiksa keadaan kesehatannya oleh sang Ibu.

"Apa ini terjadi dari tadi siang?"

"Eo, Ibu. Aku memang sempat ke ruang kesehatan di sekolah."

Kedua wanita itu kini sedang berjalan ke meja kerja Ibu Sehun. Ibu Sehun duduk di tempatnya, sedangkan Tiffany tentu saja duduk di sebelah Sehun. Wajah laki-laki itu terlihat sangat khawatir.

"Ada apa dengannya Bu? Apakah parah?" Tanya laki-laki itu, pada Ibunya.

Ibu Sehun tidak melihat langsung ke arah dua orang di depan mereka. Wanita paruh baya itu sedang asik memainkan bolpoint dan mengetuk-ngetukkannya ke meja.

"Dia baik-baik saja. Tidak ada hal aneh yang terjadi pada organ vitalnya. Semuanya tampak normal. Hanya saja ... Tiffany mengalami sedikit depresi dalam batas wajar." Ibu Sehun kini sedang menulis sesuatu di selembar kertas.

"Banyak pikiran, rasa kekhawatiran, dan kelelahan, akibat kurang tidur dan banyak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan memacu adrenalin juga, adalah sebab utama Tiffany mengalami sering mual. Apalagi, kau berkata ... tidak menyentuh makanan mu bukan sedari pagi?" Tanya Ibu Sehun pada Tiffany, dan hanya dibalas anggukan singkat oleh Tiffany sendiri.

"Lanjutkan meminum obat yang dokter jaga di sekolah berikan pada mu, lalu ... Ibu akan menambah beberapa obat untuk kau minum. Dan ...," ucapan Ibu Sehun tertahan. Ia melirik ke arah putranya yang juga sedang berada di ruangan kerjanya itu. "Sehun-ah ... bisakah kau keluar sebentar? Ibu ingin membicarakan masalah wanita dengan Tiffany sebentar." Perintah sang Ibu.

Laki-laki itu sebenarnya merasa enggan untuk meninggalkan tempatnya. Tapi pada akhirnya, ia mulai bangkit dari posisinya. "Ba-baiklah."

Sehun sekarang sedang berjalan ke arah pintu dan segera keluar dari ruangan. Tinggallah Ibu Sehun dan Tiffany dalam ruangan itu.

"Apa ... siklus menstruasi mu lancar?"

Tiffany agak sedikit menegang ketika mendapat pertanyaan seperti itu dari Ibu Sehun. Entahlah, seperti sesuatu hal besar akan terjadi, tapi Tiffany tidak tahu, apa hal besar itu.

"N-ne," balas Tiffany. "Apa ... ada masalah dengan pemeriksaan ku tadi, Bu?"

Ibu Sehun menggeleng kemudian tersenyum. "Ibu tahu, bahwa Sehun memaksa mu untuk melakukannya."

Raut wajah Tiffany kebingungan dalam menanggapi omongan Ibu Sehun barusan.

"Mak-maksud bibi?"

"Apa kalian sering berhubungan ... kau tahu? Seperti berhubungan badan terlalu sering?"

WILD ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang