28. where r u?

2.4K 247 119
                                    

sebenernya, chapter ini udah lama selesai.
but, i just feel so disappointed af.

Chapter sebelumnya juga gua udah nanya, "mungkin gak mencapai 200 vote?"

Tapi, 150 ajah belom nyampe.

Niat gua itu, gua pengen cepet selesai babak ini, dan berlanjut ke babak baru. Rencananya, di babak baru akan lebih complicated ceritanya.

Chapter sebelumnya, diupdate tgl 14/3. Tapi liat sendiri dah, jumlah vote sama yg baca gimana?
Bahkan sampai hari ini pun, bisa diliat sendiri, realitanya gimana.

 Tapi liat sendiri dah, jumlah vote sama yg baca gimana?Bahkan sampai hari ini pun, bisa diliat sendiri, realitanya gimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

i wrote it down, that chapter is almost 3.5k words.
kalo gua bilang, gak mau nerusin cerita ini ..., nanti dibilang "tukang ngambek"

i know, this story is too boring. yes, i know it.

so, i quiet.
gua gak mau lagi, ada tulisan "WAJIB VOTE SEBELUM BACA!" cause it's USELESS!

¤Φ¤

28. where r u?

¤Φ¤

Tiffany terdiam dalam posisinya yang sedang menghadap ke langit-langit kamar Sehun. Gadis itu menyandarkan kepalanya di dada laki-laki itu. Keduanya masih tidak terbalut sehelai benang apapun, dan hanya menggunakan selimut sebagai penutup tubuh keduanya.

Sehun sesekali menghisap sebatang rokok yang terjepit pada kedua jari tangannya, dan menghembuskan asapnya ke udara. Ini memang sudah menjadi kebiasaan Sehun sejak dulu. Bahkan sebelum mengenal Tiffany. Namun, akhir-akhir ini ia jarang merokok. Baru kali ini lah, dia memulai kebiasaan itu kembali.

Baginya, hal yang wajib ia lakukan setelah menghangatkan ranjang adalah merokok, sambil gadis yang ada di pelukan mu, bersandar di dadamu.

Keheningan di dalam kamar laki-laki itu hanya diisi oleh suara detik jarum jam yang terpajang di dinding atas meja belajar Sehun.

"Apa yang akan kau lakukan setelah lulus nanti?" tanya Sehun pada akhirnya. Memecah suasana hening yang sedari tadi menjebak mereka.

"Tidak tahu! Kau?" balas Tiffany.

"Aku akan melanjutkan kuliah kedokteran, di Universitas Yonsei," kata Sehun.

"Cih! Aku tidak yakin dengan nilai Fisika dan Kimia mu! Kau hanya unggul dengan nilai Biologi mu! Itupun hanya dua poin," kata Tiffany mencibir.

"Aku bisa belajar lebih giat, jika aku memang benar-benar ingin mewujudkan ucapan ku," ujar Sehun membela diri.

"Kenapa kau ingin jadi dokter? Aku yang bahkan lebih pintar melebihi diri mu, tidak ingin mengambil jurusan itu setelah lulus nanti," sahut Tiffany.

WILD ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang