25. i wanna stop

2.9K 250 72
                                    

PERHATIAN❗❗

Wajib VOTE Sebelum Baca!

¤Φ¤

25. i wanna stop

¤Φ¤

"Kajja," ajak Sehun ketika kedua tangannya sudah penuh dengan perlengkapan untuk bermain ski.

Setelah membayar sekitar tiga puluh lima ribu won per orang, Sehun sudah bisa mendapatkan satu set perlengkapan bermain ski dengan pakaiannya. Untuk hari ini, laki-laki itu sudah mengeluarkan uang sebanyak tujuh puluh ribu won. Untuk apa?

Tentu saja, untuk gadis kecil kesayanganku-

"Maafkan aku," kata Sehun tiba-tiba. Keduanya sedang berjalan ke arah sebuah kursi panjang di dekat pintu masuk.

"Kenapa ..., minta maaf?"

"Sepertinya, untuk naik ke atas ... kita harus mendaki. Ku pikir, harga menyewa lift untuk naik ke atas sana, murah. Ternyata tidak," ujar Sehun.

Keduanya lalu duduk di kursi panjang dan bersiap-siap dengan perlengkapan bermain ski mereka.

"Hei! Kau membawaku kesini saja, aku sudah sangat senang! Jangan bersikap berlebihan! Aku 'kan sudah bilang, bahwa aku tidak suka kau menghabiskan uangmu untukku," sahut Tiffany.

Tiffany bukanlah wanita jaman sekarang, yang memilih laki-laki berdasarkan isi dompetnya yang tebal. Tapi, Tiffany memilih laki-laki yang bisa membuatnya bahagia dan bertanggung jawab, itu saja. Itu sudah cukup bagi Tiffany.

"Lagipula, aku 'kan tidak pandai bermain ski," kata Tiffany lalu mengerucutkan bibirnya.

"Tenang saja! Kau bersama ahlinya," balas Sehun.

"Tidak! Aku tidak mau main! Kau saja yang main! Aku tidak mau, pulang dari sini semua kaki ku memar-memar."

"Kau ini! Setidaknya, hargai aku yang sudah mengeluarkan tujuh puluh ribu won untuk menyewa ini semua!"

"Hei! Kau 'kan yang memaksa ku ke ...."

Chu-

"Diam saja! Aku ingin kau dan aku, bersenang-senang untuk hari ini," ujar Sehun.

Mendapat serangan ciuman yang tiba-tiba dari Sehun, pantas Tiffany reflek. Beberapa pasang mata, terutama wanita ... tampak melirik ke arah Tiffany dan Sehun.

Wanita-wanita itu? Kenapa menatapku seperti itu? Dan kenapa berbisik-bisik seperti itu?-

Namun, berbeda dengan Sehun. Ia nampaknya sudah tahu, dengan apa yang sedang dibicarakan oleh para wanita yang ada di sekitaran dirinya dan Tiffany.

"I yeojaaeneun, nae yeojachingu ya, wanita ini, adalah kekasihku," ujar Sehun sedikit bangga, pada wanita-wanita di dekatnya itu.

Saat itu pula, Tiffany langsung menyikut perut Sehun. Tentu saja, Sehun langsung merintih kesakitan.

"Aw! Hei! Wae?" Protes Sehun. "Kau tidak tahu? Mereka sedang iri padamu, karena bisa berpacaran dengan laki-laki setampan diriku!" katanya lagi dengan percaya diri.

Wajah para wanita itu memang menyiratkan bahwa mereka memang sedang merasa iri pada Tiffany.

Tapi haruskah, kau bicara seperti itu? Dan, kekasih katamu? Maksudmu, selingkuhan?-

Kini, sudah tidak banyak pasang mata yang memperhatikan keduanya. Lantas, Sehun berdiri dan memilih untuk bersiap-siap untuk mengenakan perlengkapan bermain skinya.

WILD ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang