42. What Now?

1.5K 213 109
                                    

Hanya sekedar menekan vote itu nggak susah loh? Ada di kiri bawah.

Penting buat ngehargain usaha org. Yang baca hampir 200+ tapi yang vote only 70+

Kemana yg 130+?

Terima kasih, karena kembali menghancurkan mood saya=D

Sekalinya fast update why always diginiin:)

¤Φ¤

42. What Now?

¤Φ¤

Tiffany sedang menunggu di dekat pintu kamar. Matanya sesekali melirik ke arah seseorang yang sedang menyilangkan kakinya sambil menatap Tiffany tajam.

Beberapa saat, Sehun keluar dari dalam kamar. Matanya kembali bertemu dengan sosok yang ia sambut kedatangannya secara malas di depan pintu tadi.

"Gwaenchana? Kau yakin, ingin aku pulang sekarang?"

Tiffany mengangguk, setelah mendengar pertanyaan Sehun untuknya. Lagipula, bagaimana bisa Tiffany membiarkan Sehun untuk tetap tinggal, sementara sosok yang sedang duduk di sofa itu sedang mengatupkan rahangnya dengan kencang.

"Telepon aku, jika terjadi sesuatu pada mu! Aku akan datang ke sini sesegera mungkin. Mengerti?" Tiffany mengangguk kecil, dan tersenyum.

Sebenarnya, ia tidak tahu ... apakah dirinya akan sanggup menghadapi hal yang akan terjadi saat sosok Sehun keluar dan melewati pintu apartemennya nanti?

Setelah selesai berbicara dengan Tiffany, laki-laki itu mulai berjalan. Sebelum berbelok ke lorong, matanya sempat melirik sosok yang sedang duduk di sofa dengan tatapan tak suka. Ingin sekali Sehun meninju wajah itu.

Namun ia tahan, hingga dirinya sekarang telah melewati pintu dan Tiffany menutup pintunya. Sebelum pintu tertutup tadi, Tiffany-pun masih menyempatkan diri untuk tersenyum pada Sehun dan meyakinkan pada laki-laki itu bahwa dirinya akan baik-baik saja.

Tiffany berjalan menghampiri sofa di mana ia sudah ditunggu oleh sosok bersorot mata tajam sedari tadi.

"Apa ingin ku buatkan min ...,"

"Minuman? Saya bertanya-tanya, apa kau berencana ingin mencampuri minuman yang rencananya anda buatkan untuk saya dengan racun atau tidak!"

Orang itu berdiri dari tempat ia terduduk sedari tadi. Menghampiri Tiffany hingga tersisa beberapa langkah lagi, untuk berdiri tepat di depan gadis itu. Sosok itu kembali menyorot matanya tajam ke arah Tiffany yang sekarang sedang dilanda ketakutan.

Selanjutnya ....

PLAKKKKKKKK—

Sebuah tamparan yang sangat keras mendarat di wajahnya. Kulit wajah gadis itu langsung memerah dan bahkan terlihat membekas sebuah telapak tangan di sana. Rasanya juga seperti berkedut dan Tiffany hanya bisa memegangi sebelah pipinya, menahan sakit.

Matanya menoleh dan bertemu kembali dengan sorot mata tajam itu.

"Dasar wanita jalang!" Sahut sosok bermulut pedas dan kata-katanya yang tajam itu.

WILD ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang