46. feeling?

1.3K 151 124
                                    

Sebenernya gampang ngeliat tanda-tanda authornya pen update.
Liat ajah foto profile sama foto background. Kalo keganti, berarti tandanya siap update HUEHUE.

ENJOY.

Yang lupa sama alurnya, boleh dibaca ulang WKWK. Monmap niya, hampir delapan bulan aing stop nulis cerita ini. Kalo sampe dianggurin sembilan bulan, mungkin alasan yang tepat adalah "authornya abis lahiran" 🌚🌚🌚🤣🤣🤣

46. feeling?

***

Tiffany keluar dari dapur dengan satu gelas minuman di genggamannya. Tentu saja ia suguhkan untuk Jaehyun yang sedang duduk di ruang tengah apartemennya. Setelah meletakkan satu gelas berisi minuman di hadapan Jaehyun, Tiffany langsung terduduk. Namun, bukan terduduk di samping Jaehyun. Melainkan di sisi lain sofa, bermaksud agar tidak perlu duduk bersebelahan dengan laki-laki itu.

"Apa lagi yang ingin kau bicarakan?" tanya Tiffany, membuka percakapan di antara mereka. "Ku rasa, tak ada hal lain yang bisa kita bicarakan, mengingat hubungan kita sekarang yang sudah tidak terikat pada hubungan apapun."

Jaehyun meraih gelas di atas meja yang sudah disuguhkan oleh Tiffany untuknya, lalu meminum setengah isinya. Kemudian, ia letakkan kembali gelas itu ke atas meja, dan pandangannya langsung tertuju pada Tiffany.

"Sudah berapa jauh hubungan mu dengan laki-laki itu?"

"Kau tidak perlu tahu!"

"YA! Aku perlu tahu! Sekarang... katakan padaku! Sudah berapa lama, kau bermain dengan Sehun di belakang ku?"

"Sejak lama!" Pandangan mata Tiffany lalu tertuju pada Jaehyun. Jika sebelumnya ia hanya memperhatikan ke arah lain, kini gadis itu mulai memberanikan diri untuk menatap Jaehyun di dekatnya.

"Tsk," Jaehyun berdecak kecil. Matanya bahkan tak lepas memandang ke arah Tiffany. Mata keduanya saling beradu satu sama lain. "Kau... tidur dengannya? Apa kalian... sudah melakukan hal 'itu' di belakang ku?"

Tiffany tertegun. Gadis itu menelan salivanya sendiri, karena saking gugupnya ditanyai pertanyaan seperti barusan oleh Jaehyun. Haruskah ia mengatakan yang sejujurnya? Bukankah jika Tiffany memberitahu kebenarannya pada Jaehyun, itu sama saja akan membayahakan dirinya, terutama Sehun?

"Kau tak perlu tahu tentang itu! Dan itu sama sekali bukan urusan mu!" Sahut Tiffany, kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Matanya lalu tertuju pada arah lain, merasa malas menatap ke arah Jaehyun.

Jaehyun tersenyum sinis. Telapak tangannya kembali mengepal. Matanya kembali panas, dan begitu terasa air mata akan kembali keluar dari bawah matanya.

"Jawabannya sudah pasti 'ya' bukan? Kau sudah tidur dengannya! Mengingat, bagaimana kau meminta ku untuk melakukan hal 'itu' pada mu sejak dulu! Wahhh, kau memang lebih pantas disebut pelacur, bukankah begitu?"

Tiffany kesal. Tiffany akui, ucapan Jaehyun benar adanya. Tapi, untuk apa Tiffany kesal dan merasa marah ketika Jaehyun mengucapkan kalimat itu padanya?

"Kau tahu? Kau juga boleh menyebut ku dengan sebutan 'pelacur Oh Sehun'. Jadi, tidak perlu tanggung-tanggung! Aku bersyukur, karena hubungan kita sudah berakhir! Kau boleh menyebutku dengan sebutan apapun!" Sahut Tiffany.

WILD ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang