30. THANK YOU, f.everything.y've.d.f.m

2.3K 222 124
                                    

Okey,
Dedeq ngaku goblok bat dah. BACA!

Harusnya, di chapter 28 ada tambahan lagi. Tambahan pas Sehun sama Tiffany belum turun ranjang loh yah.
Lebih tepatnya, pas mereka lagi ngobrol-ngobrol gitu di atas ranjang.

Harusnya, Sehun ada ngomong ke Tiffany perihal masalah di masa lalunya dulu. But, aing kelupaan nulis bagian itu.

Pokoknya, inti dari cerita itu, Sehun pernah punya masalah yang cukup sulit sebelum ketemu sama Tiffany.
Dia punya mantan, namanya Jang NaRa (OC) -pernah disebut di ch 2-

Dan dulu, Sehun sempet ngehamilin ini cewek. But, tanpa sengaja ... cewek ini keguguran dengan sendirinya. Buat nyokap Sehun, jadi lebih ngelindungin anaknya itu, supaya kejadian yang kaya gitu gak terulang lagi. Juga, berusaha ngejauhin Sehun dan gak bergaul lagi sama yang namanya Jang NaRa, mantan pacarnya Sehun dulu.(Sekilas, Jang NaRa ini emang bandel dan emang bergaul sama orang yang gak bener sih)

Begitu ceritanya.

Semoga bisa ke revisi. SEMOGA.
BIKOS, heirs love ampe sekarang ajah belom gua revisi. LoL

#sungkem #MintaMaaf xD

Bytheway, BangJae diamuk massa di ch sebelumnya. Jae: jangan galak2! Peluk aku saja-

30. THANK YOU, for everything you've done for me [NC]

¤Φ¤

Tiffany membiarkan dirinya bersatu dengan air, dengan cara merendam dirinya di bathub. Mencoba untuk menutupi wajahnya yang sedang bersedih, malam ini. Tak henti-hentinya ia mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu baru saja terjadi.

Tamparan, siksaan, kalimat berupa cacian, semua itu terputar secara otomatis melalu media pemutar reka ulang di otak Tiffany.

Dan lagi-lagi, ia membiarkan air mata jatuh dari bawah matanya.

Ting Tong—

Indera pendengaran gadis itu mendengar bel pintu apartemennya baru saja dibunyikan oleh seseorang dari luar. Lantas, gadis itu mulai berpikir. Siapakah gerangan yang baru saja membunyikan bel apartemennya itu?

Sehun? Dia pasti akan masuk, tanpa perlu diberi ijin.

Sehun? Oh tidak!—

Untuk saat ini, mungkin lebih baik, jika Tiffany ... seharusnya ia tidak menemui Sehun terlebih dahulu. Ia tidak ingin Sehun melihat wajahnya yang seperti ini. Merah di bagian pipinya, kantung mata yang semakin membengkak, juga, hidungnya yang memerah karena terserang flu, akibat terus-menerus menangis.

Gadis itu langsung melompat dari bathub, dan meraih jubah mandinya. Berlari, menuju intercom yang ada di dekat pintu masuk. Dan benar saja, Sehun sedang berdiri dengan matanya yang menatap ke arah kamera. Matanya menatap begitu tajam, semakin Tiffany takut untuk menemui laki-laki itu. Bisa saja, Sehun berbuat nekat, jika ia tahu ... siapa orang yang membuat Tiffany menjadi seperti sekarang ini.

Tentu saja ia tahu, mengingat ia melihat siapa yang pergi dengan Tiffany saat terakhir kali.

Tiffany akhirnya menutup layar intercom, dan tidak mempedulikan Sehun yang masih di luar sana. Ia tidak peduli, jika Sehun harus berdiri selama berjam-jam di depan pintu apartemennya.

Harusnya, jika ia sudah membunyikan bel dan tidak kunjung mendapat jawaban dari orang dalam, sudah pasti tak ada orang di dalamnya.

Pergilah. Biarkan aku sendiri, untuk saat ini. Memikirkan keputusan ku setelah ini—

WILD ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang