(1) New Friend

10.2K 564 16
                                    

Rine's POV

Aku menabrak seseorang hingga kami berdua sama-sama jatuh. Aku mengangkat kepalaku sedikit untuk melihat siapa dia. Terlihat sosok perempuan berambut hitam dengan mata merah menyala. Rambutnya panjang sedada, tinggi dan berparas cantik. Ia mengeluh kesakitan saat tertabrak denganku.

"Maaf, aku tidak sengaja." Aku membantunya untuk berdiri karena aku lah yang salah, sudah menabraknya. Ia membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan dan menatapku lekat lekat. Aku sedikit takut jika dia marah, karena aku anak baru. Anak baru dilarang membuat masalah bukan?

"Maaf kak, saya tidak sengaja." Aku meminta maaf padanya lagi. Ia tampak mengukir senyum di wajahnya.

"Tak masalah. Apakah kamu anak baru?" Tanya nya dengan nada begitu ramah. Aku pun mengangguk cepat dan langsung menanyakan destinasi ku padanya.

"Apakah kakak tahu di mana ruang kepala sekolah?"

"Oh, dari sini, kamu lurus saja sampai ada lift di sana, setelah itu belok kanan, di depannya ada kelas sihir bertuliskan Solar Magical baru belok kiri. Terdapat 5 pintu berderet-deret, pintu ruangan Kepsek ada di urutan nomor 2 dari belakang. Mengerti?" Aku tidak paham. Ia berbicara dengan tempo yang sangat cepat. Bagaimana aku bisa mendengarnya dengan jelas?

"Emm... Tidak. Kalo tidak merepotkan, bolehkah kakak mengantar ku ke sana? Maaf merepotkan." Ucapku sopan. Aku harap dia mau. Tampak ia sedang berfikir.

"Baiklah. Tak masalah. Ikut aku."

Aku mengikutinya dari belakang. Kami sambil berbincang-bincang sepanjang perjalanan kami ke ruangan Kepsek.

"Namamu siapa?"

"Rine Nethine Rylista."

"Sihir?"

"Cahaya."

"Wow! Mengagumkan sekali! Cahaya termasuk sihir yang langka ya. By the way, kamu emang umur berapa?"

"Emm... 17 tahun November ini."

"Kalo gitu, jangan panggil aku kakak dong. Kita seumuran kok. Kan jadinya aku kayaknya tua banget."

"Oh ok kak. Kalo boleh tahu, nama kakak, eh maksudnya kamu namanya siapa?"

"Lacressa Lunaria. Panggil aja Ressa. Senang bertemu denganmu."

"Senang bertemu dengan mu juga."

"Ok lah, kita sudah tiba di ruangan Kepsek. Aku tunggu di luar ya."

"Kamu tidak mau pergi?"

"Hmm... Tidak. Aku mau menunggu mu saja disini. Jangan membuat ku menunggu terlalu lama."

"Makasih." Ternyata ia sangat baik. Ramah dan sopan, peduli lagi. Aku pun masuk ke ruangan Kepsek dan bertemu sosok laki-laki yang gagah.

"Misi pak, saya anak baru, ini surat penerimaan..."

"Letakkan di sana. Besok kamu sudah bisa mulai sekolah, ini kunci kamarmu. Satu kamar berdua. Dan ini juga flashdisk untuk mu. Silahkan keluar jika tidak ada kepentingan atau keperluan lagi."

"Baik pak. Terima kasih." Aku pun keluar dan menemui Ressa. Aku merasa aneh dengan kepsek ini. Ia bahkan berbicara padaku saja membelakangi ku. Hanya tampak rambutnya saja yang berwarna hitam.

"Hei! Sudah selesai?" Tanya Ressa menghampiri ku.

"Sudah. Aku mau menaruh barang-barang ku di kamar. Boleh tunjukkan jalan padaku?"

"Tentu saja. Lagipula, aku juga mau ke kamarku."

"Di mana kamarmu?"

"Di kamarmu." Jawabnya yang membuat ku terkejut tak percaya.

Magical ControllerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang