(36) Heart Break

2.3K 150 5
                                    

Kami membuat pertemuan bertiga di cafe Cerseria Revlis. Aku dan Ressa sudah tiba di sana. Tinggal nunggu Yura datang aja. Setelah beberapa lama, pintu cafe terbuka dan menampilkan 2 orang. Ray dan Kei?

"Ray? Kei? Kok kalian berdua disini?" Tanya ku heran.

"Nih tuyul kesasar ini! Masa dia minta aku ke kantin lah, ke sini lah kesitu lah, akhirnya berakhir disini. Emang lah! Tuyul kesasar!" Omel Kei datang-datang.

"Heh! Tuyul kesasar enak aja! Lu juga nyerang dompet gue! Berkali-kali! Dasar iler kadal!" Bantah Ray tak terima.

"Udah ah diam! Bising kali kalian berdua!" Ressa teriak di sana. Haiyaaa... Stress dehh...

Beberapa menit kemudian...

"Yu...Yura?" Tanya Ressa tiba-tiba. Aku menoleh kebelakang dan melihat Yura, sangat aneh. Rambut acak-acakan, mata sembab gara-gara nangis kayaknya. Pasti gara-gara diputusin sama Glenn.

"Hai Yura! Long time no see!" Teriak Keine merangkul Yura. Yura terlihat lesu dan tak bersemangat.

"Anak ilang dari mana nih? Kok kayak Mak lampir?" Ray nyeletuk tiba-tiba. Aku memukul pundaknya dengan sangat kuat sehingga ia meringis kesakitan sambil memegangi pundaknya.

"Mulut Lo!" Ucapku menatapnya tajam dan lekat.

"Sorry." Ucapnya pelan.

"Ra, duduk dulu." Ucapku menyuruhnya untuk duduk di samping ku. Ia terlihat sangat lemas.

"Cerita."

"Cerita apa?" Tanyanya. Haruskah aku memperjelas maksudku untuk menyuruhnya cerita? Aku menghela nafas dan menatapnya dingin.

"Kenapa bisa diputusin Glenn." Ucapku.

"Nggak tau. Semalam, dia bilang sama aku, kalo dia mau putus. Aku gatau masalahnya apa. Aku nanya dia, dia bilang aku ga salah. Dia ga marah sama aku. Tapi, aku bingung kenapa tiba-tiba dia mutusin aku." Jelas Yura yang tampaknya ingin meneteskan air mata. Aku memberinya tisu untuk mengelap air matanya.

"Ray, utusan Ratu kegelapan ga boleh pacaran ya?" Tanya Keine pada Ray. Aku menoleh ke arah mereka dan mendengar jawaban Ray serius.

"Boleh. Walaupun dikendalikan oleh ratu kegelapan, biasanya ia tidak akan mengikut campur masalah pribadi seseorang." Jawab Ray. Huah? Jadi ini gimana dong?

"Kalian ngomong apa?" Tanya Yura di sela-sela perbincangan kami. Kami berempat saling berpandangan dengan isyarat, apakah kita memberitahu nya tentang Glenn. Setelah beberapa lama, akhirnya kami mengangguk satu sama lain. Ray dan aku pun menceritakan apa yang terjadi.

"Hah? Ga mungkin! Glenn itu perhatian, baik, ramah, dia ga mungkin utusan Ratu kegelapan!" Ucap Yura yang tampaknya tidak percaya dengan apa yang kami katakan. Aku menghela nafas dan berkata kepadanya.

"Itu yang terjadi."

"Nama panjangnya Glenn Jonathan kan?" Tanya Ray memastikan. Aku melihat ekspresi Yura yang tampak bingung. Salah kah?

"Bukan! Nama panjangnya Glenn Lyre! Sejak kapan nama panjangnya Glenn Jonathan?" Tanya Yura. Glenn Lyre? Kami berempat menatap satu sama lain.

"Glenn Lyre?" Tanya kami berempat serempak. Oh tidak, misteri apa lagi ini...

"Kei, Glenn nama panjangnya apa?" Tanya ku seraya menoleh ke arah Keine.

"Dia bilang nama panjangnya Glenn Jonathan! Beneran!" Jawabnya dengan yakin. Oke, satu bilang nama panjangnya Glenn Jonathan, satu lagi bilang Glenn Lyre. Ga lucu kalo namanya ternyata Glenn Jonathan Lyre.

Magical ControllerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang