Part 51

3.8K 143 23
                                        

Flashback on

Ressa's POV
Aku keluar dari kamar Rine dengan cekat, setelah melihat perubahan rambut Rine yang menjadi kuning. Sebab rambut ku ikut berubah, tetapi menjadi warna merah. Aku berlari-larian di sekitar lorong kamar dengan sangat panik. Untung aku sempat membawa jaketku dan bisa menutup kepalaku. Rambutku berubah warna menjadi merah menyala. Belum semua, tetapi beberapa helai mulai terlihat. Aku sangat panik jika sampai ada yang mengetahui hal ini, aku pasti dikatakan aneh. Tidak, aku tidak mau hal ini terjadi. Aku harus ke salon untuk membeli rambut palsu berwarna coklat. Supaya tidak ada yang mencurigai ku.

Aku beristirahat di rumah ku. Ya, aku tidak kembali ke kamar Rine. Ayah ibuku tidak tinggal di rumah ini lagi. Mereka adalah raja dan ratu, sehingga mereka memiliki tempat tinggal sendiri entah dimana. Aku memiliki seorang kakak perempuan, kami tidak dekat sehingga aku pun tidak terlalu memperdulikan keberadaan nya.

Aku membuka pintu rumahku dengan kunci yang ada di tanganku. Aku masuk ke kamar ku yang sudah sangat lama aku tinggal. Setelah selesai berkemas untuk sesaat, aku merebahkan tubuh ku di atas kasurku yang empuk.

Teringat sekilas, bahwa seragamku dan buku-buku sekolah masih terletak di kamar Rine. Aku memikirkan cara untuk mengambilnya diam-diam tanpa ketahuan. Saat ini, aku memutuskan untuk sesaat, aku tidak akan menampakkan diri di hadapan mereka.

Karena lelah, belum lama aku berbaring di ranjang, aku sudah terlelap tidur.

🔸🔶🔸

Keesokan paginya, aku terbangun pagi sekali, aku menoleh ke arah jam dinding yang terletak di kamarku, jam tersebut menunjukkan pukul 4 pagi. Ini merupakan saat yang tepat, untuk mengambil barang-barang ku diam-diam.

Aku bersiap diri dan pergi keluar rumah. Udara sejuk menerpa wajahku di pagi hari yang sunyi ini. Setelah beberapa menit, aku tiba di sekolahku. Sunyi dan sepi, jelas karena semua orang masih tidur. Aku mengendap-endap masuk ke kamar ku. Kubuka pintu kamar dengan sangat perlahan, hingga tak menimbulkan suara sedikitpun. Melihat sekitar, aman. Semua masih tidur. Aku mengambil barang-barang yang kubutuhkan termasuk seragam dan buku-buku sekolah. Setelah itu, aku pergi diam-diam. Tak ada yang mencurigai ku. Aku pun pergi berjalan-jalan sejenak menikmati udara segar di pagi hari di atas helipad sekolah. Menatap indahnya kota Latterny dari atas.

Jam menunjukkan pukul 6. Aku bergegas untuk turun dan kembali ke sekolah. Jam segini, pasti sudah ada yang berada di sekolah. Aku turun dan berjalan menuju kelasku.

Setibanya di kelas, gelap gulita menyelimuti seluruh isi kelas. Aku masuk dan mencari saklar lampu untuk menghidupkan lampu nya.

🔹🔷🔹

"Ressa, rambutmu bagus ya, tidak seperti biasanya." Puji temanku, Alyssia. Ia duduk di samping ku saat ini. Tentu saja berbeda dari biasanya, ini kan bukan rambut asliku.

"Hahaha. Makasih. Cepat bagi kelompoknya. Jika tidak cepat, nanti tidak dapat kelompok loh." Ucapku mengalihkan pembicaraan. Aku melirik seseorang yang duduk di ujung kelas, Silene. Dari tadi ia hanya diam tak berkutik. Aku berencana untuk sekelompok dengannya.

"Alyssia, satu kelompok berapa orang?"

"4 orang Res. Memangnya kenapa? Ada orang yang ingin kamu usul untuk bergabung dengan kita?"

"Boleh tidak jika aku mengajak Silene?"

"Hah? Tumben sekali. Ada apa denganmu? Kau tahu kan sifat Silene yang dingin itu membuat semua orang tak berani menyapa nya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Magical ControllerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang