(26) My Mother?

2.6K 185 5
                                    

"dia... Ibumu." Ujar Pak Arlex.

"A...apa? J...jadi, yang Aleynna bilang itu beneran? Ratu Lunarisa adalah... Ibuku?" Tanya ku sambil menahan tangisanku.

"Ya. Begitulah." Ujar Pak Arlex.

"Tapi, kenapa dia disebut sebagai 'ratu'? Ratu di kerajaan mana?" Tanya ku lagi mengelap air mata ku.

"Dia adalah Ratu cahaya. Dialah yang menyimpan Light Diamond kita. Kamu tahu kan, bahwa kalian murid diamond galaxy akan mencari permata di galaksi kalian masing-masing sesuai dengan sihir nya? Nah, untuk kamu, kamu harus menemukan Ratu, yang menyimpan Light Diamond itu di galaksi  tempat dimana ia ditahan. Sebaiknya, kamu jangan memikirkan hal itu, sekarang yang terpenting adalah, kamu kontrol terlebih dahulu sihir Aurora mu itu." Ujar Pak Arlex.

"Ya pak. Apakah sihir saya akan sekuat Ratu?" Tanya ku lagi.

"Ya. Khusus untuk anak sang ratu, biasanya ia bisa mewarisi sihir tingkat keempat." Ujar Pak Arlex.

"Tingkat keempat?"

"Ya. Sihir Supernova. Cahaya Supernova bisa kamu hasilkan. Cahaya bintang yang meledak ataupun bisa menjadi stellar black hole atau neutron star. Ini adalah sihir terkuat dari sihir cahaya. Tapi, ini sangat-sangat berbahaya, dan bisa merebut nyawa kamu." Ujar Pak Arlex yang suasananya mulai menegang. Ternyata, sihir cahaya adalah sihir yang sangat berbahaya. Aku... Aku takut tidak bisa mengontrol nya... Aaarrrgghhh!!!! Kepalaku!!! Sakiitttttt!!!! Sakitt sekaliii!!!

"Rine! Rine! Kenapa kamu? Rine!!" Teriak Pak Arlex cemas dan segera menggendong ku keluar dari ruangannya. Kenangan buruk ku... Dimana aku mencelakakan kedua orangtuaku... Saat... Terjadi penindasan di kotaku! Orangtuaku... Ditangkap! Iyaa!!! Aku ingat semua itu!!! Arrrghhh!!! Sakit sekaliii kepala ini!!! Untuk mencoba berusaha mengingat kembali kejadian itu! Hitam menyelimuti penglihatan ku. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi.

Setelah beberapa menit aku terbaring, akhirnya aku siuman. Aku melihat sekeliling ku, tapi kepalaku masih saja pusing... Aku melihat bayangan Ayah ku dan Ibuku. Tapi... Samar sekali... Semua bayangan itu tiba-tiba buyar ketika seseorang memanggil ku dan menggenggam tanganku.

"Rine! Kamu sudah sadar!!! Haduuhh... Kamu kenapa lagi sih Rine? Kok pingsan lagi?" Tanya Ressa Cemas.

"Aku gapapa kok Res... Ga usah panik gitu dong..." Jawabku dengan suara yang pelan. Aku seperti orang yang tak berdaya lagi.

"Apanya gapapa gapapa? Ishhh... Kamu tuh ya... Mau berapa kali lagi pingsannya??" Tanya Ressa.

"Apa? Pingsan? Maksudmu?" Celetuk Pak Arlex yang ternyata ada disampingku.

"Iya pak, dulu dia pas masuk ke sekolah Magical Controller, dia udah pingsan sampe kepalanya bocor, baru dia pingsan di depan pintu kamar, ini pingsan lagi... Dia tekanan darah nya yang rendah ato apa sih? Saya juga bingung..." Jawab Ressa panjang lebar tak ada henti-hentinya.

"Apa sih Res... Lebay kali deh." Protesku.

"Rine!!! Kamu gapapa???" Tanya seseorang yang tergesa-gesa tiba-tiba membuka pintu UKS ini dengan sangat kuat.

"Keine! Orang baru siuman! Kamu mau bikin Rine sakit jantung sekalian hah?!!" Ressa ngomel-ngomel kan jadinya... Si Keine ini ya, kalo panik itu paling ngeri dehh... Ga bisa ya stay cool gitu...

"Ihhh... Ya orang kan khawatir. Rine! Kamu gapapa kan?" Tanyanya menghampiri ku.

"Gapapa kok Kei... Ga sah panik gitu Napa?" Jawabku terkekeh geli melihat kelakuannya itu.

Magical ControllerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang