"Pak Arley dah datang! Cepat duduk kalian!" Teriak Synaa, ketua kelas kami.
"Pak Arley siapa Yura?" Tanya ku
"Guru praktek kita lah. Dia baiikk banget kalo sama anak lama." Kata Yura. Maksudnya anak lama apa? Jadi kalo anak baru nggak baik gituh?
"Anak lama? Maksudnya?" Tanya ku singkat.
"Nanti lihat sendiri aja dehh..." Sindir Yura.
Pak Arley masuk kelas. Kelas nya ga begitu tenang, ga setenang kalo sama Bu sikat WC.
"Pagi semua! Kalian sudah siap belajar????" Tanya Pak Arley menampilkan giginya yang berkilau.
"Siap pak!" Serentak kita berteriak.
"Bagus. Hari ini, kita akan belajar untuk mengeluarkan sihir cahaya. Sihir Cahaya dapat dikeluarkan di semua anggota tubuh. Bahkan di gigi! Betul tidak?" Tanya Pak Arley
"BETULLL!!!" Teriak kita serempak.
Namanya normal, mukanya juga normal. Tapi... Giginya kok ga normal ya? Hahaha... Asli, giginya bukan karena ada sihir deh, rajin gosok gigi kali ya? Clinggg bangetttt wkwkwk..
"Kamu! Anak baru ya! Sebutkan namamu!!!" Teriaknya dari depan. Kuping orang ga budek pak.. haruskah Anda berteriak seperti itu?
"Rine pak." Kata ku
"Jawab yang lengkap." Kata Pak Arley.
"Rine Nethine Rylista." Kataku.
"Kamu bisa ngeluarin sihir? Atau nggak terkontrol?" Tanya bapaknya lagi. Jawab iya atau nggak ya??
"Saya bisa ngeluarin tapi gak kekontrol." Kata ku. Sebenarnya ada lanjutannya lagi, tergantung dalam keadaan sadar atau tidak.
"Oh ok. Masalah itu nanti. Siapa disini yang belum bisa ngeluarin sihir cahaya?" Kata Pak Arley.
Banyak juga ya. Hampir tiga per empat orang di kelas ku mengangkat tangan, termasuk teman sebangku ku.
"Yura, kau ga bisa?" Tanya ku. Aku pikir dia bisa ngeluarin. Karena tampangnya ia bukanlah anak yang kemampuannya di bawah rata-rata.
"Hehehe... nggak bisa. Kalo bisa ngapain ngangkat tangan? Aneh Lo." Kata Yura.
"Yah, aku mana tau. Mungkin iseng-iseng kamunya kan?" Kata ku. Yura paling iseng di kelas. Paling gaul juga lagi. Liat lah, dia ngomong pake Lo gue Lo gue... Baru dia ngefans banget sama yang namanya Exo (Korea). Paling cerewet dan paling ribet.
"Ok. Banyak juga kelas ini. Sini kalian! Kamu anak baru sama belakang mu." Kata Pak Arley.
"Saya?" Tanya Keine.
"Nggak. Hantu." Udah kesel bapak itu. Si Keine masih nanya gitu lagi.
"Oh ya udah. Hantu kan pak. Saya salah denger berarti." Kata Keine yang semula berdiri sekarang kembali duduk.
"Sini kamu! Mau dijewer dulu baru datang ya?" Teriak pak Arley.
"Keine! Kau jangan bikin guru emosi Napa? Maju lah!" Kata ku sambil menarik bajunya Keine.
"Sobek nanti!" Ucap nya sambil berusaha Melepaskan tangan ku.
"Bodo. Udah cepat! Lelet kali dah jadi cowok." Kata ku.
"Kalian berdua tadi nggak angkat tangan. Sekarang coba keluarkan sihir kalian." Kata Pak Arley.
Mampus aku. Bisa gak ya? Aduh.. tadi kan aku cuma jawab sepotong sama bapak itu. Gimana nih.
"Siap pak!" Kata Keine.
"Kei! Kamu bisa ya?" Bisik ku sambil memukul tangannya.
"Bisa lah. Kamu pasti bisa kok! Tak usah takut! Masa katanya anak yang bakatnya bikin malu anak orang 7 turunan nggak bisa?" Sindir Keine. Nyebelin lah anak itu. Tapi kok dia bisa tau bakat ku bikin malu anak orang 7 turunan? Emang sudah terkenal lah bakat ku.
"Ya. Aku coba." Bisik ku.
Keine mengeluarkan sihirnya perlahan-lahan dengan tenang. Muncullah beberapa bola cahaya yang mengelilingi nya, tetapi hilang dalam sesaat. Ternyata dia tidak bisa mengendalikan sihirnya lama lama.
"Kok hilang? Kau tak bisa ngontrol lama-lama ya?" Tanya Pak Arley.
"Maaf pak. Saya memang tidak bisa mengontrol sihir lama-lama." Kata Keine.
"Kenapa?" Tanya ku tiba-tiba.
"Saya nggak terlalu tau juga." Ucap Keine. Aku tidak percaya kalo dia ga bisa ngontrol lama-lama.
"Ya sudah. Sekarang coba kamu! Cepat!!!" Teriak bapak itu tepat di kuping ku. Lah nih orang pita suaranya make toak atau apa sih?
"I..iya Pak."
Aku mencoba dengan segenap kekuatan ku. Aku hanya mengeluarkan sedikit sihir karena aku takut kalo aku ga bisa kontrol. Tampak bola cahaya aneh yang perasaan belum pernah ku keluar kan. Bola cahaya ini tidak berwarna kuning terang seperti biasanya. Melainkan berwarna-warni. Saat aku membuka mataku, aku terkejut melihatnya. Seketika itu juga, sihir ku bubar jalan.
"Apa itu? Kok warna-warni? Cantik yaa.... Tapi ih! Aneh lho! Aku ngerasa dia itu emang anak aneh!" Kata Teman-teman sekelas ku. Aku memandang Yura dan Keine yang juga terkejut dengan hal ini.
"Diam semua. Ok silahkan duduk." Kata Pak Arley dengan sangat singkat. Padahal aku berharap bapak itu memberikan penjelasan tentang kejadian aneh tadi. Kenapa warna-warni?
"Sekarang, kita akan ke ruang praktek. Mohon untuk tidak ribut." Bapak itu ngomongnya kok tiba-tiba jadi sopan ya? Apa jangan-jangan bapak itu kepikiran sama kejadian tadi?
"Iya pak."
"Rine! Kamu kok bisa ngeluarin sihir warna-warni gitu? Keren lhoo..." Kata Yura yang mengagetkan ku dari belakang.
"Gatau Yur, kok malah keren sih? Bukannya aneh ya?" Tanya ku penasaran dengan nya.
"Aneh sihh... Tapi keren!" Kata Yura.
"Ish... Keren lho kamu tadi!" Kata Keine lagi.
"Makasih." Jawabku singkat.
"Ok. Saya belum kasitau kalian kan apa yang terjadi tadi? Teman kalian yang tadi itu sangat unik. Dia menguasai bukan hanya sihir cahaya melainkan..." Kata Pak Arley terpotong.
Hayoo... Pada penasaran sama Rine yee??? Ikutin terus yaa kisahnya!
Oh iya! Kalo kalian ada kritikan atau saran buat author, tulis di komen yaa... Pasti author baca kok😊😊. Kalo bagus, vote sebanyak banyaknya yaa... Bantu share ke teman-teman mu! Berbagi itu baik lhoo...Salam Lope Lope for you.😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Controller
Fantasy{SEDANG REVISI! PERBAIKAN KATA-KATA DAN SEDIKIT PERUBAHAN ALUR CERITA} Rine Nethine Rylista adalah seorang gadis yang bersekolah di sekolah sihir. Ia dianugerahi sebuah kekuatan sihir, yaitu sihir cahaya. Perjuangannya untuk memaksimalkan potensi ya...