2 tahun sudah berlalu, aku betah di sini. Orangnya baik-baik semua, kecuali Bu. Shika. Aku ga ada masalah apa-apa dengan siapa-siapa, termasuk Rean. Dia baik-baik aja, dan kita tak pernah ngobrol. Aku juga ga berani sama dia. Dan pintu itu pun ga pernah ku gubris lagi. Bodo amat. Akhirnya, tiba hari ujian kelulusan kita. Itu ujian yang menentukan siapa yang lulus dan tidak. Dan juga, orang yang sihirnya sangat baik, akan dipilih untuk misi khusus. Doain semoga aku bisa yaa...
"Selamat pagi anak-anak, seperti yang kalian ketahui, hari ini adalah hari penentu kelulusan kalian. Kalian akan menghadapi ujian cahaya. Jadi, lakukan lah yang terbaik jika ingin lulus. Ujian ini terbagi menjadi 4 aspek, yaitu mengeluarkan, menyerap, menyalurkan dan mengontrol Cahaya tentunya. Dan juga tes tertulis tentang cahaya. Lakukanlah yang terbaik! Semoga kalian beruntung..." Kata Bu. Liestyna, wali kelas kami, sekaligus yang ngajarin kita cara menyalurkan cahaya.
"Baik Bu."
Tes pertama, tes tertulis... Mati aku... Kemarin Bu Shika ancam aku lagi.
#flashback on.
"Kamu! Rine! Selama pelajaran saya, kamu selalu saja tidak fokus! Tapi, hokki kali kamu bisa dapat 100! Jadi, saya mau kamu HARUS dapat S-E-R-A-T-U-S! GA MAU TAU!" Ujar Bu. Shika di depan kelas. Ini terjadi seminggu yang lalu sebelum ujian.
"Lho? Kok gitu? Yang lain kan juga ada yang dapat 100... Kok cuma saya yang diancam?" Tanya ku ga terima. Maksa kali!
"Ga mau tau. Yang lain perhatiin ibu kalo lagi jelasin. Sedangkan kamu? Kadang tidur, nyoret nyoret buku, ngelantur lagi." Kata Bu. Shika tanpa bukti yang jelas. Mana ada aku tidur? Bukannya si Yura kali ya? Dia yang tidur di kelas ga Sihh?
"I..iya Bu." Malas debat lah sama ibu itu. Dasar... Sikat WC!!!
"Kalo ga dapat 100, siap-siap nyawa mu melayang ibu penggal." Kata Bu. Shika.
"Ya Bu." Jawabku malas.
"Mampus Lo Rine... Wkwkwk... Gue ga pernah liat Lo tidur lhoo... Perasaan gue yang tidur dehh... Kok Lo yang kena sih... Hahaha..." Ledek Yura yang bikin aku tambah kesal.
"Taulah." Jawabku malas.
#flashback off.
Haisss... malas ingat itulah. Mending aku fokus ngerjain. Fokus! Fokus!
Akhirnya!!!! Selesai ujian pertama! Bodo lah mau 100 ato nggak.
Oh ya! Kalian mau tau sesuatu gak??? Aku baru ingat! Mau kasitau kalian sesuatu.Flashback on. Setahun yang lalu...
"Rean, kamu... Beneran Sihir cahaya kan???" Tanya Bu. Liestyna yang ragu dengan sihir nya Rean. Sama berarti sama aku, aku juga ngerasanya dia itu bukan sihir cahaya. Tapi lebih mirip yang lain, masalahnya aku juga ga tau.
"Eh? Cahaya kok Bu. Emang kenapa?" Tanya Rean kebingungan sendiri. Sihir sendiri ga nyadar. Ga peka itu.
"Apa kalian disini ada yang ngerasa sihir Rean aneh?" Tanya Bu. Liestyna. Saya Bu! Saya ngerasa aneh lhoo... Tapi dia marah ga ya kalo aku angkat tangan dan bilang bahwa sihirnya bukan sihir cahaya sama kayak Keine. Tapi kalo Keine blom pasti.
"S...saya Bu." Jawab ku ragu. Aku akhirnya angkat tangan juga. Yura sangat terkejut melihat nya.
"Lo serius Rine? Jangan main-main lhoo... Ini Rean! Lo ingat dia itu emosian lhoo..." Kata Yura yang menghawatirkan ku.
"Gpp kok. Kan ada bagusnya juga, aku bantuin dia, biar dia bisa langsung pindah ke kelas sihir yang cocok dengan sihirnya." Jelas ku.
"Rine? Kau yakin?" Tanya Rean.
"Emm... Gimana yaa... Aku sih ngerasanya kayak gitu." Jawabku.
"Menurut mu, Rean sihir apa? Dan kenapa kamu bisa mengasumsikan bahwa dia bukan sihir cahaya?" Tanya Bu. Liestyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Controller
Fantasía{SEDANG REVISI! PERBAIKAN KATA-KATA DAN SEDIKIT PERUBAHAN ALUR CERITA} Rine Nethine Rylista adalah seorang gadis yang bersekolah di sekolah sihir. Ia dianugerahi sebuah kekuatan sihir, yaitu sihir cahaya. Perjuangannya untuk memaksimalkan potensi ya...