(25) First day

2.6K 199 5
                                    

Pagi yang indah, cuaca yang sejuk, suasana hati yang menyenangkan... Aaaaaa... Aku masuk sekolah baru!!! Aku dan Ressa sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, tapi... Ressa gilanya kumat lagi deh...

"Namaku Lacressa Lunaria. Aku dipanggil Ressa. Aku bersekolah di Sekolah sihir yang Unggul dan Keren, Diamond Galaxy. Aku menguasai sihir api, yang sangat hebat dan mengerikan! Bisa menghancurkan satu kota hanya dengan seberkas api di tanganku..." Ucapnya ngomong-ngomong sendiri di depan kaca.

"Heh! Mau berangkat ga? Ngapain sih ngomong ngomong sendiri?" Ujar ku menggeser posisi dimana dia berdiri di depan kaca tersebut.

"Ihhh... Apa sih Rine??? Aku tuh bangga bisa masuk di Diamond Galaxy!" Ujar Ressa. Bangga sih bangga, tapi gilanya jangan kumat Napa... Kayak gitu gimana ada yang mau temenan, aku aja terpaksa.

"Gila." Jawabku singkat.

"Ih! Kok gila sih???" Protesnya.

"Emang." Ujar ku singkat.

"Ihhh!!! Rine jahaattttt.." ujarnya.

"Dah lah, mau sekolah ga?" Tanya ku.

"Ya. Rine jahaattttt!!!!" Gerutu Ressa. Ih! Kayak anak kecil sumpah...

"Udah ah! Yok!" Ujar ku menarik tangannya pergi.

Selintas aku menoleh ke kamar Keine dan Glenn, dan kamar mereka sudah kosong. Cepat sekali mereka pergi. Kamar Rean juga kosong. Btw, dia tidur sama siapa aja aku gatau. Ahh... Biarkan lah. Aku mau sekolah.

Sesampainya kami berdua di sekolah, lorong-lorong itu dipenuhi dengan murid-murid Diamond Galaxy. Warna-warni semuanya.. ada yang merah, kuning, hijau, biru, keren deh pokoknya pakaiannya. Kami berdua pun harus berpisah dan mencari kelas sihir kami masing-masing.

Sesampainya aku di kelas yang bertuliskan Light Class 1, aku melihat murid-murid yang sedang ngobrol di dalam, ada yang duduk sendirian, cowok-cowoknya pada beradu sihir, dan yang paling utama, kelas ini kayaknya paling bising deh... Dari kelas sihir lain... Haduuhh... Pasti ini kelas biang kerok deh...

"Weh! Ada anak baru woy!!!" Teriak cowok-cowok satu kelas. Aku menoleh kiri dan kanan, melihat adakah anak baru cewek disampingku selain aku?

"Hey! Kamu yang di depan pintu! Anak baru ya!?" Teriak salah satu dari mereka. Wah... Aku ya ternyata? Aku mau diapain nih?

"Rine! Diam!" Tanganku ditahan seseorang dari belakang. "Kalian! Ga usah godain cewek!" Teriaknya. Ternyata Keine. Astagaa... untung aja ada dia.

"Lo siapa? Ga usah sok belain deh! Kita cuma mau ajak kenalan aja! Lo ga usah jadi sok pahlawan deh!" Tegur salah satu dari mereka. Cowok-cowok kelas ini kayaknya ga ada yang bener deh. Mampus aku disini.

"Gue cowoknya! Lu mau apa?" Teriak Keine spontan. Tampak muka mereka yang terkejut. Cewek-cewek di kelas pun langsung menoleh ke arah kami. Pasti ngomongin orang nggak nggak deh ini...

"Keine!" Bisik ku ingin rasanya memukul kepalanya. Eh, pas mau lepasin genggamannya, malah digenggam lebih kuat. Uaseeemmm...

"Diam!" Bentaknya pelan.

"Lo baru cowoknya aja dah songong, bukan suaminya juga!" Bantah mereka.

"Udah ah! Masuk kelas aja Kei! Tak usah pikirin mereka." Sekarang aku yang berani bertindak. Aku tarik tangannya Keine dan memilih salah satu tempat duduk di depan kelas.

"Kamu tuh ya! Ngomongnya yang nggak-nggak deh! Kan jadinya ribut gini! Mana pake alasan cewek mu lagi!" Protesku sambil menariknya untuk duduk.

"Ish Rine! Kau emang mau digodain sama mereka? Biarin aja kali ah! Biar ga ada yang ganggu Lo lagi!" Bantahnya.

"Nanti kita jadi bahan gosipan Kei... Ah! Kamu tuh ya. Udah, sekarang kamu kontrol emosi mu. Tadi juga pergi sama Glenn ga ngajak ngajak!" Gerutuku.

"Yo dah. Aku minta maaf. Kalo ada apa-apa bilang aja ya sama aku." Ujarnya meminta maaf.

"Ya. Dah, sekarang kita mending duduk diem, nunggu guru masuk aja!" Ujar ku.

Panjang umur.... Gurunya pas masuk kelas. Jadi ga ada cek-cok lagi... Huftt...

"Selamat pagi anak-anak. Silahkan balik ke tempat duduk nya masing-masing." Ujar gurunya.

"Nama saya, Pak Arlex. Saya adalah wali kelas kalian yang baru. Sekarang silahkan perkenalkan diri kalian masing-masing. Berdiri di tempat duduknya." Ujarnya. Ehh??? Pak Arlex??? Di... Dia wali kelas ku toh???

"Saya Angela"

"Shineya."

Beberapa anak menyebutkan nama mereka masing-masing, dan tiba giliran ku...

"Aku Rine." Ujar ku. Semua anak cowok berisik sekali di belakang. Haduh. Gaduh lagi kan...

"Kalian! Diam!" Bentak Pak Arlex dari depan. Mampus kalian...

Setelah kami selesai berkenalan...

"Ada yang mau bertanya satu sama lain?" Tanya Pak Arlex.

Cowok-cowok pun mulai gaduh lagi. Saling dorong mendorong satu sama lain, dan akhirnya salah seorang dari mereka pun berdiri.

"Ya Calvert?"

"Rine! Udah punya cowok belum?" Teriaknya dari belakang dan langsung memanggil namaku. Aku terkejut setengah mati dari depan. Gatau mau jawab apa. Keine disebelah ku pun terkejut. Dia mengode ku untuk menjawab iya. Padahal kan aku belum ada.

"Emm..." Belum sempat aku ngomong, Pak Arlex sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Tidak ada pertanyaan tentang percintaan. Silahkan duduk jika tidak ada pertanyaan lagi." Ujar Pak Arlex dengan muka khasnya, muka datar. Aku terselamatkan...

"Yahh... Jangan gitulah pak..." Gerutunya.

"Kalo saya bilang tidak ya tidak. Tidak ada pembantahan lagi." Ujar Pak Arlex yang kukuh terhadap pendiriannya. Bapak ini bahasa Indonesia bagus yaa... Pasti dulu nilainya cepek cepek... Wkwkwk...

"Ok. Karena seperti nya tidak ada pertanyaan lagi, hari ini kelas cukup sampai disini. Habis ini, kalian boleh berkenalan satu sama lain. Kalian pulang jam 11. Khusus Rine, ikut ke ruangan saya." Ujar bapak itu pergi meninggalkan kelas. Haduuhh... Aku pasti diinterogasi sama dia deh... Mpusss deh...

"Rine? Kamu kenapa? Kalo bapak itu berani macam-macam, kamu bilang aja sama aku, udah tau nama ku kan?" Tanya seorang lelaki. Aku lupa namanya.

"Nggak." Jawabku singkat.

"Aku Raynard. Cowok yang paling ganteng di kelas ini kan???" Tanyanya genit. Aku jijik kali liat dia. Aku langsung pergi ninggalin dia. Bodo amat.

Hmm... Jual mahal yaa... Uniknya... Batin Raynard.

Aku mengikuti kemana perginya Pak Arlex. Berjalan dibelakangnya, membuatku menjadi pusat perhatian anak-anak lain di setiap lorong-lorong yang kami lewati. Pak Arlex menarik tanganku agar aku berjalan sejajar dengannya.

"Ayo cepat." Ujarnya melangkahkan kakinya lebih cepat. Bapak ini ga bisa santai atau apa sih???

"I..iya pak."

Sesampainya aku di ruangannya, tepat perkiraan ku, aku ditanya tanya kejadian tentang ujian praktek kemarin. Dan anehnya, dia mengetahui dengan tepat segala yang terjadi di hutan Eert itu. Aku tidak tahu dia tahu dari mana... Pak Arley? Iya kah? Berarti Pak Arley tau bahwa aku bertemu dengan orang yang disebut Ratu Lunarisa? Dan Aleynna?

"Tidak perlu terkejut. Lubang/lorong yang kamu singgahi itu adalah Blackhole. Salah satu jalan, atau dimensi yang menghubungkan Dunia ini dengan Dunia Mystique. Dan kamu menjadi pusat perhatian, yang bisa keluar dari blackhole itu." Ujar Pak Arlex.

"Ahh... Okay... Emm... Apa bapak tahu tentang Ratu Lunarisa dan Aleynna yang saya temui di sana?" Tanyaku tepat sasaran, tanpa berbasa basi lagi.

"Ya. Saya mengetahui itu semua. Aleynna, dia adalah Ratu Mystique. Dan Ratu Lunarisa..." Ujar Pak Arlex Terdiam sesaat.

"Siapa pak?" Tanya ku semakin penasaran. Benarkah dia ibuku???

"Dia... Ibumu." Jawab Pak Arlex.

Magical ControllerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang