Hahh... Gurunya ada yang nggak masuk! Yes... Bisa tidur nih di kamar! Ngomong-ngomong aku baru nyadar lho, Rean dari kemarin ga masuk ya? Bodo amat.
"Rine, dah pulang yaa..." Kata seseorang yang membuka pintu kamarku. Aku menolehkan kepalaku. Ternyata itu Ressa.
"Iya Res. Hari ini guru nya ada yang ga masuk. Jadi kami boleh balik kamar." Kata ku mengembalikan pandanganku ke hp yang ada di tanganku.
"Owhh... Kamu tahu ga Rean kenapa udah lama ga masuk?" Tanya Ressa. Baru aja mikir tentang itu. Malas kali dengarnya.
"Hmm." Jawabku singkat. Malas kali bahas tentang itu. Bodo amat dia mau masuk kek, enggak kek. Bising lah.
"Kamu bad mood ya Rine? Sibuk apa sih di hp mu?" Tanya Ressa lagi. Kepo kali sih ni anak! Lagi kesel tau. Kau ga nyadar lagi.
"Enggak kok. Biasa saja." Jawabku singkat.
"Kata Pak Raven, kepala sekolah kita, Rean ga masuk untuk seminggu kedepan. Katanya dia ada gangguan jiwa gitu." Kata Ressa.
"Oh." Malas lah bahas itu. Aku masih memandang hp ku dengan serius dan tidak begitu mendengarkan ucapan Ressa.
"Kau kenapa sih? Ga hargain orang ngomong ya? Kau bad mood jangan bikin orang bad mood juga lah." Kata Ressa dengan nada kesal. Dia kira cuma dia yang kesal? Dia ga mikirin kalo aku juga kesal? Dia bahas tentang orang yang sudah mencelakakan ku. Dan aku sangat tidak ingin bertemu dengannya.
"Sudahlah. Tak usah sensitif gitu! Kau kira cuma kau yang kesal? Dasar egois!" Ucapku kasar. Aku ngomong terang-terangan aja. Bodo amat dia mau sakit hati kek.
"Egois? Kau yang dari tadi pasang muka asem tau! Kalo kau ga suka aku omongin tentang Rean, bilang lah! Bilang orang egois sendiri ga ngaca!" Jawabnya dengan nada tinggi yang memancing untuk berantam. Aku sudah tak tahan. Jangan lepas kontrol lagi. Lebih baik aku keluar.
"Fine. Aku yang egois. Bye." Teriak ku sambil membanting pintu dengan keras. Terdengar tangisan dari dalam. Sepertinya Ressa menangis. Biarin lah. Cewek lemah!
Aku jadi bad mood gara-gara dia bahas soal Rean. Capek lah. Biarin aja dia mau nangis kek, jungkir balik di kamar kek. Bodo amat! Sekarang mending aku ke kantin. Cari makanan warteg itu lah.
"Rine!" Teriak seseorang di belakang ku. Suaranya yang khas mengingatkan ku dengan Rane
"Hai Rane." Sapa ku.
"Rine. Sendirian? Teman mu mana?" Tanya Rane. Satu lagi! Bikin orang emosi aja lho dari tadi.
"Noh di kamar." Jawabku singkat. Malas ah ngomong tentang dia. Aku tinggalin aja dia disini.
"Rine! Lo mau kemana? Kok tiba-tiba pergi ninggalin sih?"
Hah... Malas lah. Disini ga ada tempat yang indah gitu ya? Dari tadi ketemu nya sama orang yang tukang bikin jengkel aja.
"Eh? Apa itu? Pintu? Pintu apa ini? Kok misterius kali?" Tanya ku dalam hati sambil mendekati sebuah pintu di depanku. Aku merasa seolah-olah ada yang menggerakkan tanganku untuk membuka pintu tersebut. Saat aku masuk, aku merasa ada yang merasuki tubuhku. Roh yang sangat kuat dan tidak bisa ku kendalikan. Roh ku yang asli melemah dan roh palsu itu meraja di tubuhku. Dia membawaku ke kamar ku dan aku merasa roh ini ingin membunuh Ressa. Aku mencoba sekuat tenaga untuk menguasai tubuhku kembali tapi tidak bisa. Aku berharap Ressa sedang pergi. Aku tidak mau membunuhnya!
Saat aku membuka pintunya, untunglah Ressa sedang pergi. Aku sangat butuh energi! Mungkin jikalau ada orang yang bisa menyalurkan energi listrik ke dalam diriku, aku bisa menukarnya menjadi sihir cahaya dan mengusir roh ini. Tiba-tiba, seseorang datang mendekatiku dari belakang. Ia menyalurkan energi listrik yang sangat besar sehingga tubuhku tak sadar langsung menukarnya menjadi sihir cahaya. Tubuhku memancarkan cahaya yang sangat terang dan roh itu pun akhirnya keluar. Aku langsung tak sadar diri dan orang yang menyalurkan listrik itu pun pergi. Aku pingsan di depan kamarku. Tak lama kemudian, aku diangkat oleh Alenna, Rhays dan Rand ke UKS.
Akhirnya, setelah beberapa menit kemudian aku siuman."Rine! Haduuhh... Kamu kok pingsan terus sih?" Tanya Alenna.
"Alenna? Rhays? Rane? Kalian ngapain disini?" Tanya ku yang belum tahu bahwa mereka yang mengangkat ku.
"Kita yang bawa kau ke sini!" Kata Rhays.
Aku masih bisa mengingat kejadian sebelum aku pingsan. Ressa mana? Gimana dia? Aku ga ada nyelakain Ressa kan?
"Ressa mana? Dia dimana??" Tanya ku panik. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku kalo sampai terjadi apa apa sama Ressa karena diriku.
"Ressa? Dia tadi aku liat lagi di kantin makan. Emang kenapa?" Tanya Alenna.
Apa?! Dia gatau ya kalo aku kayak gini? Kalo gitu ngapain aku khawatir sama dia tadi! Nyesel aku khawatir sama dia! Temannya sakit dia enak-enakan di kantin makan-makan.
"Rine? Lo gapapa kan?" Tanya Rane sambil melambai lambaikan tangannya di depan muka ku.
"Eh? Gapapa kok. Ressa gatau ya kalo aku pingsan?" Tanya ku memastikan.
"Nah! Itu yang barusan gue mau nanya. Lo berantam ya sama Ressa? Tadi aku tuh barengan sama Ressa, pas lewat depan kamarmu, gue sama Ressa liat kalo elo pingsan. Gue minta tolong sama Ressa buat ngangkatin Lo, tapi dia malah jawab 'biarin aja. Paling cuma pura-pura.' gue kaget lah. Makanya gue cari Rhays sama Rane buat bantu ngangkatin Lo." Alenna menjelaskan ke gue. Emang Ressa ga punya hati!
"Lo lagi berantam ya sama Ressa?" Tanya nya lagi.
"Iya. Dia anaknya segitu emosian kah? Dia yang bikin gue bad mood! Dia bahas bahas tentang si Rean. Aku jadi bad mood banget lah! Ya udah aku tinggal pergi ke kantin daripada makin naik darah aku." Kata Ku.
"Astagaa... Ya sudahlah. Lo istirahat aja sekarang. Nanti daripada Lo makin parah." Kata Rhays.
"Kalian jangan berantam lama-lama. Salah satu minta maaf lah." Kata Rane.
"Iya. Nanti aku yang minta maaf aja. Dia ga tau mau maafin ato nggak ya..." Kata ku. Agak menyesal sihh.. berantam sama dia. Ya habis aku lagi jengkel banget. Tambah lagi dia ga mau jenguk gue. Nanti malam harus berbesar hati untuk minta maaf sama Ressa.
"Sudah. Sekarang kamu istirahat ya. Kita mau balik ke kamar dulu. Bye." Kata Alenna.
"Ya. Bye."
Puji Tuhan, Author akhirnya bisa update lagi.
Sorry ya teman-teman... Author agak lama updatenya. Author mau kasitau juga, kalo cerita ini akan update tiap hari Senin dan Kamis aja (kalo ga sibuk sekolah😣😣). Khusus hari libur, mungkin bisa update lebih banyak. Tolong dimengerti ya teman-teman. Makasiii ya untuk teman-teman yang setia membaca cerita ini. Dukung Author terus yaa... Love you💞Salam hangat dari Author.😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical Controller
Fantasi{SEDANG REVISI! PERBAIKAN KATA-KATA DAN SEDIKIT PERUBAHAN ALUR CERITA} Rine Nethine Rylista adalah seorang gadis yang bersekolah di sekolah sihir. Ia dianugerahi sebuah kekuatan sihir, yaitu sihir cahaya. Perjuangannya untuk memaksimalkan potensi ya...