Part 35

2.3K 149 4
                                    

"Ray, Lo yakin Glenn Jonathan itu salah satu utusan dari Ratu kegelapan? Aku ga percaya loh... Untuk apa emangnya Sang Ratu kegelapan mengutus orang untuk menjadi utusannya? Memantau? Emang dia ga punya mata?..." Keine terus berbicara aneh-aneh tentang sang ratu kegelapan. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku melihat tingkah nya itu.

"Sudah lah Kei, lu ngomong kagak ada berhentinya sama sekali deh. Kayak kereta api!" Tegur Ray sambil berjalan lurus ke depan tanpa memperdulikan Kei berbicara. Sumpah anak itu bener bener mulut minta diplester. Ngumpat-ngumpat sendiri, bilang Glenn ga seperti inilah, ga seperti itulah.

"Mau balik ga?" Tanya Ray dingin. Ia menatap Keine malas. "Kalo nggak, Rinenya aku rebut loh." Ray melanjutkan ucapannya sambil merangkul pundak ku. Aku terkejut sedikit dan menatapnya. Aku terkekeh kecil melihat nya berusaha membuat Keine cemburu. Kalian tahu, aku tuh cewek yang peka. Jadi semua gerak-geriknya aku tahu apa masksudnya.

"Rebut aja! Kalo bisa!" Jawab Keine dengan nada menantang. Ia meliriknya dan tersenyum sinis melihatnya.

"Bisa dong, Rine kan udah terpikat hati dengan ku." Ucap Ray tanpa ragu-ragu. Kini aku menatapnya tajam dan menginjak kakinya sekuat-kuatnya. Ia mengeluh kesakitan sambil memegangi kakinya yang kuinjak tadi.

"Sakit Rine, Lo cewek apa gajah?" Tanya Ray meledekku. Aku menatapnya lekat lekat.

"Gajah betina!" Jawabku singkat. "Mencakup semuanya kan?"

"Emang ga bisa bantah bantahan sama orang keras kepala." Sindirnya. Aku tahu orang yang dimaksud keras kepala itu.

"Oyyy!! Jangan pacaran napa! Gue disini jomblo akut kalii!" Teriak Keine dari belakang. Oh iya, aku melupakannya. Habis lambat banget dia di belakang Sono.

"Buruan deh. Mau gue lanjutin dongeng tadi ga? Buat bobo." Ledek Ray pada Keine. Aku tertawa geli mendengar kata bobo itu. Dia menyindir Keine bahwa ia seperti anak bayi yang harus didongengin dulu baru tidur.

"Heh! Lu kira gue bocah? Enak aja kalo ngomong!" Bantah Keine berteriak dari belakang. Ia menambah kecepatan jalannya dan menyamai aku dan Ray.

"Enak dong, lebih enak kalo Lo traktirin es dawet di depan sekolah sana." Ucap Ray yang membuat pertengkaran ini tak habis-habis. Satu udah panas, satunya lagi kasi minyak. Yah tambah gede apinya.

"Lo berdua tuh ga bisa anteng satu hariii aja ya?" Tanya ku berusaha menghabiskan pertengkaran ini.

"Nggak!" Jawab mereka berdua serempak. Bedanya, satu udah menggebu-gebu, satunya masih dingin sedingin es.

"Ya udah. Stop sekarang, dan kita akan membahas Glenn." Ucapku. Mereka terdiam sebentar, akhirnya Kei membuka suara.

"Ok. Jadi sebelum itu, aku mau nanya, Ratu kegelapan itu beneran Aleynna?" Tanya Keine. Barusan aku mau nanya itu juga.

"Hm... Dia emang ratu kegelapan. Alias, Ratu Mystique." Jawab Ray santai.

"Tau dari?" Tanya ku yang ingin mengetahui informasi dari sumber terpercaya.

"Dari Pak Arlex." Jawabnya singkat.

"Emm... Ga ada mau cerita apalagi tuh tentang dia?" Tanya ku pada Ray. Ia menatapku bingung, tapi setelah itu, ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kalian nanya, aku jawab sebisa ku." Ucapnya datar dan dingin.

"Ok masalah Glenn. Semalam dia jam 2 pagi itu menghilang dari tempat tidurnya dengan ditutupi asap asap gas..." Ucap Keine terpotong karena Ray langsung menambahnya.

"Biasa utusan dari Ratu kegelapan akan diundang untuk menemui ratu pada malam hari." Ucapnya. "Lanjut."

"Nah, habistu sekitar jam 5 pagi, dia baru balik. Dan dia itu yah biasa-biasa aja sihh... Dia juga sempet nanya gelangku ini... Aku pun menjawab..." Ucap Keine terpotong lagi. Kali ini aku yang memotongnya. Ia berdecak kesal sepertinya padaku.

Magical ControllerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang