55

12.1K 373 19
                                    

Not not today! Not not today!
Hey baepsaedeura da hands up
Hey chingudeura da hands up
Hey nareul mitneundamyeon hands up
chong! jojun! balsa!

jukji anha mutji mara sori jilleo
Not not today!
kkulhji mara ulji anha soneul deureo
Not not today!
Hey Not not today!

Yiejung menggeram tertahan dan menutup pintu kulkas dengan hempasan yang kuat. “Bocah-bocah itu benar-benar.” Rutuknya frustasi.

Beberapa pelayan yang berada didapur sempat terkekeh melihat Yiejung yang sedari tadi merutuk kesal. “Mereka sangat pintar, ya, Nyonya.” Gumam mereka.

“Pintar?” ulang Yiejung memastikan.

Mereka mengangguk bersamaan. “Mereka tahu kalau itu adalah lagu Tuan dan terlihat sangat menyukainya.”

Yiejung menghembuskan napas lelah. “Tapi tidak harus sampai mendengarnya dengan volume sekeras itu, kan!” rutuknya lalu bergegas menuju ruang televisi untuk melakukan sesuatu.

Didepan televisi,Saejin dan Haejin sudah berdiri diatas sofa dan menggoyang-goyangkan tubuh mereka mengikuti irama lagu itu. Ditangan Saejin ada sebuah remot televisi. Yiejung mendelik melihat kedua mata bocah-bocah itu berbinar memandangi televisi yang menampilkan wajah appa mereka beserta samchonnya.

Sejak Hyuno memperlihatkan MV terbaru BTS yang kebetulan ditayangkan oleh salah satu stasiun Televisi pada keduanya, Saejin dan Haejin selalu saja tertarik setiap kali melihat tayangan itu ditelevisi. Dan sialnya, mereka sangat tahu bagaimana menguatkan volume televisi atas kebaikan Hyung atau oppanya yang telah mengajari adiknya. Setiap kali melihat lagu itu ditelevisi, baik Saejin dan Haejin selalu bergerak meraih remot untuk menguatkan Volume televisi sederas-derasnya dan meloncat senang sambil berteriak Appa! Entah itu ketika melihat Jin ataupun member lainnya.

“Pelankan suaranya, Kim Saejin! Kim Haejin!.” seru Yiejung setelah duduk disamping mereka.

Saejin dan Haejin tidak memedulikannya, tetap bergoyang-goyang dengan bibir tertawa lebar.

Yiejung memutar bola matanya kesal. Menyambar remot yang dipegang Saejin dan mengecilkan volumenya. “Telinga semua orang bisa sakit karena harus mendengar suara sekeras itu.” desisnya pada kedua anaknya.

“EOMMA!!” teriak Saejin.

“APPA!!!!” teriak Haejin marah dengan lengkingan kuat sampai dahi Yie jung berkerut menahan suara lengkingan itu. sedangkan Haejin menghempaskan bokongnya keatas sofa, lalu dengan mengeluarkan rengekannya, dia menendang-nendangkan kedua kakinya kedepan.

“AIsh! Kim Haejin Kim Saejin Sampai kapan kalian terus seperti ini kalau sedang merajuk.” Kesal Yie jung.

“Appa! Appa! Appa!” teriak Saejin dan Haejin sekeras-kerasnya.

Yie jung tetap pada pendiriannya menahan remot itu dan menatap kedua anaknya dengan kedua mata menyipit. “Itu, sayang. Lihat, disitu masih ada Appa.” telunjuknya mengarah pada televisi yang memang masih menampilkan sosok pria-pria yang terlihat sangat tampan di sana.

“Tidak dengal, eommaaaaaa.” Kesal Saejin.

“Cih,EOmma saja bisa mendengar suaranya.”

“HUWAAAAAAAA. APPAAAA APPAAAA” Kini Haejin sudah mulai menangis. Dengan kedua mata menutup dan wajah memerah, lalu kedua kaki yang berhenti menendang-nendang. Haejin memekik kuat dengan tangisannya. Sudut-sudut matanya mengeluarkan air mata yang sangat banyak.

A BETTER TOMORROWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang