"Ketika kamu tanpa sengaja mencintai seseorang, maka saat itu juga kamu harus sengaja menjauhinya."
***
Author
Menjelang senja rintikan hujan mulai terdengar di luaran. Sambil memainkan jari-jari mungilnya Viani tak sadar sudah 3 jam berlalu Ia hanya duduk sambil sesekali menghembuskan nafas gusar. Menatap tetesan hujan yang tidak pernah lelah membasahi bumi. Yang tidak takut kembali meski tau rasanya jatuh berkali-kali. Pun Ia turun selalu dalam jangka waktu yg lama.
Ya, Viani Amara sosok gadis manis yang tak terlalu menyukai kebisingan ini harus terlibat masalah hati dengan seorang laki-laki yang sudah semenjak satu tahun lalu menjabat sebagai sahabat dekatnya. Sering batinnya bertanya, kenapa laki-laki dan perempuan susah untuk berteman. Awalnya Ia berpikir tidak semua pertemanan akan berakhir suka atau menimbulkan rasa.
Tapi seiring berjalannya waktu pikirannya salah. Dia menyukai teman sekaligus laki-laki yang disukai banyak orang. Vano Pirmansyah seorang most wanted di sekolahnya. Wajah bak malaikat itu menjelma sebagai temannya, dan sialnya Ia sukai saat ini.
Kepribadian yang humble membuat cowo itu begitu banyak disukai oleh semua orang termasuk dirinya. Namun hanya sebatas menyimpan perasaan itu di dalam hati.
Karena menurut Viani, Vano salah satu orang yg kadar kepekaan nya sangat minim.
"Harus banget ya punya perasaan suka sama orang tapi gak pernah ada timbal baliknya."ucap Viani gusar di tengah derasnya hujan.
Memang mencintai sahabat sendiri itu adalah hal konyol bukan.
Tapi siapa tau hati seseorang. Bahkan walaupun berusaha menyangkal nya namun tetap saja rasanya sia-sia. Berusaha keras melupakannya namun justru malah semakin ingin didekatnya.
Itulah yang di rasakan Viani saat beberapa bulan terakhir.
Sayangnya Vano tidak pernah melihat sikap Viani yang selalu salah tingkah saat di dekatnya. Mungkin karena Ia hanya menganggap Viani sebagai sahabat dan mungkin tak akan pernah lebih dari itu. Dalam hati ingin sekali Viani berteriak lelah sendiri dengan cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan seperti ini
Dari sekian banyak orang kenapa harus dia yang merasakan hal serumit ini. Kadang Viani berpikir kenapa harus dia yang kalah? Kenapa harus ada yang namanya cinta jika pada akhirnya membuat kecewa.
Sampai sebuah ketukan pintu memecahkan lamunannya.
Tuk tuk tuk
"Via!" seru seseorang dari balik pintu.
Viani tersentak kaget mendengar pintu kamarnya di ketuk. Namun tak urung dia bersuara.
"Iya?" sahut Viani dari dalam.
"Ini Bunda, Via, boleh bunda masuk?"
Sejujurnya Viani ingin waktu sendiri saat ini, menikmati hujan dengan pikiran-pikiran kacau yang ingin coba Ia tenangkan. Namun haruskah Ia usir saat bundanya ingin masuk, dan jawabannya tentu tidak mungkin.
"Iya bun, sebentar."
Viani akhirnya berjalan ke arah pintu dan membukanya.
Ceklek
Pintu terbuka menampakkan sosok wanita paruh baya tersenyum pada Viani. Ia sedikit bergeser memberi bundanya jalan untuk masuk. Setelah itu pintu kembali di tutup.
Viani berjalan mendahului bundanya, Venita, ke tempat sebelumnya. Tanpa banyak bertanya Venita tahu anaknya sedang tidak baik-baik saja.
"Kamu kok gak turun makan, Vi, padahal bunda masak udang tepung kesukaan kamu loh." Ucap Venita dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Miss Me ?
Teen FictionMencintai seseorang yg telah lama dekat di hidup kita, namun sayang nya dia tak peduli akan hal itu. Menyakitkan bukan? Itulah yg tengah di rasakan gadis manis ini. Dia harus terlibat masalah hati yg begitu rumit dengan orang yg telah lama dekat den...