"Ada saatnya kita berada dititik terendah dalam sebuah masalah. Tapi yakinlah, diri sendiri adalah jalan keluar dari masalah itu"
---------
Author
Terlihat siang ini nampak seorang wanita cantik dengan dress selutut senada dengan tas jinjingnya mempercepat langkah memasuki kafe dihadapannya. Ia telat sekitar setengah jam kurang karena jalanan ibu kota yg sedang macet parah.
Ia menjelajahi setiap sudut kafe untuk mencari seseorang yg mungkin sudah sedari tadi menunggunya.
Namun ia langsung tersenyum hangat saat sebuah lambaian tangan mengarah kepadanya di sebelah kanan sudut dekat jendela. Wanita itu berjalan mendekati seseorang yg juga sedang tersenyum kepadanya.
"Hai Nit, Apa kabar?"
Wanita itu tersenyum hangat menanggapinya. "Hai, aku baik Ran."
"Udah lama nunggunya?" tanya wanita itu yg tak lain adalah Rania. Ia mendudukan diri disamping Venita.
"Ah gak juga aku juga baru dateng Ran." jawab Venita sambil memperhatikan penampilan Rania yg masih tetap cantik meskipun sudah hampir berkepala empat itu.
"Udah pesen makanan?"
Venita mengangguk. "Iya, kamu juga udah aku pesenin Ran."
"Ya ampun masih inget aja kamu Nit.
"Iya lah Ran."
Kemudian tawa mereka pecah mengingat bahwa sampai sekarang pertemanan mereka masih baik-baik saja. Walau sudah hampir beberapa tahun mereka tidak saling mengabari satu sama lain tapi mereka berdua masih saling ingat.
"Kamu masih betah aja Ran pake status single parent, gak ada niat buat cari lagi apa?" tanya Venita hati-hati takut menyinggung ingatan Rania dimasa lalu.
Bukannya tersinggung Rania malah terkekeh mendengarnya. "Males Nit aku pengen sendiri aja toh sampai sekarang aku baik-baik aja lah."
Venita juga terkekeh mendengar penuturan Rania. Ia tau seberapa hebat Rania berjuang untuk hidup sendiri selama ini. Mungkin rasa itu masih bersarang dihati mantan istri Doni Dirgantara ini.
Sesaat Venita teringat akan tujuan awal Ia mengajak rania bertemu hari ini.
"Apa Valentino Dirgantara itu adalah anakmu Ran?"
Pertanyaan itu membuat Rania mengernyit terkejut. "Kamu udah kenal dia Nit?"
"Iya aku udah sering ketemu sama dia Ran, Sekarang dia juga temenan sama Viani." terang Venita.
Rania mengangguk sambil menghela nafas berat. Akhirnya dia menceritakan alasan Valen kembali pada Venita, juga untuk merahasiakan identitas aslinya pada Viani.
Venita menyimaknya dengan baik. Sesekali Ia mengerutkan kening terkejut atas apa yg terjadi pada sahabat baiknya ini.
"Kenapa Valen gak mau cerita Ran?" tanya Venita setelah Rani menjelaskan semuanya.
"Aku juga gak tau jelasnya Nit, tapi kata dia biar Viani sendiri yg sadar sama kehadirannya."
Venita mengangguk tanda mengerti. Ia mungkin bisa melakukan hal yg sama bagaimana jika berada diposisi Valen. Tanpa sadar Venita tersenyum melihat ketulusan dan kesabaran yg teramat besar dari Rania dan juga Valen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Miss Me ?
Teen FictionMencintai seseorang yg telah lama dekat di hidup kita, namun sayang nya dia tak peduli akan hal itu. Menyakitkan bukan? Itulah yg tengah di rasakan gadis manis ini. Dia harus terlibat masalah hati yg begitu rumit dengan orang yg telah lama dekat den...