DYMM - 44

449 23 2
                                    

"Ketika hati mulai berdamai dengan keadaan tentu semuanya akan lebih menenangkan, karena tentu Tuhan telah menetapkan perihal ikhlas dan memaafkan sudah pasti melegakan"

----

Author

Alunan musik santai mengiringi acara Prom Night SMA Cahaya Pelita yg sedang berlangsung. Beberapa siswa dan siswi tampak anggun dan menawan menurut porsinya. Acara seperti ini memang selalu menjadi momen yg di tunggu-tunggu oleh para murid khususnya anak kelas tiga.

Mereka harus menikmati momen malam ini karena sehabis ini mereka semua akan melangkah, menjelajah mimpi-mimpi mereka.

Sebuah mobil berhenti di pelataran luar gedung sekolah. Cewek anggun yg berada di dalamnya nampak mentralisir kegugupannya. Ia bahkan belum menimbulkan tanda-tanda untuk keluar dari mobil.

"Are u okay, princess?"

Viani menoleh. "Yeah i'm okay, yah."

Viko mengulum senyum. Ia tau betapa gugupnya Viani malam ini karena Ia akan tampil bernyanyi solo untuk mengisi acara yg sedang berlangsung.

"Apa mau pulang aja nih?" Goda Viko.

"Apasih yah, Via gak kenapa-napa ini cuma sedikit nervous aja hehe."

Viko mengangguk. "Terus kenapa gak turun?"

Viani diam. Lalu memandang Viko yg juga menatapnya. "Via takut ketemu Valen yah." jujurnya.

Viko menghela nafas lalu menggenggam tangan putrinya. "Via, masalah gak bakalan selesai kalau kamu selalu menghindar nak, papa aja bisa maafin papanya, masa kamu gak bisa maafin anaknya?"

Viani tersenyum pelan. Papanya benar, tidak seharusnya Ia larut dalam penyesalan dan kekecewaan. Jika Viko, papanya bisa memaafkan kenapa dia tidak?

"Oke, Via turun sekarang." ucapnya dengan senyum lega.

Viko mengangguk lalu menepuk punggung Viani. "Inget, jangan gugup. Tampilkan yg terbaik, niatkan dari hati."

Kini giliran Viani yg mengangguk. Saat hendak membuka pintu, Viani menoleh lagi ke arah Viko.

Cup!

Satu kecupan mendarat di pipi Viko.

"Thank you my hero."

Setelah itu Viani keluar dari mobil, meninggalkan Viko yg terkekeh. Viani melambaikan tangan saat Viko membunyikan klakson dan keluar dari pelataran sekolah.

Sekali lagi Viani menghirup nafas dengan rakus.

Kemudian dia berbalik berjalan sendiri menuju aula, tempat acara sedang berlangsung.

Viani tampil memukau malam ini, dengan balutan dress panjang tanpa lengan, serta polesan makeup tipis membuat dirinya menjadi sorotan malam ini. Entahlah saat berdandan Viani seperti memiliki aura yg memukau dengan sendirinya.

Risih?

Tentu, karena di sepanjang perjalanan menuju Aula tatapan serta godaan terang-terangan tertuju padanya. Namun dikarena kan malam ini Ia memakai heels jadi tak mungkin Ia berlari guna menghindari tatapan demi tatapan itu.

Do You Miss Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang