DYMM - 19

1.3K 76 4
                                    

"Kadang, patah dan sakit hati itu perlu. Supaya kamu paham bagaimana cara yg benar dalam mencintai"

----------

Author

Tak terasa waktu seminggu berjalan sangat cepat, yg artinya besok adalah keberangkatan study tour siswa SMA Cahaya Pelita. Dan sudah seminggu pula perlakuan Vano kepada Viani juga berbeda.

Jika ada pepatah mengatakan, 'bersabarlah semua akan indah pada waktunya' ya Viani percaya akan hal itu. Mencintai dalam diam selama 1 tahun lamanya bukan sebuah penantian biasa. Ada banyak hal yg kadang membuat Viani berfikir keras untuk melupakan, namun selalu kata bertahan tetap melekat dihatinya.

Tapi Viani bersyukur setidaknya saat ini Vano secara tidak langsung mulai merespon perasaannya. Walau belum ada ikatan Viani tetap bahagia, karena belum bukan berarti tidak.

Viani akui jika bukan karena kehadiran Valen mungkin sampai saat ini Vano belum tentu akan bersikap seperti ini. Untuk itu Viani amat sangat berterimakasih kepada Valen. Ia juga yakin jika kedatangan Valen adalah takdir untuk mendekatkan kembali hatinya dengan Vano.

Jika ada yg bertanya bagaimana dengan hubungan Vano dan Ella? Jawabannya adalah berakhir. Hubungan mereka ternyata dilandasi dengan saling ketidak terbukaan keduanya, dan berujung dengan pengkhiantan. Ya Ella berselingkuh dengan salah satu sahabat Vano, Diky Prasetya. Viani tidak tau bagaimana bisa terjadi hal itu, karena Vano tak terlalu menceritakan kejadian sebenarnya.

Dan semenjak itu persahabatan mereka rusak, hanya Putra yg masih sering bersama dengan Vano. Rian? Ntahlah dia tidak memihak siapapun, hanya saja sekarang dia terbiasa sendiri. Untungnya ada Ratna yg selalu menemaninya jika sedang tidak ada pelajaran dikelas.

"VIA!!!"

Lamunan Viani terusik dikarenakan suara melengking dari orang di sebelahnya.

"Bisa gak sih lo gak usah kayak toa gitu Na, budeg lama-lama gue." ucap Viani menggosok-gosok telingannya.

"Gak bisa. Gimana gue gak teriak coba lo itu ngelamun terus dari tadi Via."

Viani memutar bola matanya malas. "Emang ada apaan sih?"

"Tuh di panggil bu Susan."

"Gue?"

"Bukan."

"Lah terus?"

"Ck, iya lo lah ngapain gue panggil nama lo, kalo bukan."

Viani meringis kecil, Ia bangkit dari tempat duduknya lalu melangkah keluar kelas. Namun dia kembali membalikkan badan menghadap Ratna.

"Lo gak nemenin gue Na?"

"Halah udah kelas tiga kali Vi, masih juga mau ditemenin, seharusnya lo itu belajar mandiri lah."

"Bilang aja males, sok lu." cibir Viani lalu segera keluar dari pintu.

Melihat itu Ratna hanya tekekeh geli. Ia paling malas jika harus masuk ruang guru. Alasannya simpel dia hanya tidak mau dikenal banyak guru dan juga tidak mau disuruh-suruh.

Sungguh! Murid terlaknat.

Sesampainya diruang guru Viani langsung berjalan mendekati meja bu Susan. Namun dia memicingkan mata saat melihat seorang siswa sudah berada disana.

Valen

Ia semakin mendekati mereka sambil masih terus mengamati interaksi antara Valen dan guru Seni itu.

"Permisi bu!"

Mendengar itu bu Susan dan Valen menoleh kearah sumber suara.

"Eh Viani kamu sudah disini."

Do You Miss Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang