"Maaf jika rindu ini menganggumu. Hanya saja dia punya cara tersendiri untuk
selalu menghadirkanmu dalam ingatanku"---------
Author
"Assalamualaikum, Bunda, Ayah, kak Verel, Via pulang." seru gadis cantik itu dari balik pintu.
Venita yg baru saja menyiapkan makan malam langsung dikejutkan oleh suara nyaring putrinya. Dia mendapati Viani tersenyum kearahnya sambil menarik koper dan beberapa bawaan di tangannya.
"Bundaa!" panggil Viani yg langsung melepaskan bawaannya dan berhambur kepelukan Venita.
"Adek udah pulang, kok gak ngabarin bunda." ucap Venita seraya membalas pelukan putrinya sambil mengelus rambutnya.
Viani tersenyum sambil melirik kemeja makan, mendadak dia rindu masakan bundanya. "Ntar aja ceritanya bun, Via laper nih."
"Hahaha bilang aja kangen sama masakan bunda." goda Venita.
Viani terkekeh saat tebakan bundanya benar. Dia ingin langsung melahap makanan yg benar-benar membuat perutnya keroncongan itu.
Namun pergelangan tangan Viani ditahan oleh Venita. "Eitss. Gak boleh jorok adek, mandi dulu ya sambil nunggu ayah sama kak Verel."
Mendadak Viani menekukkan wajahnya. Dia mendengus sebal kepada Venita, padahal dia sudah tidak sabar tapi bundanya harus menunda cacing-cacing diperutnya untuk mendapat jatah malam ini.
Cacing-cacing yg malang, sabar ya.
"Ya udah Via mandi dulu tapi bilangin sama kak Verel tunggu Via ya." Viani mengecup singkat pipi Venita lalu menarik koper kelantai atas menuju kamarnya.
Venita mengamati punggung putrinya sambil mengulas senyum. Rasa khawatir yg sejak kemarin dirasakannya perlahan hilang digantikan keyakinan jika nanti Viani pasti bisa menghadapi dan menerima semuanya.
"Via kok udah pulang bun?" Pertanyaan Viko memecah lamunan Venita.
Dia langsung mendapati Viko yg sudah duduk dimeja makan sambil memperhatikan dirinya yg sedari tadi memegang piring.
"Iya yah baru aja sampe. Itu bunda suruh mandi dulu."
"Kok cepet? Seharusnya kan besok."
"Tadi bunda juga tanya gitu tapi katanya nanti dia cerita." jelas Venita selesai menata piring dimeja.
Viko hanya beroh-ria lalu memerhatikan perubahan raut wajah istrinya yg tidak seperti beberapa hari ini. "Bunda nggak khawatir lagi kan?"
Venita yg mendapat pertanyaan tanpa di duga itu lantas menoleh cepat kearah Viko. Ia tampak berfikir mengartikan arti dari pertanyaan Viko. Sesaat kemudian dia mengerti kemana arah pembicaraan suaminya.
"Iya yah bunda udah tenang. Toh bunda yakin Doni gak bakal macam-macam. Terbukti dengan kepulangan Valen bunda yakin Valen bisa ngelindungin Via dari papanya yah."
Viko mengangguk setuju. Dia juga tidak akan tinggal diam jika Doni Dirgantara kembali berulah dan membuat kejadian seperti beberapa tahun lalu. Viko tidak ingin putrinya merasakan lagi kecewa dan membuat keluarganya berantakan.
Semoga Via nanti tidak kecewa dengan penyamaran Valen dihidupnya.
"Wahh! Makan besar nih kita." celetuk Verel yg entah dari mana datangnya.
Viko dan Venita terkejut atas kehadiran Verel yg tiba-tiba sudah duduk manis dikursi dan siap untuk makan.
"Tunggu adeknya dulu Verel." ucap Venita mengingatkan saat Verel hendak membalikkan piring didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Miss Me ?
Teen FictionMencintai seseorang yg telah lama dekat di hidup kita, namun sayang nya dia tak peduli akan hal itu. Menyakitkan bukan? Itulah yg tengah di rasakan gadis manis ini. Dia harus terlibat masalah hati yg begitu rumit dengan orang yg telah lama dekat den...