DYMM - 21

1.3K 79 5
                                    

"Puncak dari kekecewaan adalah ketika kamu lebih memilih diam padahal hati sungguh tersiksa"

-------

Author

Pagi ini keberangkatan murid SMA Cahaya Pelita ke daerah kawasan Bangka Belitung. Seperti yg sudah-sudah SMA ini selalu mengadakan study tour untuk anak-anak kelas duabelas. Tujuannya untuk menyegarkan para murid sebelum berperang menghadapi UNBK yg dilakukan kurang lebih lima bulan lagi.

Kali ini SMA Cahaya Pelita menyewa enam bus untuk melakukan study tour yg biasa dilakukan satu kali dalam setahun itu. Satu bus terdiri dari satu kelas dan dua guru pembimbing untuk mengawasi mereka selama didalam perjalanan.

Kali ini bus yg di tumpangi oleh Viani cukup hening, karena memang dikelasnya tidak terlalu banyak orang yg bisa diajak bercanda atau membuat kekonyolan seperti kelas lainnya.

"Elah ni bus sepi banget sih, gue jadi bete tau!" omel Ratna sedari tadi benar-benar gelisah.

Dia mengedarkan pandangan keseliling, dilihatnya semua teman-temannya tampak asik dengan dunia masing-masing. Ada yg ngemil, ada yg bemain gitar dibelakang, juga ada yg asik mendengarkan lagu lewat Earphone dan masih banyak lagi hal yg mereka lakukan.

Gue baru nyadar ni kelas gak ada humoris-humorisnya gitu.

Seperti cewek yg ada disampingnya. Sedari awal menaiki bus Viani sudah asik dengan dunianya sendiri. Sebuah novel ditangannya benar-benar membuatnya lupa akan sekitar.

Mungkin bagi Ratna hal itu sudah biasa, tapi untuk kali ini dia benar-benar ingin memisahkan Viani dengan teman egoisnya itu.

"Vi udahan dong bacanya gue bete tau, kita cerita-cerita gitu biar gak boring."

Viani tak mengindahkan ucapan Ratna, Ia masih setia menunduk sambil sesekali mengerutkan alis, terlihat sangat serius.

Ratna menghelas nafas pelan mencoba untuk bersabar dengan situasi ini. Jika bisa dia memilih mungkin pilihan pertama dia akan menaiki bus 12 IPA 2 dibanding kelas ini.

"Huhhh selesai." ujar Viani sambil menutup buku yg sedari tadi ditangannya.

Ia melirik kesamping, terlihat wajah Ratna tertekuk dengan pandangan lurus kedepan. Viani memasukkan kembali buku novel itu kedalam tas punggungnya.

Lalu berdehem sejenak mencoba mengalihkan perhatian Ratna yg masih menatap kedepan.

"Ehem, kenapa tuh muka udah kayak ketek onta aja." ejek Viani menahan tawa.

Benar, Ratna langsung menghadap ke arah Viani, Ia mencubit lengan Viani dengan cukup kuat sehingga Viani meringis sakit merasa sengitan itu.

"Apaan lo nyamain gue sama ketek onta, kurang kerjaan banget."

Viani masih mengelus-elus tangan kirinya yg terasa perih akibat cubitan Ratna. Niatnya cuma bercanda namun malah dirinya yg jadi korban. Sungguh Ratna teman terganas di tahun masehi.

"Yee gue cuma canda doang kali, soalnya muka lo kusut gitu."

"Ya bilang dong kalo gitu, jangan nyamain gue segala. Gue tuntut baru tau rasa lo."

Do You Miss Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang